Jumat, 31 Juli 2020

MEMBANGUN BUDAYA PRODUKTIF ( Opini Republika )

Oleh : Murtiyarini

Koran Republika, 26 Juli 2012

Bangsa ini sedang kebanjiran produk impor. Merebaknya pusat perbelanjaan berbagai stage seharusnya menjadi etalase produk dalam negeri justru dibanjiri oleh produk-produk impor. Selain impor produk siap pakai, ada juga impor bahan baku (pengolahan di dalam negeri), atau bahkan impor nama saja. Yang terakhir ini terjadi pada produk yang 100% produk dalam negeri, namun tidak cukup percaya diri dengan nama lokal, maka dinamai dengan nama impor. Konsumen berhak memilih produk berkualitas. Ketika sebuah produk lokal berkualitas ditawarkan, dan tidak serta merta konsumen memilihnya maka tim marketing merasa perlu memberi merk asing pada produk lokal tersebut. Dalam kasus ini menunjukkan bahwa gengsi ikut berperan dan adanya krisis kepercayaan pada produk lokal.

Masyarakat membeli produk impor bukan berarti karena mereka membutuhkan produk impor. Masalahnya, manakala produk impor didampingkan dengan produk lokal di pasar, yang terjadi kemudian adalah masyarakat lebih memilih produk impor. Membanjirnya produk impor diperjelas dengan banyaknya bisnis distribusi seperti multi degree marketing dan franchise, bukan pada sektor produksi. Disini tampaknya perlu ditinjau ulang masalah regulasi masuknya produk-produk impor ke Indonesia. Kemudian perlu dilakukan kampanye terstruktur agar masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri.

Sesungguhnya, Indonesia memiliki potensi alam agraris yang sangat potensial dan membanggakan. Namun kenyataan saat ini, negara sedang mengalami degradasi produktivitas dan kualitas pertanian. Di tahun 70-an, produktivitas pertanian mencapai 2,four% setiap tahun, namun sejak tahun ninety-an hingga kini produktivitas justru anjlok menjadi 0,6% padahal anggaran pertanian terus meningkat. Tahun 2011, produksi gabah kering giling hanya mencapai 65,39 juta ton dan lebih rendah 1,sixty three% dibandingkan tahun 2010. Hal serupa juga terjadi pada jagung dan kedelai. Sebaliknya, impor pangan selalu meningkat. Berdasarkan facts BPS selama Januari-Juni 2011, nilai impor 28 komoditi pangan Indonesia menembus 5,36 miliar dolar atau setara dengan Rp 45 triliun.

Turunnya produktivitas pertanian ditengarai akibat faktor iklim, degradasi kesuburan tanah, pemakaian zat agrokimia dalam waktu panjang, kurangnya riset di bidang pertanian, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya ketersediaan bibit bersertifikasi, alih fungsi lahan, dan kurangnya penyuluh. Padahal, sebenarnya faktor penting dan krusial penurunan produktivitas pertanian justru pada mental konsumtif yang semakin meningkat, diiringi dengan keputus-asaan petani dan turunnya budaya produktif masyarakat.

Mengembalikan orientasi

Walaupun tidak semua pihak bisa turun tangan pada titik produksi dalam arti yang sebenarnya, diperlukan dukungan banyak pihak untuk mengurangi watak konsumtif dan mendorong bangsa ini kearah budaya produktif dengan memegang prinsip dasar produktivitas, yaitu efesiensi, efektifitas, kualitas dan inovasi dari proses produksi.

Kita banyak berharap pada jalur pendidikan, terutama pendidikan tinggi sebagai motor kebangkitan budaya produktif. Di bidang pertanian, application-program pendidikan seharusnya mampu membekali jiwa mahasiswa sehingga orientasi pendidikan mengarah pada kekaryaan.

Fenomena yang terjadi saat ini sarjana pertanian lebih banyak bekerja pada sektor sosial sehingga menimbulkan pencitraan yang kurang baik. Menurut asumsi dikti, sarjana atau ahli madya pertanian, perikanan dan peternakan, 85% justru bekerja menjadi income, guru, financial institution atau advertising and marketing perusahaan. Disini terjadi disorientasi pendidikan, bahwa pendidikan tinggi pertanian hanya sebagai batu loncatan untuk meraih jenjang karir. Penting untuk ditumbuhkan kesadaran pada setiap mahasiswa bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan bagi masa depan diri sendiri maupun bangsa, bukan sekedar brandimage bahwa pertanian adalah sebatas aktivitas menanam padi.

Perguruan tinggi sesungguhnya mempunyai potensi riset yang dapat diandalkan. Pertanyaannya, seberapa banyak sarjana pertanian bisa mengoptimalkan fungsi riset untuk mengembangkan pertanian di Indonesia. Dikti telah merangsang mahasiswa kearah yang kreatif dan produktif, melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program ini diharapkan mampu membangkitkan jiwa wirausaha dengan potensi riset yang telah ada. Produktifitas yang didukung kebijakan perguruan tinggi dan pemerintah yang visioner akan menempatkan sarjana sebagai sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara worldwide.

Pembangunan pertanian akan terwujud secara komprehensif jika semua aset intelektual berkontribusi di bidangnya masing-masing. Bidang politik dan pemerintahan berperan sebagai pengambil keputusan yang dapat menentukan prioritas kebijakan pertanian, bidang hukum mengatur ketentuan-ketentuan hukum pertanian, bidang pendidikan bertugas memacu semangat produktif peserta didik, bidang pekerjaan umum menyediakan infrastruktur yang memadai untuk proses produksi dan distribusi pertanian, bidang kesehatan melakukan inovasi pangan dan kaitannya dengan kesehatan, serta bidang-bidang yang lain.

Kata kunci pembangunan pertanian adalah produktivitas. Posisi negara produsen adalah yang terkuat dalam menguasai perhelatan dunia, lebih kuat daripada hanya sebagai negara penjual jasa distribusi, apalagi hanya sebagai negara konsumen. Oleh karena itu sudah selayaknya, produktivitas dijadikan sebagai budaya bangsa dan dikampanyekan dalam bentuk gerakan nasional, yang dapat dimulai dari lingkungan pendidikan tinggi. Kita berharap, sarjana pertanian yang produktif akan membawa semangat produktif pada masyarakat. Jika optimisme ini dapat dibangkitkan, maka budaya produktif akan tumbuh kembali. Dengan demikian, tidak ada ironisme bangsa agraris yang menggantungkan kebutuhan pangan pada pangan impor.

Puasa Selang Seling

( Ini adalah tulisan saya, yang menggambarkan perasaan Cinta, pada ramadhan 1433 H ini. )

Tahun ini menjadi aku bisa puasa Ramadhan sampai magrib. Tapi tidak setiap hari. Kadang-kadang aku puasa sampai jam 2 siang, kadang-kadang sampai maghrib.

Pada hari pertama dan kedua, aku hanya puasa sampai jam 2 siang. Aku tidak tahan haus dan lapar. Kata Mama, aku boleh berbuka lebih awal karena perutku belum terbiasa. Baru kuingat, siang harinya aku bermain sepeda saat panas terik. Pantas saja aku merasa haus dan lapar.

Saat sahur mama menyuruhku makan dan minum yang cukup agar bisa tahan sampai sore. Ternyata makan disaat mata mengantuk itu tidak enak. Tapi aku harus makan. Siang harinya aku juga tidak boleh berlari-larian agar hemat energi. Akhirnya, aku bisa puasa penuh sampai magrib pada hari ketiga.

Saat sudah masuk sekolah, puasa terasa lebih berat. Teman-temanku mengajakku berlarian di halaman sekolah. Terpaksa pulang sekolah aku langsung minum.

Pada hari sabtu dan minggu, sekolahku libur. Di rumah aku hanya membaca buku dan nonton video, sehingga tidak merasa kelelahan. Siang hari aku tidur biar waktu berjalan tanpa terasa. Sore harinya, mama mengajakku jalan-jalan membeli jajanan.

Di dekat rumahku banyak bazaar Ramadhan. Kami menyebut jalan-jalan sore dengan istilah ngabuburit. Alhamdulillah, aku bisa puasa sampai sore lagi. Semoga tahun depan aku bisa puasa penuh sampai magrib sepanjang Ramadhan.

