Selasa, 30 Juni 2020

Mommy & Me Premium Baby Spa untuk Kado Kehamilan Sahabatku

Tidak harus menunggu lahiran untuk memberi kado atas kebahagiaan teman yang tengah hamil. Kenapa tidak sedari hamil? Kado nggak hanya untuk bayi kan, sang ibu juga mau banget dikasih kado.

Ketika saya tawarkan, maukah kuajak ke Mommy & Me Premium Baby Spa Bogor, Dewi langsung mau. Saat ini Dewi lagi hamil 7 bulan. Lagi berat-beratnya menggendong perut ya bu?

Kami ke Mommy & Me Premium Baby Spa di Yasmin Point, jalan Abdullah Bin Nuh, Bogor. Lokasinya dekat Rumah Sakit Hermina, jadi bagi ibu hamil yang kontrol ke Hermina bisa sekalian mampir Mommy & Me Premium Baby Spa. Sejak dua hari sebelumnya saya sudah booking tempat.

Suasana hangat dan fun langsung terasa. Ruangan disetting dengan warna putih dan ornamen ceria. Banyak hiasan lucu dan mainan di dinding dan rak-rak hias.

Ada dua terapist melayani kami. Mereka adalah terapist yang telah bersertifikat. Dewi diminta mengisi riwayat kesehatan sebelum perawatan dimulai agar terapist tahu jika ada alergi atau perlakuan khusus lainnya.  Beberapa saat Dewi memilih paket yang diinginkannya.  Akhirnya pilihan pada Body Scrub + Massage Heavenly + Face Terapy + Mask with Serum.

Selamat menikmati ya Bumil :)

Pijatan untuk ibu hamil dilakukan dengan posisi miring, atau perut diganjal bantal. Pijatan dilakukan secara berirama, lembut dan diintensifkan pada bagian tubuh yang menerima beban paling berat misalnya pundak, punggung dan tungkai.

Receptionist
Hiasan sekaligus aroma terapi di kamar

Kemudian Dewi dipersilakan ke kamar yang di dominasi warna putih dan kombinasi aksen biru dan pink. Netral ya.. Bumil kira-kira bayinya laki-laki atau perempuan nih?

Treatment dimulai dengan berendam. Kemudian Dewi dipersilakan mengenakan "kostum" massage. Dalam satu jam ke depan bumil dipijit. Relaks banget, sampai tertidur.

Kalau menurut Dewi, terapistnya hati-hati banget pas mengusap perut. Bukan memijit, hanya usapan lembut aja. Tapi efeknya relaks. Paling enak adalah pijitan bagian punggung. Ya, itulah beban ibu-ibu pada umumnya, punggung pegal! Apalagi pas hamil, punggung lebih lelah karena harus membusungkan perut sepanjang hari. Otot-otot tertarik ke perut.

Duh enaknya ya bumil, saya juga jadi pengen. Bisa meluruskan punggung aja seneng ya minta ampun, apalagi dipijit yaaa..

Suasana kamar untuk treatment mommy
kemben dan disposable pants, kostume pijat :)

Setelah pijit selesai, lanjut ke perawatan wajah. Terdiri dari massage wajah dan masker. Untuk semua perawatan itu, Mommy & Me Premium Baby Spa menggunakan ramuan dan oil organic yang aman untuk ibu hamil.  Aromanya natural banget.

Toner dan minyak terapi yang aman

Dari yang saya baca di situs Ayahbunda, pijit untuk ibu hamil dapat membantu melancarkan peredaran darah, menyeimbangkan hormon, mengurangi hormon stress, membuat relaks, merangsang produksi ASI, dan mencegah pembengkakan kaki, terutama pada trimester 3. Sedangkan spa membuat ibu merasa segar dan relaks.  Nah, kalau ibunya segar, bayinya juga ikut merasakan manfaatnya.

Total lamanya perawatan sekitar 2 jam. Saya nggak pijit, next time aja. Kebetulan lagi banyak kerjaan, jadi sambil nungguin Dewi perawatan, saya duduk santai di ruang tengah yang nyaman. Bagi yang ingin nonton film tersedia banyak pilihan film anak-anak. Kebanyakan dari Disney.

Oiya, ada jugs kolam air untuk baby berenang, tentunya dengan suhu air yang kehangatannya sudah disesuaikan dan pelampung. So, nanti kalau Dewi udah lahiran, ajak babynya ke sini ya. Bisa kok sedari usia 0-1 bulan (hanya baru boleh massage) dan setelah minimal berat badan bayi 5 kg pada usia 2 bulan ke atas bayi sudah boleh menjalani therapy berenang s/d max. usia 12 bulan.  Sekalian aja ibunya dipijat pasca lahiran.  Kadonya dari suami tercinta.

Gimana Bumil? Senang dan segar kan habis perawatan total. Sehat-sehat ya ibu dan baby. *hug*

Bumil tampak ceria

silakan berkunjung ke Webnya : www.themommynme.com

add Facebooknya : Mommynme Babyspa (Head Office / Pusat)

follow Twitternya : @mommynmebabyspa

Referensi :

http://www.ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-kesehatan/pijat-ibu-hamil

http://www.ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-kesehatan/menikmati-spa-saat-hamil

Grand New Veloz dan Gaya Hidup Urban

Sudah 19 tahun saya tinggal di Bogor, kota di mana pada malam hari jumlah penduduknya meningkat. Mereka adalah para pekerja ibu kota yang pada malam hari memilih pulang dan istirahat Bogor. Baru pada akhir pekan bisa kumpul keluarga dan bersenang-senang.  Itulah salah satu karakteristik masyarakat urban di sekitaran Jakarta.  Dan suami saya salah satu pelakonnya.

Bagi kami, mobil adalah kebutuhan penting, nyaris wajib.  Tahun lalu kami membeli mobil All New Avanza warna biru dengan cara mencicil. Faktor kegunaanlah yang membuat kami menjatuhkan pilihan pada Avanza. Dengan budget yang sedang-sedang saja, kami tidak ingin bertaruh ratusan juta untuk mobil yang belum teruji secara massal. Maka pilihan mobil "sejuta umat" Avanza kami rasa sangat tepat. Ini bukan soal beli baju yang kalau nggak cocok bisa dikasihkan orang dan beli lagi. Ini beli mobil,lho! Cari yang paling banyak dipakai orang. Soal gaya kriteria nomor dua. Namun nyatanya Avanza sudah sangat merepresentasikancitycaryangstylish kok. Kalau nggak keren, mana bisa memikat hati banyak orang. Iyakan?

Satu bulan yang lalu adalah jadwal rùtin cek mobil di Auto 2000. Sambil menunggu Avanza diservice, saya mampir ke showroom. Eh, ternyata ada yang baru. Toyota meluncurkan Grand New Avanza dan Grand New Veloz.  Yang sangat menarik perhatian saya adalah Grand New Veloz warna merah. Wuuih, warna merahnya segar dan elegan. Eksterior dan interiornya juga sangat stylish. Grand New Veloz memang mobil dengan exterior dan interior stylish dan trendy lifestyle

Menyesal kadung beli Avanza yang lama? Enggak dong, karena Avanza  terbukti tangguh dan irit. Dan kalaupun nanti ingin ganti Grand New Veloz, Avanza kami pasti masih laku dengan harga tinggi. Lagipula, kalau masih ada space garasi, kenapa tidak punya 2 mobil?

Arti mobil bagi Masyarakat Urban.

Mungkin kami mewakili sebagian masyarakat city. Bermobil bagi keseharian kami adalah untuk antar jemput sekolah, ke kantor, belanja dan keliling kota di akhir pekan. Setahun sekali mudik dengan banyak barang bawaan. Karena itu kriteria mobil keluarga harus mengakomodir hal-hal berikut:

  • Bagi keluarga yang sering kemana-mana bersama-sama seperti kami, mobil menjadi kebutuhan semi wajib agar semua bisa terangkut. Keluarga muda rata-rata beranggotakan 4-5 orang. Kadang-kadang bertambah personel kalau ada saudara atau teman yang ikut serta. Jadi idealnya, pilih mobil berkapasitas 7-8 orang.
  • Mobil sebagai kendaraan yang cepat dan aman. Motor memang cepat, tapi apakah aman? Sementara kendaraan umum masih suka ngetem, dan untuk trayek tertentu terpaksa harus berganti-ganti kendaraan umum. Kalau kendaraan umum itu jenis roda empat sama saja akan ikut dalam antrian kemacetan jalan raya.
  • Bagi yang "hidupnya di jalan", misalnya sering berkunjung dari satu kantor ke kantor lain atau menginap diluar kota, serta akrab dengan kemacetan, mobil akan menjadi rumah kedua. Kenyamanan kursi menjadi faktor penting, baik untuk pengemudi maupun penumpang.  Barang-barang kebutuhan pribadi penting untuk selalu tersedia di mobil. Dari baju, alat ibadah, obat-obatan, hingga makanan. Kalau perlu, sediakan selalu koper di bagasi untuk keperluan pribadi. Itu artinya space bagasi harus cukup luas.
  • Bagi pengguna mobil secara intensif, sehari bisa puluhan hingga ratusan kilometer, angka penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sangat diperhitungkan. Karena kalau diakumulasi selama sebulan, biaya pembelian bensin bisa menakjubkan. Selain faktor ekonomi, hemat BBM juga membantu upaya menjaga lingkungan.
  • Pada lingkungan kota yang padat, city car ideal adalah yang tidak terlalu besar, namun masih nyaman bagi penumpangnya. Mau parkir gampang. Mau nyelip-nyelip di jalan juga gampang bermanuver.
  • Karakter sebagian urban kelas menengah perpaduan antarandeso tapi sok kota (seperti saya ini,  hahaha) ingin segala sesuatunya dibeli dengan harga murah tapi gaya. Sekali waktu ingin bisa nongkrong di cafe lalu upload di media sosial, tapi kenyataannya hanya sanggup sebulan sekali dengan penghematan di pos lain. Kalau datang ke kondangan pernikahan ingin mobil kinclong, gaya dan mewah. Pengen beli mobil keren tapi nggak mau yang second. Tapi ya harus kembali sadar pada pendapatan. Jangan sampai dapur berhenti mengepul demi beli mobil mahal.  Lagian sebagai pasangan Swasta - PNS sudah bisa ditebak kok dilevel mana penghasilan kami. Jadi pilihlah mobil harga sesuai pendapatan, cicilan mudah, performa bagus, servis gampang, dan tetap stylish.

---> Dengan berbagai kriteria tersebut, Grand New Veloz tampaknya adalah jodoh yang tepat.

Perubahan Avanza/Veloz menjadi Grand New Avanza/Veloz bukan sekedar ganti nama. Perubahan eksterior adalah pada kap mesin, bemper depan, headlamp dan panel body depan. Bentuk lampu depan Grand New Avanza/Veloz juga lebih pipih. Pada bagian belakang perubahan adalah pada bentuk lampu.

Grand New Veloz adalah varian tertinggi dari Avanza. Perbedaan desain Veloz dengan Avanza adalah pada arah bentuk grill trapesium pada bemper. Grand New Veloz grill trapesium bagian bawah melebar, kebalikan dari Avanza. Bentuk grill ini membuat Grand New Veloz berkesan kokoh dan sporty.  Nggak salah kalau dikatakan sebagai mobil untuk keluarga stylish.

Bagian interior Grand New Veloz didominasi warna hitam sehingga berkesan gagah dan elegan. Audio Systemnya telah dilengkapi LCD 6,1 inchi, touchscreen CD, DVD, AM/FM, USB, AUX, Bluetooth dan Ipod. Kontrol audio bisa dilakukan dari stir. Pada bangku baris ketiga  sudah terbelah baik pada masing-masing sandaran maupun dudukan sehingga lebih mudah diatur sesuai kebutuhan space.

Grand New Veloz  mengadopsi mesin berteknologi Dual VVT-i dengan kekuatan 1300cc dan 1500cc untuk performa lebih baik. Teknologi dual VVTi mampu bekerja efisien dengan menggabungkan antara intake dan exhaust sehingga pengisian ruang bakar maksimal dan hemat bahan bakar. Ini menjawab kebutuhan masyarakat urban akan mobil hemat energi dan ramah lingkungan. Pada dashboard telah dilengkapi Ecolamp Indicator, yaitu lampu indikator yang terintegrasi pada panel speedometer untuk menunjukkan tingkat efisiensi berkendara.

Dengan mobil yang irit bahan bakar, sebaiknya menggunakan BBM non subsidi dan berkualitas. Pilih BBM dengan kadar oktan lebih tinggi  sehingga menghasilkan pembakaran optimal. Jenis BBM yang bersih juga membuat mesin kendaraan mudah awet.

Mobil fashionable harus didukung perilaku tertib lalu lintas. Mobil keren bukan untuk sombong dan ugal-ugalan, malu ah sama mobil :) Patuhi kecepatan maksimal di jalan. Jaga keselamatan diri, keluarga dan pengguna jalan lain. Sadar nggak sih, kalau foremost serobot dan nggak sabar antrian membuat jalan semakin macet? Dengan tertib lalu lintas, kemacetan akan berkurang.

Grand New Veloz meningkatkan kualitas berkendara masyarakat urban dengan memahami gaya hidupnya.

Tulisan ini menjadi finalis lomba weblog Toyota Avanza-Veloz 2015.

otomotif

CitraRaya Tangerang, Di Mana Keluarga Bertumbuh

Sebenarnya untuk siapa sih seseorang membeli rumah?

Jawabannya bisa beraneka. Jika pertanyaan itu ditujukan kepada saya, "Rumah adalah tempat keluarga bertumbuh, jadi rumah adalah untuk seluruh anggota keluarga. Terlebih difokuskan kepada mereka yang sedang bertumbuh, yaitu anak-anak"

Ya, karena anak-anak yang akan melanjutkan kisah keluarga. Kisah seperti apa yang akan terukir, tergantung rumah sebagai lingkungan utamanya.

Rumah yang nyaman dipengaruhi 2 faktor penting, yaitu faktor fisik dan non secular. Faktor fisik mengacu pada kondisi kenyamanan rumah, bersih, sehat, lokasi yang strategis dan kebutuhan yang terpenuhi. Faktor spiritual adalah suasana nyaman yang dibangun oleh interaksi keluarga.

Bicara tentang rumah nyaman, Citraraya adalah perumahan idaman di Tangerang. Ketika saya berselancar di internet tentang rumah nyaman, pencarian berujung pada www.citraraya.com . Dari situlah saya melihat bagaimana Ciputra group pantas mendapatkan penghargaan  bergengsi “Top Ten Developers 2015″ versi BCI Asia Awards. Penghargaan ini diberikan pada Grup Ciputra atas kontribusi positif dalam dunia properti Indonesia. Ciputra group tidak hanya membangun bangunan megah, tetapi juga memberikan makna pada kehidupan sekitarnya.

 (www.citraraya.com)
Berikut beberapa keunggulan Citraraya Tangerang:

Lokasi strategis.

CitraRaya Tangerang dikembangkan diatas lahan 2.760 hektar sejak tahun 1994. Kini CitraRaya berkembang sebagai pusat bisnis local yang kuat di kawasan Tangerang.

Tangerang adalah kota yang berkembang pesat. Posisi Tangerang sangat strategis karena dekat dengan ibukota dan melingkupi Bandara International Sukarno Hatta, serta pelabuhan laut Merak.

Fasilitas lengkap.

Jarak dengan sekolah dan pusat kesehatan adalah pertimbangan penting memilih rumah. Selain sekolah formal, anak-anak perlu tempat belajar non formal, les bahasa, les olahraga, seni dan sebagainya. Di kawasan CitraRaya telah hadir ratusan fasilitas pendidikan, kesehatan, pertokoan, galeri, pusat aktivitas olahraga dan seni. Rumah ibadah juga ada, selain beribadah juga menjadi tempat keluarga belajar agama.

Berbagai tenant ternama seperti Ace Hardware dan Informa, Giant, dan Superindo sudah ada di sana. Juga berbagai resto ternama seperti Gubug Makan Mang Engking, KFC, Pizza Hutt, Mc Donald?S, Rice Bowl, Solaria, Bakso Lapangan Tembak Senayan, Hoka Bento, Warung Tekko dan banyak lagi.

CitraRaya telah memiliki armada transportasi sendiri. Warga dapat naik dari gerbang perumahan menuju trayek Jakarta, Tangerang hingga Bandung.

Foto dari www.Citraraya.Com

Lokasi nyaman, aman  dan eco friendly.

Tahun 2011 CitraRaya meluncurkan application EcoCulture sebagai bentuk komitmen mengedepankan konsep kota yang berkesinambungan.

Kini, di CitraRaya telah berdiri lebih dari 42 cluster perumahan dan 1.800 unit komersial, dengan jumlah penduduk yang melebihi 60.000 kepala keluarga. Para warga ini terbiasa bersikap ramah lingkungan. Mereka terkondisi dari "green  community" baik di kawasan niaga, sekolah, tempat ibadah dan pusat layanan kesehatan dengan konsep bangunan berwawasan lingkungan. Pepohonan hijau sengaja diperbanyak melingkupi perumahan. Begitupun jalur untuk biker dan pedestrian disediakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

Garden Ville (www.citraraya.com)
Beragam rumah idaman tersedia lengkap diberbagai cluster. Baru-baru ini perkenalkan kawasan residensial baru GardenVille seluas 20 hektar. Kawasan ini akan menjadi ikon CitraRaya.  Sistem cluster ini membuat lingkungan rumah aman bagi penghuninya. Lingkungan yang aman tentunya aman bagi tumbuh kembang anak-anak. Mereka bisa bermain di kompleks dengan rasa aman, jalan yang aman dan pergaulan yang terkontrol.

Dekat tempat wisata.

Family time semakin pendek dan langka di technology yang serba sibuk ini. Baik orangtua maupun anak masing-masing sibuk. Ditambah lalu lintas yang kian padat dan macet. Sementara, akhir pekan adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk rekreasi keluarga.

Solusinya adalah dengan mencari tempat rekreasi di sekitar rumah sehingga hemat waktu, hemat energi dan hemat biaya. Toh esensi dari rekreasi keluarga adalah kebersamaan.

foto dari facebook CitraRaya
Di CitraRaya Tangerang, keluarga akan lebih sering melakukan rekreasi karena perumahan ini memiliki fasilitas taman kota yang luas, klub keluarga, waterpark dan themepark. Wisata kuliner juga dekat, yaitu di Ciffest (CitraRaya Food Festival ) yang merupakan sentra kuliner lengkap, dari restoran hingga mardigrass plus hiburan live music. CitraRaya kini menjadi  kawasan wisata Tangerang.

Foto dar facebook CitraRaya
Rumah untuk bertumbuh.

Keluarga adalah rumah. Dan sebuah keluarga butuh rumah yang nyaman, yang bisa mengakomodir sebanyak mungkin keperluan keluarga. Bahkan ketika muncul dilema, misalnya lokasi kerja sang ayah yang jauh, tak sedikit para ayah lebih memilih perjalanan jauh atau berpindah kerja. Yang penting rumah bisa memenuhi kebutuhan keluarga, terutama anak-anak. Tapi dilema itu hanya pengandaian saja. Kenyataannya, di kota bisnis Tangerang, lapangan pekerjaan relatif lebih banyak.

Dan Citraraya adalah rumah nyaman yang tepat untuk sebuah keluarga bertumbuh. Mengukir kisah bermakna untuk masa depan.