GALAU MENANTI KABAR

(Diskusi IIDN three Agustus 2012)

Paling sering saya mendapatkan pertanyaan : berapa lama dimuat sejak pengiriman? Berapa lama waktu konfirmasi? Dapat balasan dari redaksi nggak? Dan kalaupun dapat balasan, masih bertanya, kapan ya kira-kira dimuat?

Well, saya memang pernah menyampaikan bahwa tiap ide istimewa dan sebaiknya dikawal setiap kali kita mengirimkan ke sebuah media, artinya jangan kirim trus lupa sekian lama nggak dimuat diam aja.

Tapi saya juga nggak menyarankan anda untuk terus memikirkan satu tulisan ituuuu saja.

Singkat kata, seperti wejangan senior-senior kita, katanya setelah kirim, ya nulis lagi. Pasalnya, redaktur apalagi itu koran, jangan terlalu diharapkan akan memberi kabar.

Bagaimana kita tahu karya dimuat? Anda diasumsikan mengikuti setiap edisi media bersangkutan, sehingga anda merasa tertarik mengirimkan karya ke sana.

Sangat disayangkan jika nggak pernah tau medianya, tapi menulis untuk dikirim kesana, dan nggak membaca saat tulisan kita dimuat. Jadi menulis untuk apa?

Karena itu, yuuuk..Eksplore media-media yang terjangkau di sekitar kita. Media lokal, kenapa tidak? Media on line juga oke kan?

Untuk saling bantu, silahkan sharing trik anda memantau kabar.

Dan bagi yang langganan media tertentu (cetak maupun on line) silakan berkomentar. Jadi jika ada ibu-ibu yang kirim ke media A, bisa langsung colek yang berlangganan media tersebut, dan minta tolong diintipkan dalam waktu sekian minggu. Mudah-mudahan tidak keberatan yaaa..

Komentar-komentar :

Candra Nila Murti D iya,..ya kasihan mbak arin,..yang ditasbihkan jadi ratu media yang bisa ditanyai apa saja, termasuk;"mbak tulisanku dah dimuat belum ya,..tolong lihatkan.."sing sabar ya mbak hadapi kami yang rewel bin bawel selalu nanya padamu, semoga sliramu dapat pahala dengan selalu berbagi,..(harus berlangganan, sekalipun online=catet)..

Arin- Murtiyarini Alhamdulillah sering dapat gratisan langganan hehehe...

Mba, dirimu langganan apa? Solopos? Joglosemar? Ntar aku amplify kesana.

Rina Susanti Sy tdk brlangganan semua majalah yg sy kirimi tulisan. Unt tahu tulisan sy dimuat atau tdk, seminggu sekali saya k gramed unt cek majalah trbaru. Atau sy tdk mncantumkan no rekening saat mengirim tulisan jd pihak media mng email atau tlp jika tulisan sy dimuat. Nah krn sekarang sy punya teman yg langganan majalah, sy suka meminta tolong diintipin tp tetap cek majalah di gramed dilakukan.

Arin- Murtiyarini Baik sekali teman mba Rina itu

Rina Susanti Klo unt media ol lbh mudah krn sy berlangganan speedy, jd setiap malam bisa cek

Candra Nila Murti D mbak,.jeleknya saya satu: malas baca koran! jadi pernah langganan wawasan, bertahan sebulan karena selain cuma kadang baca sering tidak (paling banyak tidak=entah mengapa begitu) disana gambarnya seronok berath,.., solopos juga gitu,..oh maafin diriku mbak arin,..

Arin- Murtiyarini Yo wis ndak opo-opo mba Candra, jangan nangis gitu... *loh??

Wita Juwita Gimana kalau identitas ibu2 yang ngirim tulisan ditambahkan label IIDN ya Mbak Arin supaya mudah melacaknya...Saya juga kebetulan kalau membaca tulisan ibu2 IIDN dengan senang hati langsung menginfokan, seperti waktu baca sekar minggu lalu kbtln ada tulisan slh satu ibu dr IIDN Bandung ya saya infokan saja ke ybs

Arin- Murtiyarini Yup, dipersilakan kalau berkenan. Identitas ini sangat luas, kadang ingin sebagai A, sebagai B dll. Sebagian media nyantumin identitas penulis, sebagian tidak. Silakan saja.

Kalo grupnya banyak gimana ya... Anggota IIDN, IIDB, Emak Blogger, Klub Penulis Cerpen, hehehe...

Rina Susanti Setuju mba Arin. Klo ibu2 berkenan, yg tdk mau tidak apa - apa.

Arin- Murtiyarini Kalau mau lebih dikenal sesama anggota, bisa dengan sering komentar, ntar namanya dihapalin :)))

Sri Rahayu aku kadang beli kadang ngga.kalau ingat aja. biasanya koki dan sekar. kompas cuma minggu aja. jawa pos cuma sabtu

Sri Widiyastuti saya waktu pulkam ngangkut majalahnya mbak Rina Susanti, warisan dari mbak Arin- Murtiyarini hihihi alhamdulillah kecipratan berkahnya

Rina Susanti Kapan nih pulkam lagi mba sri widiyastuti. Kita ngebakso bareng sambil konsultasi tulisan k mba Arin heheh

Sri Widiyastuti Belom tahu nih mbak Rina Susanti, SKnya belum keluar hihihi

wah padahal seru kali ngobrolin tulisan sambil ngabakso

Arin- Murtiyarini Yuuuk....kita mau kumpul di rmh mba Rina, panggil tukang bakso lewat. Mudiknya ntar aja abis lebaran, kan lebaran sepiii...

Sri Widiyastuti sippp...InsyaAllah kalau itu sihhh moga si Bozz berkenan ngasih jatah libur hehhe

Rina Susanti Sip. Siap jadi tuan rumah

Arin- Murtiyarini Kayaknya gak pada langganan nih, sepi lapaknya

Christanty Putri Arty saya langganannya Kompas Minggu saja mbak , kalo JawaPos serta Suara Merdeka pinjam ke tetangga sebelah (itu saja liat kondisi tuan rumahnya--kalo lagi BT niat pinjem diurungkan.hehehe)

Sedangkan majalah Kartini, Sekar serta Penyebar Semangat (majalah berbahasa Jawa) larinya ke blok belakang rumah.

Yang lain seperti Republlika on-line ngintip thru speedy inet^_^.

Haya Aliya Zaki rumahku dekat lapak majalah dan koran huehue ....

Liyan Plg Marliyani Kalau saya gak bs beli korannya mbak Arin- Murtiyarini, saya jauh. Paling kalau ada yg ol spt republika br bs ngitip korannya.

Maya Dewi Christanty Putri Arty : mbak, klo republika online sama surat kabarnya sama gak ya isinya?

Sri Rahayu Eh kenapa ngga minta dintipin sama teman yang punya agen koran dan majalah? ayooo tunjuk tangan yang bersedia jadi volunter...

Aku kok ngga kepikiran dari kemarin ya. Padahal kakak punya kios koran dan majalah...

Arin- Murtiyarini Mau dong dilihatin kompas minggu, baru kirim resensi buku anak

Haeriah Ummu Abdillah mba Sri Rahayu, ayo jadi volunteer buat intipin tulisan ibu2 yg dimuat di koran kan kiosnya punya kakak jd gak bakalan diomelin yg punya. Mba Arin- Murtiyarini, buka link kompas cetak hari ini aja disana ada judul2 tulisan yg dimuat di kompas tiap hari, yg penting mba hafal judul tulisannya soalnya gak dicantumkan nama penulisnya.

Sri Rahayu Ummu Abdillah Bintu Sholih maunya sih gitu..lah aku di sidoarjo kakak di Jakarta dah gitu orangnya tidak suka baca meski punya kios repot deh. tapi kucoba deh siapa tahu si kaka lagi baik dan mau intipin *ngarep

tapi ngga janji ya :))

Christanty Putri Arty mbak Maya Dewi aku saja baru beli skali Repbulika yg hari minggu, tapi karena lbh simple baca yg OL,mumpung msh gratis ya mendingan pilih yg OL saja mbak mungkin isinya sama mbak.coba tanya mbak Arin- Murtiyarini yang pakar media di forum ini ya .

Haeriah Ummu Abdillah kirain tetanggaan, hihihi.....