Senin, 29 Juni 2020

Janji Ibu Digital: lnternet Cepat untuk Waktu Keluarga Lebih Banyak #GoForIt

Saya ibu digital yang selalu mengeluhkan sempitnya waktu.

Seringkali melakukan janji, andai punya waktu lebih, akan melakukan banyak hal untuk keluarga.

Janji loh ya, janji....

Akar permasalahan saya adalah banyaknya rutinitas sehari-hari. Dan setelah saya telaah, yang lebih banyak adalah aktifitas virtual. Waktu yang saya habiskan dengan phone tidak terukur secara pasti. Hm, tidak terukur atau saking overdosis?

Saya tidak sendiri. Menurut records yang dilansir TheAsianParents, ibu digital di Indonesia mempunyai gaya hidup seperti gambar di bawah ini.

Sejak bangun pagi, tangan saya sudah mencari-cari smartphone untuk cek email atau pesan lainnya. Sarapan surat kabar pun, saya menggunakan smartphone. Kemudian lanjut sepanjang hari dalam aktivitas on-the-go, karena saya adalah ibu bekerja, antara urusan pekerjaan hingga berbelanja online, browsing resep makan malam keluarga, mencari ide-ide pesta ulang tahun, memeriksa email, mengelola blog, menonton video tutorial hijab. Serta masih disela dengan kebutuhan rekreasi, misalnya dengan selfie dan post ke media sosial.   Saya juga berinteraksi dengan sahabat, blogger hingga agensi brand, mengatur jadwal harian dan rencana-rencana. Yang kesemuanya itu sampai pada kesimpulan bahwa rutinitas saya sebagai ibu banyak dilakukan secara online.

Banyak sumber yang menyatakan bahwa dari hasil survei tentang perilaku digital, para ibu menghabiskan waktu yang cukup besar untuk online.  Mereka percaya bahwa informasi online sangat membantu aktivitas mereka sebagai ibu. Para Ibu menghabiskan 4,1 jam per hari untuk online dibandingkan dengan 2,8 jam menonton TV. 39% ibu merasa online adalah bentuk me time yang menenangkan. Sedangkan di socialmediatoday.com menyebutkan ibu menghabiskan 6,1 jam per hari rata-rata pada smartphone mereka.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tanpa menyebutkan kelompok pengguna, menyimpulkan bahwa 84% pengguna internet Indonesia mengakses net setiap hari dan 37,7 % menggunakan selama 1-3 jam sehari. Paling lama penggunaan hingga nine jam per hari sebanyak 6,1%. Nah, kira-kira saya ada di kelompok mana nih?

Sumber dari sini

Saya perkirakan, waktu on line saya sekitar 6 jam setiap harinya. Tidak berlangsung terus menerus memang, namun karena menggunakan phone, saya bisa melakukannya sambil melakukan beberapa aktifitas sekaligus. Sudah berusaha multitasking, namun waktu rasanya tidak pernah cukup.

Banyak yang mengatakan bahwa dampak perilaku ibu digital adalah berkurangnya waktu berinteraksi dengan keluarga.  Saya akui, semakin kesini semakin banyak waktu untuk bekerja online. Waktu online ini lebih lama apabila saya harus mengunggah lampiran atau foto, membaca laman yang besar. Kelancaran jaringan internet menjadi penentu waktu kerja online dalam satu hari.

Bisakah jaringan 4G LTE membantu memenuhi janji saya?

Sebagai pengguna internet, kecepatan koneksi, insurance area, stabilitas koneksi dan harga yang murah menjadi penentu dalam memilih provider. Dalam aktivitas unggah dan unduh materi, temper saya tergantung dari kelancaran akses internetnya. Yang bikin kesal kalau di tengah proses unggah/unduh internet putus karena koneksi tidak stabil.

Dalam kunjungan saya ke counter Smartfren di Botani Square, saya sudah mencoba lancarnya berinternet pada jaringan Smartfren 4G LTE Advance.

Smartfren merupakan operator selular 4G LTE Advanced yang memungkinkan pelanggan dapat menikmati layanan 4G LTE lebih optimal dengan cakupan wilayah yang luas (FDD/Frequency Division Duplex).  Kapasitas bandwidth (TDD/Time Division Duplex) yang disediakan jauh lebih besar dibandingkan operator lain, menjadikan layanan Smartfren 4G LTE Advanced lebih cepat dan lebih stabil.

4G LTE sendiri adalah generasi ke-four dari teknologi komunikasi cell internet. Smartfren menghadirkan teknologi 4G LTE Advanced dengan jangkauan luas, koneksi mobile-internet lebih cepat dan lebih stabil di Indonesia.

Saya mengukur kecepatannya dengan aplikasi Ookla speedtest. Dalam mal Botani square yang notabene jaringan lain kehilangan sinyal,  Smartfren 4G LTE menunjukkan kecepatan download dan upload seperti di bawah ini. Lalu saya membandingkan dengan aplikasi yang sama untuk operator yang saya gunakan saat ini. Kecepatan download dan uploadnya kurang lebih setengah dari smartfren 4G LTE.

Saya mencoba membuka-buka laman weblog saya sendiri. Setiap klik laman segera tertampil hanya dalam sepersekian detik. Untuk membuktikan kelancaran Smartfren 4G LTE saya juga memutar youtube. Lancar, bebas hambatan.

Membuka blog dengan Smartfren 4G LTE

Smarfren 4G LTE dapat menghemat waktu on-line para ibu digital.

Dengan waktu down load dan add lebih cepat, rutinitas on line akan lebih efisien waktu. Bayangkan jika waktu demi waktu yang terkumpul bisa digunakan untuk memperbanyak waktu interaksi bersama keluarga.

Kira-kira bisa hemat waktu berapa lama? Hmm, belum ada angka pastinya. Kecepatan 4G LTE pada perangkat bisa berbeda di beberapa lokasi. Begitupun berapa besaran kuota yang saya unggah maupun unduh sangat bervariatif. Di antara aktifitas internet harian, tidak selalu unggah/ unduh/streaming. Ada waktu jeda untuk membaca, mengetik, foto, dan editing. Tapi dengan kesanggupan Smartfren 4G LTE Advance untuk koneksi internet cepat, tentunya waktu pekerjaan on line dapat dihemat.

Waktu yang bisa dihemat ini ada kemungkinan akan saya gunakan untuk melakukan pekerjaan internet tambahan, atau memilih menggunakannya untuk own family time. Tergantung pada pilihan (dan godaan untuk online).

Sekali lagi mari mengingat janji,  internet cepat bukan melulu soal banyak-banyakan pekerjaan lagi dan lagi. Melainkan juga tentang bagaimana esensi menghargai waktu yang terbatas karena waktu sangat berharga. Dan jika internet cepat mampu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat pula, maka janji ibu digital harus dipenuhi. Janji untuk lebih banyak waktu berinteraksi dengan keluarga.

Tulisan ini menjadi juara 1 Lomba Blogdetik #Goforit bersama Smartfren 4G LTE

Menyikapi “Gado-gado” Karakter Anak

Berjarak 5 tahun tidak menghindarkan kakak-adik Cinta-Asa dari perselisihan dan pertengkaran. Ribut khas anak-anak ini mewarnai hari-hari saya sebagai ibu mereka. Perselisihan itu berawal dari beda karakter, beda keinginan, beda pemahaman., beda umur dan beda jenis kelamin. Jadi banyak faktor pembeda antara keduanya.

Memahami Perbedaan.

Si Kakak Cinta (sekarang 10 tahun) adalah seorang gadis berkarakter lembut, namun mempunyai keinginan kuat. Suaranya pelan. Dia suka membantu saya melakukan pekerjaan rumah. Seingat saya, di usianya 4 tahun Cinta sudah sangat mandiri, bisa makan dan mandi sendiri. Saat ini Cinta sudah terbiasa menyiapkan kebutuhan sekolahnya sendiri. Hobinya membuat eksperimen yang dipelajarinya dari video-video sains di youtube. Mata pelajaran favoritnya adalah IPA. Saya tengah mencoba memahami bahwa Cinta agak kesulitan dalam pelajaran berhitung.

Sedangkan si Adik Asa (sekarang 5 tahun) adalah seorang anak laki-laki periang dan bersuara kencang. Energinya sangat besar, termasuk energi untuk terus berbicara tiada henti di manapun dan kapanpun. Asa suka membantu saya juga, tapi dia juga sering minta “bantuan” alias belum mandiri. Yang saya lihat dari Asa saat ini adalah dia bersifat perfeksionis. Kalau salah dalam menggambar atau menulis dia akan kesal. Kalau melihat benda berserakan dia akan segera merapikannya. Begitupun kalau melihat ketidakwajaran sikap saya ataupun suami, secara spontan Asa akan berkomentar.

Pengalaman lima tahun pertama menjadi ibu saya terbiasa mengasuh dan mendidik anak mengikuti pola karakter Cinta. Saya tidak perlu berulang kali mengulang perintah karena Cinta akan menurut. Apakah ini karakter anak perempuan? Atau karakter anak pertama? Hm, mungkin saling mempengaruhi ya. Karena ketika saya bandingkan dengan anak teman (dengan tujuan sekedar ingin tahu), tidak semua anak perempuan dan tidak semua anak pertama berkarakter seperti Cinta. Dari sini saya sudah berkesimpulan bahwa setiap anak itu unik. Tidak ada karakter yang negatif. Pendiam bukan berarti sifat negatif. Begitupun aktif, banyak bersuara dan banyak bergerak.

Memenuhi kebutuhan.

Ketika saya sudah mulai memahami perbedaan anak, saya berusaha memenuhi kebutuhan sesuai karakternya. Cinta yang pendiam membutuhkan ruang privasi lebih banyak. Saya menghargai privasinya, dengan harapan dia justru akan lebih terbuka jika tidak merasa dimata-matai. Misalnya dalam hal mempercayakan penggunaan smartphone. Rambu-rambu berinternet sehat saya sampaikan padanya, namun saya tidak mengintip-intip aktifitas si pra remaja ini. Namun sesekali waktu saya berbicara empat mata dengannya, mencoba menyelami bagaimana suasana hatinya dan bagaimana kabar teman-temannya. Sedangkan untuk Asa si periang yang gemar bertanya ini itu, saya mendampinginya membaca buku atau melihat youtube tentang tata surya, hal yang sangat ingin diketahuinya.

Di atas tadi adalah sebagian kecil dari kebutuhan yang berbeda dari masing-masing anak. Masih banyak perbedaan kebutuhan lainnya, antara lain dalam hal selera makan, berpakaian, mainan, keingintahuan, hobi, suasana favorit, dan lain-lain.

Menyesuaikan cara berkomunikasi.

Setelah kehadiran Asa, saya butuh adaptasi pola pengasuhan. Terutama dalam sikap penyampaian nasehat atau memberitahu hal apapun. Asa tidak mudah menerima apa yang saya perintahkan. Asa lebih banyak bertanya, banyak beralasan dan tidak mudah menurut. Saya tidak kecewa , karena saya sadari bahwa sikapnya itu adalah bagian dari karakter “laki-laki”nya. Semakin saya berbicara keras, semakin keras pula perlawanannya. Jadi percuma berbicara keras. Salah satu jalan adalah dengan berbicara lembut, menyiapkan 1001 jawaban jika Asa bertanya hingga akhirnya dia menerima perintah atau nasehat.

Hal paling sulit adalah ketika saya disadarkan bahwa tidak boleh membanding-bandingkan karakter dan kemampuan antara keduanya. Sesekali terlontar juga kalimat perbandingan “Lihat tuh Dik Asa, kakak menurut kalau dibilangin”. Kemudian saya ganti dengan kalimat “Adik Asa nanti jadi anak pintar dan menurut pada orangtua ya, seperti Kakak”.

Menghindari Pelabelan.

Pelabelan membuat anak merasa label itu adalah karakternya sepanjang masa. Hal ini harus dihindari. Sebisa mungkin saya mengurangi pelabelan anak secara verbal (didengar langsung oleh anak) dan berusaha sekali membersihkan benak saya sendiri dari pelabelan. Jujur, pelabelan bahwa si A begini dan si B begitu sangat sulit saya hindarkan dalam pikiran saya, bahkan sesekali masih jadi obrolan bisik-bisik antara saya dan suami. Setidaknya, anak tidak mendengar pelabelan ini sehingga tidak memberikan sugesti negative pada dirinya sendiri.

Berkolaborasi dengan Suami.

Saya ingin karakter anak-anak terbentuk dengan lengkap. Ada sosok ibu, ada sosok ayah. Mereka akan memahami bahwa ibu berbeda dengan ayah. Interaksi anak-anak dengan saya berbeda ketika mereka bermain dengan sang ayah. Walaupun tampaknya anak-anak lebih suka bermain dengan ayah (karena ayah itu seru), saya tidak perlu merasa cemburu. Karena saya yakin, mereka juga mencintai saya.

Kehadiran suami juga saya perlukan disaat saya emosi. Begitupun sebaliknya. Jika salah satu dari kami emosi karena menghadapi situasi dimana anak-anak tengah menguji kesabaran, sang pasangan mengalihkan dan mendinginkan suasana. Bukan berarti membela anak-anak, jika mereka salah maka tetap harus diberitahu bahwa sikapnya salah. Mendinginkan suasana diperlukan agar persoalan tidak merembet kemana-mana, orang tua yang tengah emosi bisa menenangkn diri, dan anak tidak mengalami trauma.

Mengingatkan persaudaraan.

Seribut-ributnya anak-anak berselisih, saya tidak ingin memihak pada salah satunya. Dalam perselisihan saya berusaha bersikap kalem, menanyakan duduk persoalan yang sebenarnya dan menjelaskan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Jika saya lihat situasi relatif “aman” saya biarkan mereka menyelesaikan perselisihan sendiri. “Ibu tidak mau ikut campur ya, kalian bersaudara, jadi harus diselesaikan masalahnya. Jangan berantem saja” kata saya.

Satu hal yang selalu saya ulang-ulang disetiap perselisihan mereka adalah bahwa mereka bersaudara. Siapa lagi yang membantu kesulitan satu sama lain kalau bukan saudara. Jadi harus saling menyayangi dan rukun kembali. Rasul pun mengingatkan kita umatnya bahwa sesama muslim harus menjaga ukhuwah, dan tidak boleh berseteru lebih dari 3 hari.

Di sisi lain, saya tahu, perselisihan kakak adik ini akan berkurang seiring kedewasaan mereka. Dan perbedaan ini adalah proses pembelajaran untuk memahami satu sama lain. Baik untuk anak-anak, maupun untuk kami sebagai orangtua.

Mengenal Perpustakaan Cinta Baca

26 September 2015, saya ke perpustakaan Cinta Baca di jalan Bogor Baru, Bogor. Ke sini sebenarnya dalam rangka menghadiri Kelas Bogor, acara bulanan Blogger Bogor. Daya pikat kedua adalah janjian kopdar sama teman-teman dari grup WA Asinan Blogger.

Tema Kelas Bogor kali ini adalah "Membukukan Blog", dibawakan oleh narasumber Pak Adi WKF. Beliau adalah blogger yang telah membukukan sebagian tulisannya di blog. Ehm, sama dong kita Pak...Saya juga sudah membukukan weblog dengan judul Mommylicious,hehehe..

Dalam diskusi banyak ditanyakan mengenai hak post tuliaan di blog. Sebagian penerbit tidak mau tulisan yang sudah diblog lantas dibukukan. Tapi ada juga penerbit yang menganggap hal tersebut tidak masalah. Pembaca weblog belum tentu sama dengan pembaca buku, demikian alasannya.

Btw, baru kali ini saya ke perpustakaan Cinta Baca. Padahal saya sering lewat situ. Perpustakaan Cinta Baca ada di beberapa kota, salah satunya di Bogor. Awalnya menyediakan bacaan segala usia, dalam perkembangannya difokuskan untuk bacaan anak dan remaja. Programnya salah satunya adalah gerakan berbagi buku untuk anak-anak di daerah terpencil.

Ruang baca yang nyaman
Asinan Blogger di Kelas Bogornya Blogger Bogor *panjang*
Ramai sesaat oleh kehadiran kami
Ruang baca lesehan
Dalam kesempatan ini Kelas Bogor juga mengumumkan pemenang tulisan lomba blog tentang E commerce dari kelas bulan sebelumnya. Alhamdulillah..saya menang, bersama Afifah yang menang talenan dan mba Winny yang menang buku.

Minggu, 28 Juni 2020

Ini Dia Cerita Piknik Terbaik

Setelah menimbang dari 228 karya yang masuk, inilah cerita-cerita piknik terbaik.

Penilaian berdasarkan keunikan ide, alur cerita, dan hikmah dibalik piknik.

Pemenang Voucer menginap

  • http://dyahpratitasari.blogspot.co.id/2015/10/merencanakan-piknik-merayakan-cinta.html
  • https://itsmearni.wordpress.com/2015/10/01/saat-liburan-saatnya-melompat/
  • http://margeraye.blogdetik.com/2015/10/05/hiking-dan-makan-siang-di-kebun-jagung
  • http://www.korneliusginting.web.id/2015/10/seharian-keliling-bandung-lelah-tapi.html

Pemenang uang tunai Rp. Three hundred.000 dan boneka horta

  • http://richamiskiyya.blogspot.co.id/2015/10/obat-patah-hati-itu-bernama-piknik.html
  • http://www.rizkaalyna.com/2015/10/yuk-piknik-mengejar-kereta-api.html
  • https://storyofjho.wordpress.com/2015/09/18/ngetrip-biar-hidup-lebih-maximal/
  • http://www.nurulhabeeba.com/2015/09/lega-bisa-bertukar-kisah-hanya-dengan.html

Pemenang Merchandise dari Padjadjaran Suite

  • https://evrinasp.wordpress.com/2015/09/27/kisah-penyuluh-galau-yang-butuh-piknik/
  • http://www.julianadewi.com/2015/10/piknik-ala-biker-dan-boncenger.html
  • https://aymiranti.wordpress.com/2015/09/29/lets-piknik-and-make-a-life/
  • http://www.meanwhileunme.com/2015/10/solo-traveling-ketika-wajah-perlu-piknik-piknik-itu-penting.html
  • https://quiterritory.wordpress.com/2015/09/24/piknik-itu-penting-piknik-sebagai-perjalanan-hati

Pemenang Novel Cinderella dari Leyla Hana

  • http://shelianza.blogspot.co.id/2015/09/piknik-itu-penting.html
  • https://mysimple.wordpress.com/2015/10/05/hijab-yang-nyaman-di-hati/

Pemenang Sandal dari Dwina

  • http://www.elisakoraag.com/2015/10/piknik-itu-penting-banget.html
  • http://anissanovita11.blogspot.co.id/2015/10/piknik-bersama-bintang.html
  • http://www.izzawa.com/2015/09/piknik-bersama-nasi-bungkus-daun-pisang.html
  • http://ismyama.com/ibu-hamil-juga-butuh-piknik/

Pemenang Merchandise dari IPB

  • http://dekamuslim.Blogspot.Co.Identity/2015/09/latar-belakang-piknik-perang-dingin.Html

Pemenang merchandise dari Mutiah Ohorella

  • http://www.Naqiyyahsyam.Com/2015/10/piknik-yang-dirindukan-sehat-dan-hemat.Html

Pemenang Abon Jambrong Unia dari Kartina Ika Sari

  • https://catatanabifaiz.wordpress.com/2015/09/26/piknik-bersama-keluarga-itu-penting/
  • http://tetehokti.com/2015/10/01/mengejar-piknik/
  • http://fadevmother.com/saat-liburan-tidak-sesuai-harapan/
  • http://www.jalanjalankenai.com/2015/09/get-lost-in-bogor.html

Pemenang Pulsa dari EmakGaoel (Winda Kresnadefa)

  •  http://rhien-travel-writing.blogspot.co.id/2015/09/piknik-itu-menyembuhkan.html
  • http://www.jangipan.com/2015/10/menikmati-segarnya-alam-rasakan.html

Pemenang Florida Hijab dari Ety Abdoel

  • http://www.istiadzah.com/2015/10/piknik-sebagai-rasa-syukur-pada-tuhan.html
  • http://mumaken.blogspot.co.id/2015/10/cerita-piknikku-dulu-sekarang-dan-nanti.html

Selamat kepada pemenang dan terimakasih kepada seluruh peserta, sponsor dan donatur.