Arin- Murtiyarini Coba search google republika pressmart. Persis sama. Tapi suplemen spt leisure dan cahaya ramadhan gak diuplod

Rosmery Ashalba ya..baru baca yang ini nih..

Gw bgt nih. Aku tuh klo udah lempar tulisan ke media agak susah mantau kelanjutannya, as .. Kan aku ngak bisa ngintip" majalah di lapak tkg majalah terdekat

seperti beberapa waktu lalu, ujuk" ada kiriman baju ...Lihat Selengkapnya

Christanty Putri Arty ready bgt mbak Rosmery Ashalba, but jgn lp bagi2 %nya y,jiaah.wkki

Rosmery Ashalba siaaappp....Jeng Christanty

Hidayah Sulistyowati Aku langganan Republika khusus hari Selasa, ntar aku lihatin mbak Rosmery Ashalba

Rozie Deedee Q klau ngrim jg slalu ngawal dr awal ampe dimuat coz q ngrimnyak e media lokal

Rosmery Ashalba colek" mba Sulistyowati n mba Sri, titip mata yaaa... Makasih.

Pritha Khalida kalo aku mah ga galau menanti kabar, mba arin...tapi galau menanti honor, wkwkwkwk... :))

Arin- Murtiyarini Kenapa galau jeng..kan udah jelas tiap 6bln sekali cair

Pritha Khalida justru itu knp 6 bln sekali ga 6 hari sekali?

Arin- Murtiyarini Royalti 12jt/6 bln setara dg 30 artikel/6 bln, pilih mana hayoooo...?

Pritha Khalida hmmmm sedang berpikir untuk 2-2nya. Blajar bikin artikel sama cik gu arin aaaaaaahhh :))

Kamis, 30 Juli 2020

PERPUSTAKAAN RAMAH ANAK UNTUK INDONESIA MEMBACA (Juara 3 Kontes Blog VOA Periode Agustus 2012)

Saat saya membaca artikel di link VOA ini : http://www.Voaindonesia.Com/content/lsm-as-bangun-perputakaan-bagi-anak-anak-di-indonesia/1216537.Html , saya sempat trenyuh, dan bertanya, dimana kita? Dimana kepedulian kita pada anak-anak bangsa? Tapi kemudian saya memilih lebih bernalar, dan berusaha menarik benang merah dari berita tersebut, lantas saya menemukan tiga kata kunci : minat baca, anak-anak dan perpustakaan. Semoga tulisan berikut membawa pencerahan.

Permasalahan minat baca di indonesia

Kita masih prihatin, sejak puluhan tahun, minat baca masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut Andy F. Noya, host acara Kick! Andy yang juga duta baca 2011, ?Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah, berada di peringkat 112 dari 175 negara.?

Apa yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia rendah selama berpuluh-puluh tahun? Berbagai faktor menjadi sumber permasalahan tersebut antara lain sistem pendidikan dengan beban berat namun tidak mengarah pada kebiasaan membaca, tingkat ekonomi dan daya beli buku yang rendah, terjadinya lompatan dari budaya lisan ke budaya menonton yang mana seharusnya di antara kedua budaya ini terdapat budaya membaca dan menulis, dan yang memprihatinkan adalah semakin banyaknya hiburan seperti mal dan area permainan yang lebih menyenangkan dibandingkan membaca. Membaca masih dianggap sebagai sesuatu hal yang memberatkan, anak-anak tidak mendapatkan kebebasan untuk membaca buku kesukaannya, mereka masih diarahkan untuk lebih membaca buku pelajaran sekolah.

Menurut records yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (eighty five,nine%) dan atau mendengarkan radio (forty,three%) ketimbang membaca koran (23,5%).

Perpustakaan sebagai perangkat membaca

Terdapat four poin penting yang sumber permasalahan minat baca, yaitu sistem pendidikan, budaya masyarakat, ketersediaan buku, dan daya beli yang rendah. Keempat poin tersebut mengacu pada satu perangkat penting yang dapat mengatasi persoalan, yaitu perpustakaan. Masyarakat berharap banyak dari perpustakaan sebagai alternatif toko buku. Di sana, masyarakat bisa menjadi anggota dan meminjam buku. Jadi peran perpustakaan sangat strategis sekali untuk menunjang pertumbuhan minat baca siswa dan masyarakat. Pelayanan, application, dan koleksi perpustakaan menjadi penting untuk menguatkan gerakan tersebut.

Dibutuhkan perencanaan struktural untuk mencapai tujuan tersebut yang melibatkan peran pemerintah, swasta maupun masyarakat. Untuk membangun sistem yang berjalan baik, perpustakaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan ini bisa didapat salah satunya dengan subsidi pemerintah. Pemerintah daerah dibantu oleh praktisi pendidikan, media masa, komunitas cinta buku dan pihak swasta bersama-sama mendukung pendirian perpustakaan-perpustakaan dilingkungan masyarakat seperti desa/kampung yang pengelolaannya diserahkan kepada unsur masyarakat setempat. Dalam lingkup sekolah, peran kepala sekolah dibantu guru dan pustakawan sangat penting dalam menciptakan perpustakaan yang kondusif agar menarik jumlah pengunjung sebanyak mungkin. Pemerintah daerah juga mempunyai kemampuan untuk memfasilitasi perpustakaan sekolah dengan cara menggandeng pihak-pihak swasta sebagai sponsor atau mitra.

Budaya membaca sejak dini.

Kegiatan membaca buku merupakan kegiatan kognitif yang mencakup proses penyerapan pengetahuan, pemahaman, kemampuan analisis, kemampuan sintesis, dan kemampuan evaluasi. Dengan terbiasa membaca maka seseorang akan memiliki cakrawala pengetahuan yang luas, kreativitas terbuka, imajinasi tinggi, pemikiran yang maju dan berkembang serta menjadi cikal bakal pemberdayaan manusia yang cerdas dan berintelektual. Membaca adalah wujud dari sifat pembelajar. Sangat pantas jika buku disebut sebagai jendela dunia dan membaca merupakan investasi masa depan.

Agar membaca menjadi suatu hobi dan bukan hanya tugas semata, maka perlu pembiasaan sedini mungkin dan menjadikan kegiatan membaca adalah hal yang menyenangkan. Karena itu, software Gerakan Peningkatan Minat Baca akan lebih efektif jika disasarkan kepada anak-anak.

Ibu,orang pertama yang memperkenalkan anak pada membaca.

Di Negara maju seperti Jepang, gerakan membaca telah dirintis sejak 30 tahun lalu. Jepang memberlakukan gerakan membaca 20 menit untuk ibu dan anak. Dalam gerakan ini seorang ibu dianjurkan membacakan buku 20 menit untuk anaknya yang bisa dipinjam dari perpustakaan umum. Tak diragukan lagi, kemajuan yang dicapai Jepang pada saat ini merupakan buah dari kerja keras pemerintah Jepang untuk membangun budaya literasi yang dimulai sejak dari anak-anak.

Di Belanda, pemerintahnya sangat serius dalam usaha menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak. Membaca dan menulis sudah merupakan gaya hidup dan dimulai sejak usia dini. Walaupun anak-anak kecil belum bisa membaca, pembacaan dongeng atau cerita sebelum tidur, adalah salah satu ritual penting bagi hampir seluruh anak Belanda. Pemerintah Belanda bekerja sama dengan perpustakaan, taman bermain, taman kanak-kanak dan sekolah dasar, menyelenggarakan sejumlah kegiatan gemar membaca yang berlangsung reguler.

Salah satu negara tetangga yaitu Australia, menumbuhkan minat bacanya masyarakatnya dengan menjadikan anak-anak sebagai sasaran utama. Sejak warganya masih bayi, Pemerintah Australia sudah memperkenalkan dengan buku, caranya setiap ibu yang melahirkan mendapatkan kunjungan dari lembaga kesehatan pemerintah untuk melihat kondisi ibu dan membawakan buku pertama bayi. Buku tersebut dibuat berdasarkan penelitian, sehingga sangat berguna untuk bayi.

Di South Australia dan Victoria, pemerintah daerah menyelenggarakan Premier?S Reading Challenge atau Tantangan Membaca dari Premier (Kepala Pemerintahan Tertinggi). Kegiatan ini ternyata sangat berdampak positif bagi anak-anak. Setiap hari anak-anak meminjam buku yang berbeda dari sekolahnya untuk dibaca malam harinya. Dan yang menarik, mereka membaca tanpa paksaan.