Hadiah akan dikirim secara bertahap ke alamat yang telah didaftarkan.

Hadiah voucher diskon dari pihak resort akan dikirimkan langsung oleh Padjadjaran suite melalui e mail. Mohon bersabar. Sekali lagi terimakasih.

Cerita Sukses Penyelenggaraan Lomba Blog #PiknikItuPenting (Bagian 1)

Rasanya sayang untuk tidak dituliskan "kesuksesan" yang satu ini.  Maafkan hati ini yang meletup-letup ingin pamer sukses. Semoga jadi catatan baik buat penyelenggaraan selanjutnya.

Tujuan penyelenggaraan.

Setiap tahunnya saya memang menyelenggarakan lomba weblog di weblog yang menginduk ke situs IPB, yaitu www.Murtiyarini.Team of workers.Ipb.Ac.Identification . Blog saya itu memang tidak seaktif weblog ini. Karena menginduk ke IPB jadi saya selektif dalam menulis.

IPB setiap tahunnya menghimbau kepada seluruh civitas akademic untuk meningkatkan traffic ke blog yang juga akan berimbas pada naiknya traffic situs IPB.  Pengukurannya menggunakan sistem Webometrik. Maaf, saya sendiri kurang paham penghitungannya. Jadi saya lakukan sejauh apa yang saya mampu dan paham untuk lakukan, yaitu menyelenggarakan lomba.

Penentuan Tema.

Dalam setiap mengadakan lomba, saya ingin tema yang diusung menarik dan bermanfaat. Menarik, agar peserta antusias menuliskannya. Dan bermanfaat, agar apa yang kita lakukan tidak sia-sia. Jadi walaupun itu tulisan untuk lomba, tapi ada manfaatnya lho :)

Tahun pertama saya memilih tema "Aku dan Pohon", sukses dengan 125 peserta. Tahun kedua saya mengambil tema "Sekolah Impian" yang sukses dengan 60 an peserta. Agak turun karena tema sedikit berat.  Dan tahun ini tema yang saya usung "Piknik itu Penting", sukses dengan sekitar 220 peserta.  Yup, saya tahu akhir-akhir ini tema liburan dan traveling sangat digemari. Kemudian saya mencoba menghubungkannya dengan sesuatu yang bermakna. Akhirnya tergiring pikiran saya ke kata "piknik". Saya teringat pada ungkapan "kurang piknik" yang sering menjadi pemicu berbagai persoalan. So, "piknik itu penting" kan?

Mencari sponsor.

Saya tidak menggandeng sponsor saat menyelenggarakan lomba yang pertama. Sedangkan lomba pada tahun kedua saya mendapatkan bantuan donasi dari penerbit, kebetulan barengan dengan terbitnya buku Mommylicious. Selebihnya hadiah dari kocek saya sendiri. Kemudian tahun ini saya mencoba mencari sponsor. Saya pikir, dengan tema "piknik" atau "liburan" akan ada sponsor yang berminat untuk diajak kerjasama.

Saya melayangkan lamaran untuk 3 sponsor sebulan sebelum lomba dimulai, yaitu sebuah restoran susu yang asyik, sebuah tempat wisata keren, dan Hotel berbintang. Semuanya ada di Bogor.  Dari ketiganya itu, yang merespon pertama adalah Hotel.  Kebetulan dua yang lain tidak memberikan respon. Jadi saya anggap tidak masalah untuk tidak menarik kembali proposal.

Oiya, inspiration yang saya kirimkan bentuknya simpel sih. Intinya penyampaian tujuan lomba dan di bawahnya saya tambahkan mekanisme serta hadiah lomba. Mirip pengumuman lomba pada umumnya. Jadi sponsor tahu kira-kira seperti apa nanti lombanya, periode pelaksanaan, hadiahnya apa, dan penjuriannya bagaimana. Saya sengaja meminimalkan aturan essential. Cukup tulis, hyperlink, proportion dan daftar.

Dalam ketentuan lomba, saya mewajibkan inbound link pada kata kunci yang diinginkan sponsor. Memang di sinilah manfaat bagi sponsor sekaligus inti tujuan sponsorship :)

Diskusi dengan sponsor.

Pihak sponsor mengajak saya bertemu untuk berdiskusi.  Dalam diskusi sponsor menyampaikan bentuk hadiah yang akan diberikan.  Memang berbeda dengan yang saya ajukan. Saya mengajukan uang, sedangkan sponsor memberikan produk. Tapi nilai hadiahnya hampir sama kok. Sponsorship bentuk produk lebih mudah dikeluarkan daripada uang, begitu jelas pihak sponsor.

Saya sempat bernegosiasi, karena semula semua hadiah dalam bentuk voucher menginap. Saya sampaikan ke sponsor, kalau semuanya dalam bentuk voucher nanti pesertanya hanya dari Jabodetabek. Solusinya, sebagian voucher diuangkan oleh lodge namun besarannya tidak setara dengan harga voucher kamar. Saya pun setuju. Ya, demi bisa menjangkau peserta secara lebih luas.

Sebagai seorang "pemburu lomba" saya paham peserta akan lebih semangat kalau jumlah pemenang banyak (walau hadiah lebih kecil) dibandingkan jumlah pemenang sedikit (dengan hadiah besar). Saya putuskan ada 8 pemenang utama.  Biar banyak yang hepi, betul?

Tetiba saat diskusi saya mencetuskan usul. Bagaimana jika seluruh peserta mendapatkan voucher diskon 50% ? Usul ini disambut baik oleh sponsor. Tidak rugi jika seluruh peserta menggunakan vouchernya? "Tidak masalah, malah kami senang," begitu kata sponsor.  Dan benar saja, sepertinya voucher diskon 50% untuk peserta menjadi daya tarik sehingga pendaftar membludak.

Oiya, seiring lomba berjalan, berdatangan donasi hadiah dari teman-teman blogger. Jumlah hadiahnya lumayan dan lucu-lucu. Makin banyak yang daftar, makin seru deh !

Kesimpulannya, pemikat peserta adalah tema yang menarik dan gampang, penyelenggaraan yang simpel dan hadiah yang banyak :)

Saya sendiri dapat apa?

Hahaha, ini adalah pertanyaan teman dekat saya. Mungkin juga pertanyaan anda-anda.

Jujur, dalam menyampaikan proposal saya tidak mencantumkan fee ataupun imbalan untuk saya pribadi. Sadar bahwa saya adalah pihak pemohon, maka terselenggaranya lomba dengan hadiah yang tidak perlu saya keluarkan dari kocek sendiri sudah sangat-sangat melampaui ekspektasi saya. (Tadinya kalaupun tidak ada sponsor, lomba tetap jalan kok).

Beda mungkin ya dengan penyelenggaraan lomba dimana blogger yang dilamar oleh sponsor, iya sewajarnya mendapatkan honor atas jerih payahnya. Tapi kasus saya beda, saya yang melamar.

Saya tetap merasa beruntung. Secara non materi saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Dari pengalaman ini saya menjadi lebih percaya diri. Ternyata ada sponsor-sponsor yang tengah menunggu colekan kita. Asalkan target yang kita tawarkan menarik, sponsorpun senang bekerjasama. Siapa tahu, ini adalah sebuah awal dari kerjasama-kerjasama berikutnya.

(Bersambung ke hyperlink ini )

Cerita Sukses Penyelenggaraan Lomba Blog #PiknikItuPenting (Penjurian)

Ini bagian yang ditunggu-tunggu kan? Setelah sebelumnya saya menulis tentang mendapatkansponsor, bagaimana mempromosikan information lomba dan demografi peserta.

Sukses lomba ini saya ukur dari jumlah banyaknya peserta. Sedangkan penjurian sifatnya sangat relatif. Bagi anda yang terbiasa dengan lomba, pasti maklum akan hal ini. Selera juri itu relatif. Tapi bukan berarti suka-suka.

Sering memenangkan hati juri membuat saya terbawa oleh selera yang mendekati para juri kebanyakan, yaitu menilai dari ide yang unik, kualitas tulisan dan teknik penyajian.

Terus terang penjurian kali ini saya deg-degan, saya harus serius menjuri dan mengurangi subyektifitas. Semua peserta harus dihargai karyanya. Fokus pada karya. Bukan pada siapa.

Seperti yang pernah terdengar santer di media sosial baru-baru ini, tentang adanya lomba yang dipertanyakan kredibilitas juri dan penyelenggara gara-gara sebagian pemenangnya adalah buzzer.

Bukan berarti buzzer nggak boleh ikut lomba dan menang. Tentu saja boleh asal bukan pada lomba di mana di situ dia dibayar.  Ingat lho, para peserta juga cerdas menilai mana karya yang layak menang dan mana karya yang biasa saja dan dimenangkan. Maka muncullah dugaan ada buzzer bayaran yang sengaja disisipkan menjadi peserta dan menang, padahal tulisannya nggak spesial. Ya begitu deh, sekedar opini publik, tetap tidak akan mengubah keputusan juri. Dugaan tetap jadi dugaan. Selesai.

Kita ambil aman saja, biasanya percuma saja kalau peserta protes.   Saya pernah mengalami kasus serupa, sebagai peserta saya pun belajar menandai, mana-mana penyelenggara dan juri yang nggak perlu lagi diikuti lombanya. Saya sering di posisi peserta. Saya sering menang, juga sering kalah. Sata tahu rasanya legowo dengan pemenang yang pantas. Dan pernah ngalami kecewa dengan pemenang yang terlihat bagus hanya oleh juri. Anggap saja selera juri berbeda. Itu alasan pamungkas paling masuk akal.  Tidak perlu mengembangkan dugaan-dugaaan.  Curhat :p

Godaan Juri

Menjadi juri tidak mudah, loh. Tantangan jadi juri adalah bagaimana menilai dengan obyektif. Banyaknya peserta dari kalangan teman sendiri bisa membuat penilaian subyektif.  Beberapa poin yang saya catat dari pengalaman menjadi juri di lomba sebelumnya (GA Aku dan Pohon, dan GA Sekolah Impian) adalah adanya godaan-godaan sebagai berikut :

  1. Tulisan peserta yang masuk pada awal-awal periode tampak lebih bagus dan siap. Apakah ini subyektif? Ataukah karena saya punya waktu lebih banyak dan tenang untuk membacanya?
  2. Tulisan peserta yang datang keroyokan menjelang DL, walaupun bagus, tetapi karena dibaca dengan waktu yang terbatas jadinya kurang berkesan dan kurang diingat :)) Maaf ya, ini realita untuk para deadliner.
  3. Tulisan teman dekat yang sering kita baca blognya, yang sudah tahu gaya nulisnya, apalagi yang sering saya kunjungi karena ngefans, sedikit banyak menambah penilaian.
  4. Tulisan seseorang yang saya tahu beliau banyak followernya dan blognya sudah tenar, menggoda untuk dimenangkan kalau hadiahnya berupa buku atau produk. Biar bisa diendorse, gitu. (Nah, naah, kok kayak kasus saya sebut di atas) Jadi????
  5. Tulisan jawara lomba yang sudah sering menang, sebaiknya dimenangkan atau tidak? Pernah nggak terpikir begini: Ah, kayaknya doi sudah sering menang, mending yang lain aja deh ! Lhooo???
  6. Tulisan teman dekat, dimenangkan tidak ya? takut dikira KKN, nggak usah dimenangkan saja? Hiks, hiks, kok gitu?

Stop! Nggak boleh menuruti godaan-godaan itu. Ya sebisa mungkin obyektif. Fokus pada karya

Dan beginilah cara menjuri saya pada lomba kali #PiknikItuPenting :

  1. Semua link baru dibaca setelah penutupan pendaftaran. Jujur ini bakal menyita energi. Saya nggak boleh nyicil. Tapi demi keadilan. (Cara ini hanya berdasar sifat saya pribadi ya, bagi anda yang bisa mencicil dengan obyektif, silakan dicicil)
  2. Fokus pada karya. Lupakan alexa, DA, follower dari blog peserta. Kalau lomba tujuannya untuk buzzing, sekalian aja diadakan lomba buzzing, yang pesertanya khusus buzzer.
  3. Teman dekat/blog favorit fokus dibaca hanya pada post yang dilombakan. Fokus, fokus! Juri harus berani jujur pada diri sendiri kalau tulisan yang dilombakan bagus/jelek.
  4. Teman dekat boleh menang asalkan karyanya bagus. Katanya harus adil, nggak fair ah kalau setiap teman dekat menang dituduh KKN.
  5. Langganan menang boleh menang lagi, asalkan karyanya bagus. Fair juga buat si jawara ya, dia sudah bikin karya sebaik mungkin tapi masa iya harus tersingkir karena alasan udah sering menang. Kalau memang kebijakannya untuk pemerataan, penyelenggara juga harus berani menyebutkan di syarat ketentuan : Jawara lomba kagak boleh ikut. Itu baru fair... :))
  6. Meminta bantuan juri tamu untuk seleksi awal. Dengan peserta yang banyak ini, saya kuatir lelah membaca pada giliran akhir. Jadi saya minta 2 orang blogger untuk menjadi juri. Dari 228 karya dipilih 30 karya peserta jabodetabek dan 30 karya peserta luar jabodetabek yang terbaik versi juri tamu. Kriterianya sudah saya berikan sebelum mereka mulai menilai, yaitu cerita piknik paling berkesan, paling menarik dan membawa hikmah.
  7. Walaupun sudah dipilih 60 karya terbaik, saya tetap blogwalking ke 228 post untuk memastikan tidak ada tulisan menarik (versi saya) yang terlewatkan.  Dan memang nyatanya ada 2-3 karya yang saya pilih dan masuk seleksi berikutnya. Selebihnya saya cocok dengan pilihan juri tamu.
  8. Dari 60 karya saya memilih 32 pemenang utama dan hiburan (2 kelompok). Di sini tantangan semakin berat karena memilih yang terbaik diantara yang baik. Saya mengurutkan 1-60 karya peserta. Saya membaca berulang, masing-masing 2-3 kali membaca. Dalam proses ini ada yang posisinya naik dan turun silih berganti. Dalam hal ini saya tidak menggunakan skoring. Saya menggunakan penilaian kualitatif, percaya pada 'rasa' saat membaca.
  9. Dan akhirnya MANTAP memilih 32 pemenang. Alhamdulillah...

Menjadi juri tidak lepas dari galau dan bingung. Wajar, karena juri bukan mesin robotic. Kalau masih galau, coba baca berulang dan temukan yang terbaik.

Seseorang menasehati saya untuk tidak menunjukkan kegalauan ini (terimakasih sobat), namun saya memilih bercerita. Semoga bermanfaat.

Teman-teman punya pengalaman menjuri/dijuri ? Sharing yuk.

Sabtu, 27 Juni 2020

Asinan Blogger di Rubrik Female Radar Bogor

"Hari minggu ada yang mau ke blogger accumulating di Jakarta? Bareng dong dari Bogor," ungkap salah seorang dan langsung mendapat sambutan dari lainnya. "Hayuuuu..."

Sempat ada rasa iri pada blogger ibu kota, enak banget ya banyak dapat undangan acara blogger di Jakarta. Sementara kami yang tinggal di Bogor ini harus mengumpulkan daya dan upaya untuk bisa hadir. Salah satu kendala adalah ketidaktahuan trayek angkutan umum dari Bogor menuju lokasi di Jakarta. Solusinya adalah berangkat bersama. Jadi dengan rame-rame begini, jika ada salah satu yang tahu rute, maka yang lain bisa "mengekor". Atau kalaupun kesasar, ya semuanya kesasar. Kalau kepepet harus naik taxi bisa patungan.

Dari situlah terbentuk grup WA blogger yang tinggal di Bogor dan sekitarnya, yang isinya kebetulan perempuan semua. Hingga beberapa bulan kemudian grup ini belum punya nama. Ada yang nyebut "Emak Bogor" karena kenalannya di grup emak-emak. Ada yang nyebut "Mbak" karena kenalannya di grup "embak-embak", juga ada yang sebut teteh, kakak, ibu dll.

Demi kenyamanan bersama, akhirnya kami memilih nama "Asinan Blogger". Entahlah, mengapa tiba-tiba tercetus nama asinan dan secara spontan yang lainnya menyambut setuju. Yang penting ada namanya. Etapi keren juga sih, Asinan Blogger, yang seger-seger khas Bogor gitu.

Jadi sebenarnya ini grup apa? Komunitas atau kelompok bermain? hahaha. Ketuanya siapa? pendirinya siapa? Begini teman-teman, sekedar info bahwa Asinan blogger tidak memiliki ketua atau pengurus. Ini grup asyik-asyik aja, seru-seru aja. Kami suka sharing (baca: rumpi) dari pagi hingga malam silih berganti yang piket. Bagi yanh mau aktif silakan, mau ngikik diam-diam sambil baca WA silakan.

Asinan Blogger.

Hanya sekumpulan blogger domisili Bogor dan sekitarnya yang sering galau nyari teman jalan bareng kalau ada occasion di Jakarta atau luar kota.

Hanya sekumpulan blogger yang isinya asinan banget alias random. Muda & muda banget. IRT, pelajar, mahasiswa.

Hanya sekumpulan blogger yang suka WA-an dari tukar info soal blog, jualan sepatu sampai bikin empek-empek. Yang semuanya galau karena susah nyari waktu kumpul bareng. Jadinya via WA aja kumpulnya.

Nggak ada ketua, nggak ada komandan. Karena semuanya orang penting :))

Haus Kopdar.

Kami selalu pengen kumpul-kumpul. Pengennya sih yang tanpa sponsor gitu, piknik, masak-masak, ngebaso, gegoleran. Tapi apalah daya, undangan sponsor silih berganti dan energi kami tersedot pada blogger-blogger gathering.

Sebulan sekali kami ikut Kelas Bogor, acara dari komunitas Blogger Bogor. Pernah juga meramaikan Halal bihalal Agrianita IPB yang pernah saya tulis di sini. Selain itu kami juga berusaha meramaikan event-event yang diadakan Pemda Bogor, misalnya Botram (Bogor Travel and Meals alias festival jajanan), Bogor Arts Movement atau sekedar jalan pagi di lapangan Sempur. Niatnya pengen ikut meramaikan event-event di Bogor.

Dengan kata lain ingin bilang ke para penyelenggara event "Ini lho, di Bogor ada banyak blogger aktif yang siap meramaikan acara. Ayo atuh, adain acara di Bogor"

Mejeng di Media.