Departemen Pendidikan dan sekolah di Australia menumbuhkan minat baca sejak anak-anak belum bisa membaca. Sekolah menerapkan Reading Journal, yaitu catatan harian masing-masing anak tentang buku apa yang telah dibacanya setiap hari. Catatan tersebut akan diperiksa oleh guru pada akhir bulan dan anak yang berhasil membaca 25 buku dalam sebulan akan mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud bukan berupa materi, hanya sebuah stiker kecil bertuliskan ?25 Night Reading Certificate? Yang ditandatangani sang guru. Penghargaan sederhana ini sudah sangat membuat anak-anak gembira dan semangat untuk membaca.

Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa perlu adanya keterlibatan secara aktif dari berbagai pihak seperti orangtua, guru dan pemerintah untuk menumbuhkan minat baca sejak dini. Sulit mengharapkan anak-anak dan remaja untuk datang ke perpustakaan tanpa ada upaya yang jitu dan daya tarik dari perpustakaan itu sendiri. Menghadirkan perpustakaan yang ideal dan ramah anak adalah salah satu titik penting keberhasilan tujuan ini mengingat daya beli masyarakat terhadap buku masih rendah.

Membangun Perpustakaan Ramah Anak

Dua kata kunci, yaitu perpustakaan dan anak-anak, yang kemudian digabungkan menjadi perpustakaan ramah anak, dirasa menjadi investasi jangka panjang yang masuk akal dalam meningkatkan minat baca bangsa.

Sebenarnya anak-anak bangsa ini haus buku bacaan. Mereka menjadikan perpustakaan sekolah atau perpustakaan di daerahnya sebagai tempat favorit. Mobil-mobil perpustakaan keliling pun selalu ramai dikunjungi. Lalu bagaimana dengan Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah? Kebutuhan membaca bagi anak-anak seringkali dinomorduakan. Perpustakaan daerah, perpustakaan umum, juga perpustakaan nasional belum menyisihkan ruang memadai untuk anak. Perpustakaan anak justru dikembangkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang peduli pada pendidikan anak.

Dunia anak identik dengan keceriaan bermain. Karena itu untuk dapat menjadikan suatu perpustakaan sering dikunjungi anak-anak, maka diperlukan konsep perpustakaan ramah anak. Tentu saja isi perpustakaan itu harus menarik. Pertama yang anak lihat adalah penampilan fisik dari perpustakaan itu. Perpustakaan ramah anak menyatukan fungsi sebagai wahana pendidikan dan sekaligus hiburan bagi anak sehingga anak betah di perpustakaan. Perpusatakaan ini didesain sedemikian rupa agar tujuan awal pendirian perpustakaan dapat tercapai.

Di Indonesia juga telah ada perpustakaan ramah anak meskipun jumlahnya belum banyak dan belum berskala nasional. Di Bandung juga telah didirikan Perpustakaan Anak Salman (PAS) yang dibangun atas inisiatif Pembinaan Anak-Anak Salman (PAS) ITB dengan pendanaan dari alumni Salman ITB. Selain buku anak, fasilitas ini juga akan dilengkapi multimedia untuk anak. Irfan Ramdani, ketua PAS ITB, menuturkan bahwa perpustakaan tersebut setiap minggunya, akan menjadi tempat pembinaan adik-adik PAS ITB. Harapannya perpustakaan ini bisa banyak dikunjungi oleh anak-anak dan mereka nyaman berdiam diri di perpustakaan. Perpustakaan Anak Salman akan menjadi tempat paling bersih di komplek Salman ITB. Penataan ruangan meliputi pemilihan warna, pengecatan ruangan, pemasangan lampu, pemasangan karpet, hingga pembuatan gapura membuat perpustakaan ini menarik.

Di Surabaya, tepatnya di Jalan Mayjen Sungkono , terdapat perpustakaan anak yang merupakan cabang dari Perpustakaan Wilayah Propinsi Jawa Timur, yang didirikan khusus untuk anak-anak. Fasilitas yang akan dibangun meliputi ruang koleksi, ruang baca, ruang bermain, ruang mendongeng, ruang audiovisual, ruang komputer, konter sirkulasi, foyer dan fasilitas pendukung lainnya. Konsep yang digunakan dalam perancangan adalah `taman bermain?.

Perpustakaan swadaya "anak bangsa", foto diambil dari sini

Menilik dari berbagai contoh perpustakaan anak tersebut diatas, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menciptakan perpustakaan anak ataupun perpustakaan umum ramah anak, antara lain:

Suasana indoors.

Anak-anak pasti menyukai ruang perpustakaan yang cerah dengan dinding berwarna terang, ditambah foto atau lukisan yang menarik di dindingnya. Ruang baca sebaiknya tidak terlihat gelap dan pengap aroma buku. Sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan yang cukup penting untuk menciptakan ruangan yang nyaman, sekaligus sebagai langkah perawatan buku agar tidak mudah rusak karena udara lembab. Untuk membangun perpustakaan seperti ini tidak harus mewah. Dengan mengandalkan kreativitas, sebuah rumah bisa disulap menjadi perpustakaan. Saat ini kehadiran rumah baca cukup banyak dan menggembirakan.

Koleksi buku dan CD audio visual.

Persoalan koleksi buku menjadi sorotan utama pengguna layanan perpustakaan. Tentu saja tidak hanya masalah jumlah yang harus diperbanyak, perpustakaan juga harus mampu menjadi penyedia sekaligus filter out dengan menyediakan buku-buku bermutu saja. Buku bermutu yang dimaksud tidak hanya buku baru, namun juga buku dari masa ke masa. Mengenal buku dari jaman anak-anak belum lahir tentu menambah wawasan dan menjadi suatu pengalaman yang menarik.

Pelayanan perpustakaan.

Keceriaan anak-anak seringkali menyebabkan suasana gaduh dalam ruang perpustakaan. Untuk mengatasi hal ini, perlu ditempatkan petugas perpustakaan yang sabar dan mampu memberi penjelasan kepada anak-anak tentang peraturan perpustakaan. Sang pustakawan juga harus mengerti bagaimana memperlakukan anak-anak dengan ramah, dan membantu kesulitan mereka dalam mencari koleksi buku yang diinginkan.

Anak-anak yang masih relatif baru dengan berkenalan dengan perpustakaan tentu akan semangat meminjam buku. Semangat ini hendaknya didukung dengan penerapan system peminjaman yang mudah bagi mereka.

Mendengarkan Cerita.

Anak-anak memang masih terbatas kapasitasnya dalam membaca. Karena itu diperlukan bantuan orang dewasa untuk membacakan buku cerita. Pembacaan cerita atau tale telling adalah kegiatan yang umum dilakukan di perpustakaan-perpustakaan ramah anak. Dengan kegiatan ini, tidak ada batasan bagi anak yang belum bisa membaca sekalipun untuk dapat mengkonsumsi buku bacaan. Story telling dapat dilakukan secara berkala seminggu sekali atau dua kali dengan jam dan tempat yang telah diinformasikan kepada umum.

Anak mana yang menolak menyimak story telling?

Dengan adanya perpustakaan ramah anak diharapkan anak-anak Indonesia gemar mengunjungi perpustakaan dan menjadikannya sebagai tempat favorit mereka. Dari membaca mereka juga akan terbiasa berdiskusi dengan teman tentang hal-hal yang terkait bacaaan mereka. Dengan begitu, anak-anak akan merasa terbiasa dan nyaman dengan suasana perpustakaan.

Tidak sekedar impian jika seluruh kenyamanan tersebut dapat dipenuhi, anak-anak akan lebih suka berkunjung ke perpustakaan daripada ke location permainan di mal. Apalagi jika perpustakaan dijadikan sebagai jadwal kunjungan hari libur, sehingga anak-anak akan terbiasa melakukan studi literature. Menumbuhkan kebiasaan lebih mudah dilakukan sejak anak-anak. Kebiasaan untuk menjadikan buku sebagai gudang ilmu dan sumber informasi akan lebih mudah ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Jika saat ini budaya anak-anak membaca dilakukan, maka 5-10 tahun lagi target Indonesia membaca akan tercapai.