Kehebohan terjadi hari ini, kamis 22 Oktober 2015. Pasalnya tiba-tiba saja profil Asinan Blogger mejeng di Radar Bogor. Yuhuuu, ini karena mba Iwed yang dicolek oleh redaktur Radar Bogor untuk mengisi rubrik Female. Dan akhirnya terpilih profil kami plus foto-foto cantiknya.

Euforia pun terjadi baik di grup maupun di social media. Cari aja hastag #AsinanBlogger #OnMedia. Kalau mau baca korannya klik gambar untuk memperbesar. Mba Iwed menceritakan kesulitan hasrat kopdar yang selalu kesulitan mencari waktu, juga bagaimana kami lebih aktif di WA. Apalagi kalau mau ada event atau lomba, grup akan lebih ramai.

Dalam  wawancara, Mba Iwed menyebut nama saya juga, terimakasih ya mba.  Saya dan Evrina disebut sebagai blogger yang suka ikut lomba. Ya begitulah adanya. Nggak perlu malu ya Ev :)

Tapi sekali lagi, Asinan Blogger sesuai namanya, grupnya gado-gado. Eh, asinan ya asinan! isinya macam-macam. Sesuai dengan karakter ngeblog kami yang beraneka juga.  Ada yang membidangi fotografi, cooking, foodblogger, traveling, reportase, atau apalah-apalah. Semoga Asinan Blogger makin kompak, bermanfaat dan nyeleb sukses. I love you all.

Cerita Sukses Penyelenggaraan Lomba Blog #PiknikItuPenting (bagian 2)

Pada tulisan sebelumnya telah saya bahas tentang perencanaan lomba dan pencarian sponsorship. Baca lengkapnya di sini.

Tahap selanjutnya adalah menyebarkan data lomba.

Ada yang bertanya, kok bisa saya mendapatkan 220 peserta padahal sepertinya promo yang saya lakukan tidak gencar? Kebetulan yang bertanya adalah seseorang yanh berteman dengan saya di fb. Yup, di wall facebook hanya 1 kali saya bagikan info lomba. Untungnya cukup tersundul oleh komentar dan like yang banyak. Saya atur saja waktu untuk membalas komentar teman-teman pada jam-jam dimana orang suka facebook-an. Misalnya pada jam makan siang atau malam sehabis maghrib. Masing-masing sekali juga saya bagikan data lomba di grup-grup blogger. Selebihnya saya banyak essential di twitter.

Sehari 2x saya bagikan di twitter pada akun @updateblog, @kumpulanblogger, @blogmateID, @pacarita @emak2blogger @warungblogger dll yang memang biasa meretweet. Dan yang paling membantu adalah twitter grup pemburu kuis dan lomba, @kuishunter @lombapasaja @lombamenulis dll.  Sekalinya saya share info disana, info tadi dimuat ulang di situs mereka dan dibagi secara berulang. Pengecualian dalam hal ini saja saya tidak keberatan tulisan saya dicopy-paste, hahaha. Inilah gunanya suka ikut lomba, jadi tahu akun dan web spesialis info lomba. Saya gerilya agar info lomba ini menyebar luas di kalangan pemburu lomba.

Saya juga membagi info di himpunan kemahasiswaan di kampus. Tujuannya untuk memancing mahasiswa agar  berminat ngeblog dan nulis. Pada kenyataannya cukup banyak yang ikut dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Demografi Peserta.

Pendaftaran lomba terbuka selama 35 hari. Sejak hari pertama, sudah ada pendaftar. Besoknya begitu juga, 1-2 pendaftar setiap harinya. Hingga minggu ke three sudah ada 70 peserta. Saya lega, target yang saya janjikan pada sponsor terpenuhi, yaitu 30 peserta saja.

Seminggu menjelang deadline,  jumlah peserta sudah melampaui 125. Artinya mencapai rekor peserta terbanyak dari 3 lomba yang pernah saya adakan. Dan di hari terakhir jumlah pendaftar 251 orang. Saya terpana. Angka yang menakjubkan. Sudah setara lomba blog yang diselenggarakan brand ternama, kata sohib saya Rina.

Setelah saya teliti nama-nama yang ada di formulir pendaftaran, ada beberapa pendaftar yang tidak membuat tulisan tentang piknik. Mungkin ingin dapat voucer diskonnya saja, hehehe, maaf ya, saya meneliti satu persatu.  Mungkin juga mendaftar karena niat akan menulis kemudian. Tapi terus berhalangan hingga deadline tiba. Jadi total peserta yang lolos penjurian adalah 220 peserta. Fffiuuuh...! Eh, Alhamdulillah...

Saya membuat formulir pendaftaran di google doc. Sehingga mudah diunduh dalam bentuk MS excell dan disortir berdasar kategori yang diinginkan.

Jadi angka tepatnya adalah:

  • 251 pendaftar
  • 220 peserta
  • 228 karya (artinya ada yang mendaftar lebih dari satu tulisan)
Dari 220 peserta, saya coba pilah berdasarkan asal daerah, juaranya adalah Jawa Barat! Selamat !!

  • Jawa Barat 23%
  • Jawa Timur 22%
  • Jawa Tengah 12%
  • DKI Jakarta 12%
  • Sumatera 10%
  • DI Yogyakarta 6%
  • Kalimantan 4%
  • Sulawesi 2%
  • NAD 2%
  • Nusa Tenggara 2%
  • Tanpa alamat 4% --> iki piye toh? nggak mau hadiah ?

Kemudian berdasarkan jenis kelamin, Naaah, terbukti ibu-ibu memang juara ! 83% peserta adalah perempuan.  Bravo ibu-ibu, semangat banget kontes blognya! Tandanya kurang piknik? hihihihi... *dilemparsutil*

Kalau dari destinasi piknik, Indonesia adalah juaranya, yess!! Saya bagaikan jalan-jalan keliling nusantara dalam 2 minggu masa penjurian.

Manfaat dan alasan piknik agak susah terhitung secara pasti. Sebagian besar untuk melepas penat dari rutinitas harian dan mengusir galau. Ada juga yang menyelesaikan perselsihan, menambah wawasan, melatih kemandirian, kenal orang baru, menambah kesehatan/menyembuhkan, mempererat hubungan keluarha, menciptakan kenangan manis, dan merayakan cinta.

Senang meresapi cerita-cerita piknik teman-teman. Sampai saya hanyut suasana. Padahal sebenarnya sih lagi penjurian. Penasaran dengan proses penjuriannya? Tunggu di tulisan berikutnya.

(bersambung)

Naik Veloz ke Ah Poong, Menaklukkan Macet dan Hujan Badai

Toyota One Day Challenge ini dilaksanakan Minggu 15 November 2015. Pemilihan rute Jakarta-Bogor pada hari minggu menurut saya sangat tepat. Sebagai mobil keluarga, Avanza dan Veloz banyak digunakan untuk mobilitas perkotaan. Tantangannya, pada akhir pekan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) bisa dipastikan super padat.

Titik kumpul peserta di lobi Plaza Semanggi, Jakarta. Demi menjawab tantangan mencoba sensasi perjalanan dengan Grand New Avanza-Veloz, saya ke Jakarta dulu pagi-pagi. Langit di atas Tol Jagorawi cerah. Awan sudah luruh kemaren sore lewat hujan deras. Musim hujan telah tiba, cuaca pagi dan sore bisa sangat berbeda.

Wah, alamat kena hujan nanti sore, plus kena macet arus balik ke Jakarta, batin  saya.

Tapi itulah tantangannya. Seperti sudah saya tulis sebelumnya, Grand New Veloz dan Avanza adalah mobil yang cocok untuk gaya hidup urban. Dan hari ini akan diuji dalam realita sebenarnya.

Setibanya di Plaza Semanggi, sudah berkumpul beberapa blogger. Saya berkenalan sekaligus registrasi dengan Mas Rosid dari Carioz Network sebagai panitia. Lalu saya menyapa peserta lain, yaitu mba Astri Damayanti dan mba Lisa Gopar. Sambil menunggu mobil-mobil Avanza dan Veloz datang, kami bertiga duduk sambil ngobrol di sebuah resto cepat saji.

Eh rupanya, mba Astri dan mba Lisa ini nyambung, mereka ngomongin seluk beluk dunia buku dan penerbitan. Kebetulan banget saya bisa nyerap ilmunya, sesekali saya nyeletuk konyol karena ketahuan nggak update hihihhi..

Menjelang pukul 12.00 WIB mobil-mobil berdatangan. Wiii, keren, para Veloz dan Avanza berderet di lobi Plaza Semanggi. Peserta diminta memasuki mobil. Satu mobil untuk bertiga, jadi pas lah, saya, mba Astri dan mba Lisa ! Saya yang paling langsing merasa berkewajiban berlari mencari mobil favorit. Pilihan jatuh pada Veloz hitam. Pada body samping tertulis "Let's Show The World". Gagah bo!

Proses pilih-pilih mobil ini berlangsung cepat. Iya, kita nggak boleh lama-lama juga berhenti di lobi plaza.   Segera saya duduk di kursi depan. Menyusul kemudian mba Astri dan mba Lisa duduk di kursi tengah. "Muat kan mbak?" tanya saya. "Muaaaat dooong !" hahaha.

*peace mbak Astri*

Grand New Avanza
My Black Veloz

Tak lama menyusul mas Rosid bergabung dalam Veloz hitam. Kasihan deh, mas Rosid disuruh mba Astri duduk paling belakang. Untungnya space kursi penumpang Veloz ini cukup leluasa. Buktinya mas Rosid yang badannya "kekar" bisa duduk dengan nyaman di jok paling belakang.