Referensi :

http://bpad-kepri.Pnri.Go.Id/content material/andy-f-noya-duta-baca-indonesia

http://adronafis28.Wordpress.Com/2010/12/20/minat-baca-dan-generasi-kompetitif/

Damayanti, Mia dan Ayu Sekar Sari, WNI yang tinggal di Adelaide Australia. (Wawancara pribadi)

http://dewey.Petra.Ac.Identity/jiunkpe_dg_4531.Html

http://salmanitb.Com/2010/09/pas-itb-bangun-perpustakaan-khusus-anak/

http://www.Rnw.Nl/bahasa-indonesia/article/perpustakaan-anak-belanda

http://bz.Blogfam.Com/2006/03/mengintip_perpustakaan_anak_di.Html

Tulisan ini diikutkan dalam Kontes Ngeblog VOA

dan memenangkan Juara Ke three Periode Agustus 2012

TEKNIK AGAR NASKAH DITERIMA PENERBIT (RESENSI / PERADA, KORAN JAKARTA)

Judul Buku : When Author Meet Editor

Penulis : Luna Torashyngu dan Donna Widjajanto

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun : Mei, 2012 / Cetakan ke 1

ISBN : 978-979-22-8322-8

Tebal : 236 halaman

Harga : Rp. Fifty five.000

Sejak tahun 2005, terjadi ledakan jumlah pengarang buku-buku fiksi di Indonesia. Banyak penulis yang melejit namanya secara mendadak, namun tidak sedikit yang frustasi karena naskahnya ditolak dari penerbit satu ke penerbit yang lain. Karena itu buku-buku tentang teknik menembus penerbit dapat menjadi rujukan bagi para penulis.

Buku When Author Meets Editor merupakan karya kolaborasi antara Luna Torashyngu, pengarang novel teenlit bestseller dengan Donna Widjajanto, editor dari penerbit. Mereka menyajikan rahasia dan fakta dibalik lahirnya buku fiksi dan novel laris. Kolaborasi dari dapur penerbitan ini mengungkap secara terbuka seluk beluk cara menembus penerbit dan hal-hal apa saja yang membuat sebuah naskah ditolak.

Ketidaktahuan pengarang seperti cara mengirimkan naskah ke penerbit, pra syarat yang harus dipenuhi agar naskah diterbitkan, dan berbagai kesalahan sederhana yang membuat naskah langsung ditolak. Dalam buku ini juga dijelaskan tema tulisan yang disukai editor dan pembaca, kunci menjalin hubungan baik dengan editor serta jurus rahasia untuk tetap konsisten berkarya.

Dalam karya fiksi, diperlukan ide ? Ide liar dari pengarang yang melahirkan rangkaian cerita yang tak biasa dengan finishing yang sulit ditebak. Sebuah cerita akan terasa hidup apabila memperhatikan tiga hal penting dalam proses kreatifnya yaitu pemilihan karakter tokoh, placing cerita, dan alur cerita yang tepat. Karakter memegang peranan penting dalam cerita karena membuat cerita lebih hidup. Bahkan karakter yang kuat bisa mengangkat suatu cerita yang tema dan jalan ceritanya biasa saja menjadi menarik. Pengarang yang baik membuat pembacanya mampu membayangkan karakter ? Karakter dalam ceritanya dengan sangat jelas. Begitu juga dalam penentuan putting waktu dan putting lokasi, diperlukan ide liar agar tidak monoton bagi pembaca. Sedangkan untuk alur cerita, ditentukan oleh kalimat pembuka, alur yang berbeda, finishing yang tidak mudah ditebak dan kalimat yang tidak bertele-tele. Langkah-langkah dalam membangun three komponen utama ini dijelaskan oleh Luna Torashyngu pada bab 3.

Apa yang terjadi di balik meja redaksi masih menjadi rasa penasaran para pengarang. Pada bab five, sang editor mulai menceritakan tentang apa saja yang terjadi di balik meja redaksi dan bagaimana editor memperlakukan naskah demi naskah yang jumlahnya bertumpuk-tumpuk. Selain bentuk dan tampilan naskah, tema yang diajukan pengarang sangat menentukan apakah naskah akan dilanjutkan untuk dibaca oleh editor atau tidak. Hal-hal pertama, seperti kalimat pertama, adegan pertama, paragraph pertama, halaman pertama adalah poin krusial yang menyangkut hidup-mati sebuah novel. Kalau yang pertama-pertama ini sukses merebut perhatian editor, maka berita baik untuk pengarang, dalam beberapa bulan novelnya akan berada di toko buku.

Perjalanan sebuah naskah menjadi buku cantik ternyata tidak mudah. Editor sangat berkuasa memberikan kritik di sana-sini dan meminta pengarang untuk melakukan revisi. Pada bab 6-8 buku ini menjelaskan secara detil apa saja yang perlu direvisi dan bagaimana proses revisi itu berlangsung. Pada babak revisi seringkali terjadi permasalahan antara pengarang dan editor. Permasalahan bisa datang dari pihak editor, misalnya editor sok tahu, kurang cermat, atau terlalu kaku, maupun dari pihak pengarang misalnya penulis yang keras kepala tidak mau merevisi naskah, tidak sabar dan sok tahu. Karena itu, keharmonisan antara pengarang dengan editor ini perlu dijaga karena menentukan kerjasama dan produktivitas pada karya-karya selanjutnya.

Pada akhir buku dilampirkan bonus bab-bab asli dari novel high-quality dealer : ?Mawar Merah : Matahari? Yang dihilangkan dari buku jadinya (halaman 143 -232). Bagi yang sudah membaca novel tersebut, bonus ini dapat menghapus rasa penasaran. Disebutkan bahwa pemotongan bagian tersebut karena dirasa tidak perlu berada dalam alur cerita. Namun bagi yang belum membaca novel tersebut, bonus ini hanya akan menjadi penggalan cerita tanpa awal dan akhir.

Dari riset pasar sederhana menunjukkan ternyata banyak sekali buku tentang cara menulis, namun belum ada atau sedikit sekali buku yang menyinggung hubungan pengarang dengan penerbit dan editor. Ternyata, para pengarang dan editor masih punya rasa takut atau enggan satu sama lain. Diantaranya takut naskah yang sedang dikerjakan ternyata tidak berguna, tidak bermakna dan akhirnya tidak laku di pasaran. Tetapi, riset, sesederhana apapun, bisa membantu membukakan sudut pandang baru pada naskah yang sedang kita kerjakan dan membantu mengatasi rasa takut itu.

LIBURAN IKUT KE KANTOR (mommiesdaily.com)

Bingung juga kalau saat anak liburan sekolah, saya dan suami tidak bisa cuti. Atau kalaupun bisa cuti, tidak bisa lama-lama. Mana sekolah di swasta kadang liburannya beda dengan jadwal libur di sekolah negeri pada umumnya. Kebetulan, di sekolah Cinta libur tengah tahun ini seminggu lebih awal dan berakhir seminggu lebih lama, sekalian libur awal Ramadan.

Lah, kenapa, kok, bingung ? Kan enak, libur artinya nggak perlu bangun dan mandi buru-buru, juga tidak perlu menyiapkan sarapan dan ini-itu buru-buru. Mungkin demikian kalau Mommies punya asisten complete day di rumah. Anak ada yang urus dan menjaganya di rumah saat libur. Masalahnya, asisten kami component timer, hanya datang 3 jam dalam sehari. Jadi selebihnya Cinta ikut siapa?

Solusinya, saya dan suami harus berkompromi. Hom-pim-pah, bagi-bagi giliran mengajak Cinta ke kantor. Tentu tidak mudah, kami harus menyesuaikan dengan kesibukan di kantor. Kalau saya sedang ada rapat yang tidak memungkinkan bawa anak, suami yang mengajak Cinta ke kantornya, begitu juga sebaliknya. Untungnya semua bisa diatur. Kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan kantor yang sangat welcome dengan kehadiran Cinta. ?Anaknya tidak merepotkan, kok, mau duduk manis, nggak ganggu konsentrasi. Malah kami senang ada hiburan,? Begitu komentar rekan-rekan di kantor.

Agar Cinta tidak bosan ikut kerja sehari penuh, suami sudah merencanakan kegiatan turun lapang yang seru sekaligus bermanfaat untuk Cinta. Kebetulan pekerjaan suami berhubungan dengan hal-hal agronomi atau pertanian. Cinta dibawa keliling station (sebutan untuk pusat riset di tempat kerja suami), kemudian berkenalan dengan asisten lapang sekaligus melihat aktivitas mereka bercocok tanam, dan berkesempatan mencoba beberapa alat yang aman. Seru, kaaaan?

Cinta juga berkesempatan mampir ke laboratorium. Di sana, Cinta melihat poster-poster serangga dalam ukuran besar dan menggunakan efek three dimensi. Terdapat juga koleksi serangga-serangga yang diawetkan dan replika semut dalam ukuran raksasa. Wah, benar-benar menimba ilmu yang menyenangkan, ya, Cinta :)

Berbeda kantor ayah dengan kantor mama. Saat ikut ke kantor saya, Cinta lebih banyak duduk dan beraktivitas dalam ruangan. Soalnya mama kerja di bagian adiministrasi, pasti tidak jauh-jauh dari komputer dan kertas. Untuk mengisi waktu seharian, biasanya saya membawa pc pribadi dari rumah khusus untuk Cinta bermain game atau berinternet. Cinta juga mengisi waktu dengan menulis, menggambar dan mewarnai. Hasilnya, banyak karya Cinta yang tahu-tahu sudah tertempel di loker saya

Sesekali saya juga membawa Asa (anak kedua) jika pekerjaan sedang tidak banyak. Asa biasa dititipkan di daycare di dekat kantor, saya menjemputnya saat jam istirahat. Kalau bawa mereka berdua, sudah dipastikan saya tidak bisa berlama-lama, karena Asa cepat merasa bosan. Salah satu aktivitas Cinta dan Asa saat saya tinggal mengetik adalah menyemprot dan mengelap kaca lemari buku, hahaha ?. Pantas, kok, tenang-tenang saja, ternyata lagi asyik berdua.

Ya, begitulah, akhirnya liburan berlalu tanpa terasa. Liburan tetap asyik walaupun tidak jalan-jalan ke luar kota atau ke tempat wisata.

Cerita seru ini bisa dilihat juga di mommiesdaily.Com

Rabu, 29 Juli 2020

THIS IS THE TIME !

THIS IS THE TIME ! *tarik napas

Ibu-ibu, tahukah anda perasaan saya dalam 6 bulan terakhir? Berada disini, bersama anda semua, membuat saya merasa terdampar nyaman, mendapatkan banyaaaaaaak…sekali kebahagiaan.

Inilah saya, pemula, anak bawang di dunia penulisan (dan belum pernah menulis buku satupun), yang kemudian mendapat lirikan dari teh Indari Mastuti , lalu mendapat kesempatan untuk banyak berbagi disini. Kesempatan dan kepercayaan yang diberikan bahkan pada saat Teh Indari belum mengenal saya, sungguh menjadi kehormatan bagi saya. Terimakasih banyak Teh Indari…

Saya menerima tawaran itu, karena saya merasa punya kewajiban berbagi ilmu, sedikit apapun itu. Apa yang telah saya sampaikan disini tidak lain adalah untuk kebahagiaan saya sendiri dan untuk membantu ibu-ibu, anda-anda sebagai INDIVIDU sahabat-sahabat saya. Hanya itu, tidak lebih. HANYA ANTARA ENGKAU DAN AKU.

Karena saya pemula, maka yang saya bagikan di sini adalah info-info dasar. Saya merasa belum sanggup memasuki ranah teknik-teknik penulisan untuk media/jurnalistik. Banyak senior disini yang lebih berkompeten dalam hal itu. Tidak menyangka, justru karena tema-tema“pemula” yang saya usung disini mendapat respon luar biasa. Ternyata, banyak juga yang pemula ya, hehehe…yuk rame-rame TOSSS!!!

Lantas saya mendapat julukuan ratu media, siapa ya yang dulu ngasih julukan itu??? (padahal saya lebih suka disebut princess :P ) Ada juga yang memanggil Bu Guru… saya anggap itu sebagai gelar-gelar penghormatan dari ibu-ibu semua,..rasanya seperti dapat penghargaan dari presiden, woww...

Di sini, saya, Murtiyarini, dengan telapak tangan kanan di dada kiri, ingin menyampaikan Terimakasih, terimakasih, terimakasiiiiiih…yang teramat dalam, kepada semua ibu-ibu anggota IIDN atas segala apresiasinya.

*tarik napas lagi….

Sudah satu semester, kalau di perkuliahan sudah saatnya ganti mata kuliah, ganti guru. Saya tidak akan mengatakan kata-kata perpisahan, saya masih akan disini (jika diperkenankan), tetap “mengompori “ dan akan chit-chat dengan ibu-ibu semua… namun saya pikir, disaat kebahagiaan ini melimpah, adalah saat yang tepat untuk meninggalkan kursi empuk di kelas “Diskusi Menembus Media”.

Saatnya saya member kesempatan kepada pemula yang lain untuk memandu diskusi, dan kita sama-sama berbagi info disini. Saya percaya, sudah banyak diantara ibu-ibu yang telah “terkompori” (hehehe) dan melejit, siap sebagai ratu media berikutnya. Memanggil Rosmery Ashalba, Sri Widiyastuti, Hidayah Sulistyowati, Sri Rahayu, Bulan Nosarios, Irawati Prillia, Ety Abdul dan banyaaaak lagi.

Dengan ini, saya menyampaikan, kelas Diskusi Menembus Media semester satu telah selesai, semua dapat nilai A atas semangatnya. Kalau ada yang tertinggal dan telat masuk kelas, kewajiban kakak kelasnya untuk berbagi ilmu, setujuuu???

Semester depan, kita tunggu kru IIDN yang akan menyajikan kelas-kelas menarik lainnya. Mungkin dengan kelas yang sama ataupun berbeda, yang jelas dengan bu guru yang baru

Info diskusi satu semester saya tulis di http://asacinta.blogspot.com/search/label/diskusi . Silakan digunakan sebagaimana mestinya, free.

Finally, saya ingin meminta maaf, terutama pada dua hal : maafkan atas kesombongan saya, suka pamer-pamer…dan kedua, maafkan jika ada ketidaksabaran saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.

I Love You, TETAP JAGA ADRENALIN MENEMBUS MEDIA !!

Komentar - komentar :

Rina Susanti :

hikhik...banjir air mata bacanya...btw, thank mba Arin atas bagi2 ilmu n infonya. Ikut grup sana-sini n intip kelas sana-sini, dan bu guru Arin yg gak pelit ilmu n info. Beda sm penulis senior yg suka mnskip info hehehe

Raditya Surya:

Betul bangettttt... aku termasuk penikmat pelajaranmu Mbak Arin- Murtiyarini, meskipun hanya beberapa tulisanku yang tembus media. Tapi aku cukup termotivasi olehmu. Hiks... Kamu adalah guru yang terbaik Mbak... makasih banyay atas ilmunya yaa......

Vivi Fajar Anggraeni:

T.T..sedih uy..tak sambangi blogmu MbakArin- Murtiyarini..sampe' ktemu di lain lapak eh..rubrik yah..thanks for all your kindness..

Mia Damayanti:

Takkan lupa, Bunda Cinta yg mensponsoriku mengundangku melemparku nikmat berIIDN.

TRIMA KASIH BUANYAAAK

Insya Allah nanti aq nulis lg, beneran deh, suer!

Nita Lana Faera: ah, gak pamer kok bu. ini kan inspiratif, mengajak yg lain untuk berkarya. saya aja sekarang jadi rajin ikutan lomba nge-blog, ngikutin ibu. makin berkarya ya bu. terkadang memang penulis itu identik dg: udah punya berapa buku? padahal arti penulis itu sederhana: tukang nulis, hehe.

Sri Rahayu: mbaa Arin- Murtiyarini aku jadi ikut sedih...dah sering bawel bertanya dan menyibukkanmu dengan segala kegaptekkanku. Wah...terima kasih untuk semua ilmunya mba. sebenarnya inginnya dirimu tetap jadi ratu media disini..namun mungkin kami dah banyak menyita waktumu ya mba. sekali lagi terima kasih untuk ilmunya

Indah Novita Dewi : mbak arin resign to, atau mau promo ke jabatan yg lebih menantang? makasih ya mbak, dirimu salah satu penulis iidn favoritku. Juara ngomporin/motivator kita untuk nulis di media. Walaupun naskahku lebih banyak yg ditolak daripada yg nyangkut, hehe. Keep in touch in here...