Dan tantangan pun dimulai. Meninggalkan Plaza Semanggi kami menyusup dalam kemacetan ibu kota. Veloz hitam melaju anggun dengan frame kanan kiri gedung pencakar langit.

Hadir sebagai driver adalah mas Algi. Terbiasa duduk di depan, saya refleks saja memasangkan seatbelt demi keamanan. Saya ingatkan  juga mba Astri dan mba Lisa untuk memasang seatbelt. Rupanya kalau yang di kursi tengah, seatbeltnya ditarik dari atas. Jadi lebih nyaman, saat tidak digunakan sabuk tidak bergulung di kursi.

Kawasan Semanggi
Mas Algi, hero of the day
Space Veloz yang luas

Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup saya, macet kali ini tidak membuat kesal. Pasalnya, duo penulis yang duduk di kursi tengah terus ngobrolin soal buku dan penerbitan. Seru, sambil tertawa-tawa. Di tambah hadirnya mas Rosid, obrolan meluas soal blogger dan komunitas.  Sementara saya yang duduk di depan tekun memotret situasi jalan, sambil terbuai lagu-lagu asyik terdengar dari speaker mobil.  Sekalinya nimbrung saya bertanya, "Jadi, komunitas mana yang paling asyik buat diikuti?" Dan habis bertanya saya kembali tekun jeprat-jepret lagi. Jadi nggak dengar tadi apa jawabannya. Hehehe, hihihi...

Yang di belakang asyik ngomongin buku, penerbitan dan komunitas blogger. Yang di depan asyik memperhatikan jalan.

Mas Algi juga fokus ke jalan. Sesekali tangannya mengambil smartphone yang terhubung pada AUX audio system. Lalu menyetel LCD panel di dashboard. Ada banyak pilihan input pada audio system.  Oh, rupanya suara musik asyik yang dari tadi terdengar bersumber dari smartphone?  Di sini audio system berfungsi sebagai speaker smartphone. Enak lho, kualitas suaranya bagus, jernih dan ngebass.

Seatbelt tarik dari atas
Ngobrolnya nggak habis-habis
Aneka pilihan input pada LCD audio system.

Di meeting point  Rest Area km 10 kami berhenti sejenak untuk sholat. Tempat pakir padat banget. Maklum weekend belum berakhir. Tak lama kemudian kami lanjutkan perjalanan lagi. Perut kami sudah keroncongan menuntut haknya sehingga kami tak sabar untuk mencapai Pasar Ah Poong.

Mejeng di Rest Area km 10
Velgnya anggun elegan
Avanza biru

Tol Jagorawi arah Bogor masih padat. Di depan kami ada 2 Veloz putih beriringan. Dengan lincah zig-zag mencari celah di antara kepadatan kendaraan. Veloz ini sudah dilengkapianti-lock braking system (ABS), yaitu  sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak.

Tak lama mas Algi pun menambah kecepatan menjadi 100km per jam. "Secepat ini jalannya nggak kerasa goyang ya," kata mba Astri. "Iya, suspensinya bagus berarti." jawab mba Lisa. "100 km perjam di tol emang nggak kerasa, tapi kalau dipakai di gang baru kerasa," celetukan saya ini berpotensi mendapatkan timpukan. Masa di gang mau ngebut? hahahaha

100 km per jam
Padatnya Tol Jagorawi
Antrian panjang terlihat begitu kami memasuki gerbang tol sentul selatan. Kawasan Sentul makin padat dengan adanya Pasar Ah Poong, RS Pertamina, beberapa Mal baru dan Jungleland. Sabar, sabar, kemacetan adalah tantangan masyarakat urban. Kalau pakai Veloz setidaknya bensin lebih irit kan?

Saya menyapukan lensa kamera ke sisi kiri. Tampak Veloz putih ikut mengantri diantara deretan Toyota putih lainnya. Anggunnya si Veloz putih ini, dipadu serasi dengan warna lampu belakang yang merah.   Mau? mau?

Antri memasuki Sentul
Terpikat si Veloz Putih

Rombongan tersesat sesaat ketika memasuki Sentul.Kawasan Sentul ditandai oleh arsitektur lansekap jalan yang rapi dan hijau.  Di bunderan depan Bellanova mall, seharusnya mobil belok ke kanan.  Tapi mas Algi malah lanjut ke arah Sentul City. "Loh, harusnya belok mas" kata saya. "Iya mbak, tapi itu rombongan yang di depan belum tau jalan jadi harus dikejar dulu untuk dikasih tau" Walah ! Rupanya di sini sebagian rombongan melaju kebablasan.

Lansekap bunderan Sentul
Lansekap jalan di Sentul
Lansekap di Sentul

Adegan selanjutnya adalah Veloz hitam mengejar Veloz putih ditengah kepadatan. Mas Algi lincah mengemudikan Veloz hitam untuk mencari celah. Setir Veloz ringan, gampang dibawa bermanuver. Target berjarak beberapa puluh meter terkejar juga. Setelah memberi kode pada Veloz lainnya, akhirnya Veloz kami memimpin di depan. Yeaaay, keren ih mas Algi dan Veloz!

Akhirnya tiba di depan Pasar Ah Poong. Tempat parkirnya ramai banget. Veloz hitam  berhasil parkir dengan manis. Untungnya nggak besar body-nya, jadi mudah dapat parkiran. Beginilah memang suasana tempat-tempat wisata di Bogor pada akhir pekan. Makanya nyali saya mudah ciut untuk mengunjunginya. Kalau bukan karena Toyota One Day Challenge, mungkin saya belum tentu akan ke sini.

Peserta menuju Ah Poong

Dan inilah Ah Poong !

Ah Poong adalah perpaduan foodcourt, taman bermain dan ecopark yang dilintasi sungai besar. Untuk mencapai foodcourt bisa melewati jembatan gantung yang bergoyang-goyang menantang. Saya nggak berani ah, saya pilih lewat jalan biasa yang tak kalah indahnya.

Dari Ecopark ini juga ada sky walk (jalan layang untuk pejalan kaki) yang terhubung ke kantor pemasaran Sentul City. Tempatnya asri dan rapi. Silakan menikmati foto-foto berikut ya.

Ecopark
Ecopark
Patung besar di Ecopark
Jembatan merah melintasi sungai
Sky Walk
Good Daddy with his children
Sky Walk & Masjid Andalusia
Ecopark

Di foodcourt kami dibagi kartu senilai Rp.150.000. Tantangan di sini adalah menghabiskan Rp.150.000 untuk membeli makanan. Hahaha, enggak kok, kalau tidak habis sisa nominalnya bisa diuangkan kok.

Saya membeli Es Puding Medan dan Mi Godog Jawa. Sudah itu saja. Selebihnya kenyang menyomot makanan dari piring mba Lisa dan mba Astri.

Kami duduk bertiga di bawah pohon perdu. Ecieee! Obrolan soal buku, penerbitan dan komunitas blogger kembali berlanjut. Saking asyiknya, tibalah waktu berkumpul kembali, jam 16.30 WIB. Sebelum meninggalkan Ah Poong kami foto-foto dulu.

Trio Veloz
Cafe di Ecopark
Foodcourt di Pasar Ah Poong
Tertantang pedasnya Mi Godog Jawa
Es Puding Medan
Ah Poong tampak sisi
Peserta Blogger
Foto-foto terus.
Mas Rosid in action

Tak lama kemudian langit menggelap, mendung berarak cepat. Saya yang biasa dengan cuaca Bogor sudah siap membawa payung. Tapi yang lain?

Jadi, segeralah kami menuju mobil.  Formasi pulang berbeda dengan saat berangkat. Saya masih dengan Veloz Hitam, hanya saja penumpang bertambah mba Dessy dan mas Didno.  Saya masih duduk di depan. Tiba-tiba terdengar pasenger alarm berbunyi. Rupanya dalam keterburuan saya lupa memasang seat belt. Segera saya pasang dan alarm berhenti.

Keluar wilayah Sentul hujan turun deras dan petir berkilatan. Mobil-mobil mulai melambat menjadi 20 km per jam. Satu-satunya yang bergerak cepat adalah wiper si Veloz hitam yang mengusap guyuran air yang deras. Kami menuju pintuBogor Outer Ring Road (BORR) untuk mengantar saya ke rumah.

" Hati-hati mas Algi, usahakan menjauhi pohon besar. Hujan badai gini rawan pohon tumbang," kata saya.

Benar saja, tak lama sebelah kiri jalan ada pohon patah, batangnya jatuh dan memenuhi separuh badan jalan. Alhamdulillah, Allah melindungi kami, lolos dari tertimpa pohon. Mobil pun antri melewati sisi kanan. Dalam gelapnya badai, hanya lampu dashboard dan lampu mobil di luar yang kelihatan. Dalam riuhnya hujan badai, tak ada lagi obrolan seputar buku, penerbitan dan komunitas blog. Semua terpana diam.

Hujan Badai
Keluar Sentul
Hening dalam hujan badai.

Keluar BORR kami bertemu dengan kemacetan kawasan Kedung Halang - Talang. Tak lama kemudian, tibalah di rumah saya. Saya keluar mobil dalam guyuran hujan deras. Di sinilah akhir perjalananan saya dengan Veloz hitam. Sedangkan teman-teman melanjutkan perjalanan ke arah Jakarta. Mereka berkumpul kembali di Rest Area km 21 dan beriringan ke menuju Jakarta.

Begitulah cerita To yota One Day Challenge yang mengesankan. Tiga kata yang menggambarkan hari itu yaitu seru, seru dan seru ! Hal-hal teknis tidak perlu saya bahas lagi ya. Kalau masih penasaran kepoin saja webnya Toyota.  Yang pasti, hari itu kami membuktikan bagaimana Avanza dan Veloz berpacu pada situasi macet dan hujan badai yang sebenarnya.

Tulisan ini menjadi Juara 3 lomba blog Toyota One Day Challenge 2015.