Candra Nila Murti D: mbak Arin- Murtiyarini,..ketemu sliramu adalah berkah untukku. Sama halnya ketemu bu Indari Mastuti Full, Ibu-ibu Doyan Nulis - Interaktif, yang akhirnya jadi sahabat baik saya disini. Entahlah serasa saya temukan komunitas yang tepat, berisi teman-teman yang tepat pula. Sliramu selalu ramah dengan kami, berbagi ilmu dan menyapa,..semoga jadi pahalamu mbakyu, terus tebar kebaikan pada kami,..

Rosmery Ashalba :

hikss... mau kemana sih kakak..(cieee..kakkkkaaa..)

*kan ngak mau dibilang ratu dan bu guru..

anyway, makasih atas segala sharing ilmunya yaa.....Lihat Selengkapnya

Nunung Yuni Anggraeni:

hua...hua....nangis guling guling ditinggal bu guru..

Candra Nila Murti D NB: saya mahasiswa abadimu wae mbak,..gak usah ganti dosen! huwaaa nilaine c ya ra popo,..

Tati Yuni : walaupun baru bergabung rasanya saya dah lama berada di group IIDN ini...terimakasih keluarga besar IIDN atas semua ilmu dan kehangatannya....

Siti Maryamah : Hiks. sedih banget. Tega banget sih Mba Arin- Murtiyarini. Makasih banget atas semuanya.. Wish to meet u someday..!

Prima Dewi : waduh bu dosen mau k mana? Sy bru bergabung dan baru akan mau menjajaki eh udah d tinggal...telat bgt ya sy ini...tapi bu Arin-Murtiyarini semoga pekerjaan lain yg akan di jalani tidak melupakan kami...dan jangan ga mampir2 lg yaa...*msh ngahuleung...

Indari Mastuti : peluuuuuk erat....makasih ya jeng Arin- Murtiyarinitelah berbagi banyak hal di grup ini. Saya menunggu ibu-ibu lain yang ingin berbagi di kelas ini...mari kita bergiliran saling membagi ilmu....salam sayang untukmu dan semua ibu di IIDN, muaah

Ety Budiharjo:  Yaaaa...hu..hu...(skrg jd nangis betulan disertai merinding)...baru kenal dgn mb Arin- Murtiyarini dn ibu-ibu IIDN ko kyk dah lamaaaaa gitu loh. Amazing sekali group kita ini. sy tdk kenal cela, iri hati apalagi minder. smua mau berbagi dan tdk malu m...Lihat Selengkapnya

Lygia Pecanduhujan: yaaaaaaah.. Aku belum luluuuuuuuusssssss.. Aku belum nembus mediaaaaaaa

Liani Handayani : Yahhhh........*nangis di pojok* Bu Guruuuu jangan perrgiiiii *slow motion* saya belum lulus *tambah sedih, hiks*

Dewi Anggun Puspita Sari: makasih banyak mba Arin- Murtiyarini, karena motivasimu sy smangat menulis lagi ^^

Irawati Prillia : Mbak Arin, terima kasih atas tips2 dan motivasinya selama ini. Sejak bergabung IIDN saya jadi semangat lagi untuk menulis di media massa. Semoga makin sukses. amin...

Yosi Suzitra: Peluk buat mba Arin- Murtiyarini, juga ibu-ibu di sini, hik-hik, sedih bacanya mba, ikut kaya mba Chandra deh jadi mhs abadi. Terimkasih yang banyaaaaak ya mba Arin. Pelukk lagi.

Wida Waridah: ada pertemuan, ada perpisahan... tapi kenapa secepat ini kita mesti berpisah, Mbak? hiks hiks hiks...

Nani Asmarani: Terima kasih Mbak Arin, ilmu yang diberikan sungguh bermanfaat. Sayang, saya jarang masuk kuliah sebab saya harus kerja juga , he,he.. Love you so much!!!

Jihan Davincka waaahhh, kenapa udahan Mbak Arin- Murtiyarini? thanks for everything, yah .

Haeriah Ummu Abdillah: terima kasih mba Arin- Murtiyarini buat semua kebaikanmu selama ini. Bagaimanapun namamu telah terpatri dihatiku..^mendadak jd ingat lagu himne guru deh..^

Dewi Rieka Makasih mba arin..

Meta Nuci Ferawati : mungkin saya lah yg paling pemula bahkan keselip anak saya yg sudah biasa tembus media dan penerbitan....wah...masih belum pd nih...beraninya baru nulis di blog....hehe

Rina Susanti:Mba arin ngaku belum punya buku...padahal banyak penulis mengaku buku antologiny adalah bukunya ...salut untuk kerendahan hati n penghargaan mba Arin terhadap hak cipta. Mba arin sebenarnya sudah punya 2 antologi setahu saya

Indari Mastuti dan..saya menangis

insya Allah pengganti mbak arin salah satu anggota iidn yang juga pemred media nasional khusus perempuan. kita semua...disini...berbagi ilmu dan cinta...lov all of you

Rina Susanti Wah majalah apa nich...jadi penasaran n gak sabar...kartinikah? Sekar?

Diandra Nasution Ya Alloh...sedih banget. Asli, baca kata-kata mba Arin dalem bangeeet...Aku bisa merasakan ketulusannya. Semoga sukses terus mba Arin. keep in touch yaaa...Dan yuk, sambut gembira kehadiran guru baru...siapa tuh? Petty S. Fatimah kah ? Asyikkk..bakal seru..

Nunung Yuni Anggraeni Peluk mbak arin *hug*

Elmi Wiarti ..speechless nih

Anna Permatasari Mbak Arin masih tetap di sini kan? Terima kasih atas ilmumu, Mbak... Insya Allah berkah dan semoga Allah memberi segala kemudahan langkah Mbak Arin ke manapun... walau aku tidak selalu hadir di kelas ini... *huhu... nyesel, deh*

Sri Widiyastuti wow ramenya lapak bu guru Arin- Murtiyarini, ratu media heuheu, iya saya juga meskipun jaranggg banget duduk manis ikutan diskusi dengan tangan terlipat (karena sambil sibuk wara-wiri) tapi tetep menstabilo poin-point penting yang mbak Arin sebutkan un...Lihat Selengkapnya

Nunu El-fasa mbak Arin- Murtiyarini

Ety Abdul Sediiiiiiiih, mba arin mau kemana sih?

Makasih atas semua ilmu dan waktunya menjawab pertanyaan2ku..

Naqiyyah Syam Full huaaaaaaaaaaah Mbak Arin- Murtiyarini mau kemaa? Kok mau mengundurkan diri, jangan atuh *tarik baju mbak arin, hiks*

14 HARI YANG MENEGANGKAN

Cerita berikut adalah tentang 14 hari paling menegangkan yang pernah aku alami.

Yaitu masa-masa putriku Cinta mengalami demam pada usianya menjelang 2 tahun.

Badai telah berlalu, selalu ada hikmah sesudahnya.

Bersyukur, Cinta kini sehat, ceria dan tumbuh kembangnya sangat baik.

Hari ke 1

Dini hari, aku dikejutkan oleh sentuhan panas di ujung dada. Anakku demam! Rongga mulutnya terasa lebih hangat dari biasanya. Aku merasakannya seketika saat dia menyusu.

Aduh, kenapa Nak? Tadi malam saat menyusu menjelang tidur, suhu tubuhmu masih regular.

Ini bukan yang pertama terjadi. Demam anak seringkali datang pada dini hari. Setelah anak beristirahat, tidur dengan nyenyak, sistem imun anak bekerja. Walau bukan pertama, tetap saja demam membawa kejutan, dan meresahkan.

Tidur Cinta mulai gelisah tidak nyaman. Kuambil thermometer, dan mengukur suhu tubuhnya, 38.5 derajat celcius. Aku harus memberinya pertolongan pertama. Kuambil Panadol Drops, penurun panas yang selalu ada di kotak P3K. Kuberikan Panadol dengan pipet. Setengah jam kemudian demamnya reda. Cinta kembali tidur.

Tidurlah, Nak. Semoga besok pagi engkau ceria kembali.

Hari ke 2

Pagi hari, 6 jam dari pemberian Panadol, Cinta kembali demam. Artinya, pertahanan tubuhnya masih berjuang. Demam adalah gejala, sedangkan penyakit yang sebenarnya harus dicari tahu untuk menentukan pengobatan yang sesuai. Sementara masih demam, pemberian Panadol bisa diulang three-4 x sehari dalam jangka waktu 6 jam. Untung Cinta mau bekerjasama, dengan mudah dia mau meminum Panadol yang rasanya enak.

Aku merunut 1-7 hari ke belakang, kira-kira apa penyebab demam anakku kali ini. Dua hari sebelumnya kami jalan-jalan ke museum. Apakah Cinta merasa kecapekan dan terkena angin? Apakah terkena infeksi saat naik kendaraan umum? Apakah diantara makanan yang kami makan ada yang kurang higienis? Sepertinya, kami sudah sangat berhati-hati.

Hari ke three

Cinta masih demam. Aku semakin changed into-became. Sudah waktunya kami membawa Cinta ke Dokter. Gejala yang terlihat hanya demam, tidak ada batuk atau pilek. Dokter merasa belum waktunya memberi antibiotik. Dokter hanya meresepkan suplemen untuk daya tahan tubuh. Untuk penurun panasnya, Dokter meresepkan Panadol Drop, sama seperti yang sudah tersedia di rumah, jadi aku tidak perlu membelinya lagi.

Teringat beberapa hari sebelum Cinta demam, aku memarahinya karena dia rewel minta ini-itu tidak jelas. Kamu mungkin belum mengerti alasan Mama, namun hatimu telah tersakiti. Seharusnya mama bisa bersikap lebih lembut. Apakah karena Mama marah lalu kami sakit, Nak? Maafkan Mama, Nak.

Saat petang menjelang, hari terasa kian suram. Malam terasa panjang menanti esok pagi dengan harapan demam akan hilang.

Hari ke 4

Aku mulai panik karena Cinta masih demam. Belum pernah dia demam lebih lama dari ini. Nafsu makannya mulai turun. Untung ada Panadol yang membantu meredakannya. Cinta mau makan, minum dan dapat beristirahat.

Namun penyakit sesungguhnya masih menjadi tanda tanya. Aku membawanya ke dokter lagi untuk pemeriksaan trombosit dan kemungkinan DBD. Ternyata hasil tes darah everyday. Dokter menenangkan kami.

Kebimbangan hampir selalu datang disaat aku panik. Banyak masukan dari orang sekitar. Mungkin anakmu lagi tumbuh gigi, mungkin mau tambah pinter atau Mungkin anakmu kecapekan karena belajar merangkak dan kemungkinan-kemungkinan lain. Ada yang masuk akal, ada juga yang tidak. Dalam situasi ini aku berusaha menguatkan hati, mempertajam intuisi. Intuisi seorang ibu akan membawa kepada petunjuk tentang apa yang dialami anaknya.

Hari ke 5

Ya Allah, kenapa Cinta masih demam? Apa sakitnya?

Masa-masa paling menegangkan adalah masa di mana buah hati sedang sakit. Pada saat itu aku berharap bisa menyembuhkannya seketika. Namun kenyataannya tidak semudah itu. Negoisasi dengan Tuhan pun aku lakukan. Sepertinya apapun siap aku tukar, asalkan Tuhan memberikan kesembuhan pada anakku.

Ya Allah, pindahkanlah sakit anakku ke badanku saja, aku rela menggantikannya asal dia tidak menderita

Hari ke 6

Kembali aku membawa Cinta ke Dokter. Kali ini adalah untuk pemeriksaan laboratorium penyakit typhus. Dan hasilnya negatif. Dokter belum merasa perlu merujuk Cinta untuk opname. Kami semakin bingung.

Aku lelah. Malam-malam yang kulalui terasa panjang. Aku hanya tidur saat Cinta tidur. Bergantian, aku dan suami menenangkan Cinta yang gelisah. Hampir setiap saat kuusap kening dan punggungnya, berharap suhu tubuhnya everyday. Termometer tak pernah jauh dariku. Setiap 6 jam aku mengukur suhu tubuh Cinta sebelum kemudian memberinya Panadol. Dalam lelah, aku dan suami saling menguatkan hati. Kami harus tegar, kami harus kompak dan kami tidak boleh berhenti berharap. Karena harapanlah yang akan membawa kesembuhan.

Hari ke 7

Sudah tujuh hari Panadol telah membantu meredakan demam, namun penyakit rupanya masih ada. Pertahanan tubuh Cinta masih bekerja melawan penyakit, dan menimbulkan gejala demam. Cinta tidak mau makan, hanya mau ASI. Dengan terus mendekap Cinta dalam dada, aku berdoa tiada henti, memohon kesembuhan Cinta.

Ya Allah, sembuhkan anakku. Aku sudah memberinya ASI, memberinya cinta dan kasih sayang, semoga apa yang telah kuberikan itu menjadikannya kuat.

Hari ke 8

Anakku, maafkan Mama. Mama lalai menjagamu.

Mama menyayangimu. Mama berusaha menjagamu, namun ada yang terlewat.

Maafkan Mama, seharusnya Mama mengusahakan agar kamu suka makan.

Maafkan Mama, tidak selalu bisa menjagamu dari benda-benda kotor.

Maafkan Mama, membiarkanmu bermain terkena udara luar terlalu lama.

Maafkan Mama, tidak bisa selalu melindungimu.

Sembuhlah Nak, Mama berjanji akan menjadi Mama yang lebih baik untukmu.

Pengakuan dan janji lirih yang kuucapkan disamping telinganya, seraya mengelus punggungnya yang hangat.

Sebentar lagi Cinta minum Panadol ya Nak, agar demammu reda.

Hari ke 9

Cinta hanya mau digendong. Tidurnya gelisah. Jika panasnya tinggi Cinta sering berhalusinasi. Kami kian bertanya-tanya, apa sebenarnya sakit Cinta ini. Kami membawa dokter lain. Dokter kedua ini memberikan antibiotik untuk mengobati kemungkinan adanya infeksi bakteri. Dokter juga menyatakan belum perlu opname.

Aku dan suami sempat berpikir ingin membawa Cinta ke pengobatan alternatif. Hati kami gelap rasanya, pikiran buntu. Kemana lagi kami harus bertanya? Kemana lagi kami harus meminta tolong? Ya Allah, terangilah hati kami. Mohon petunjukmu.

Hari ke 10 :

Cinta menggigil dalam gendongaku, padahal suhu tubuhnya panas. Intuisiku mengatakan Cinta harus opname saat itu juga. Kami memutuskan untuk membawanya ke RSAB Harapan Kita, Jakarta untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lengkap. Tidak lama, Dokter menyampaikan hasil pemeriksaan, Cinta mengalami bakteremia (infeksi darah) akibat Pnemokokus.

Bagaikan petir mendengar vonis tersebut. Dokter menjelaskan bahwa tingkat keparahannya sudah tinggi. Kami lemas seketika. Aku hanya bisa menangis. Ya Allah, apakah aku akan membawa pulang Cinta dengan keadan ordinary seperti sebelumnya? Kumohon pada Mu, Ya Tuhanku, berilah kami kesempatan kedua.

Kuusap rambut Cinta.

Kuat ya sayangku, bertahan ya Nak, begitu bisikku didekat telinganya.

Hari ke 11

Kami menyerahkan pengobatan terbaik kepada Dokter di RSAB Harapan Kita. Berbagai tindakan dilakukan, diantaranya tranfusi darah . Saat menyaksikan darah pertama menetes memasuki lengan mungilnya aku bertakbir lirih, Allahu akbar, Allahu akbar, Allah maha besar. Engkaulah yang kuasa menyembuhkan.

Selain itu dokter juga melakukan pemberian antibiotik dan imunoglobulin melalui infus, terapi inhalasi untuk menghilangkan lendir disaluran pernapasan, rontgen paru-paru, USG organ pencernaan, dan pemeriksaan THT.

Dapatkah infeksi dihentikan? Kapankah suhu cinta kembali everyday? Pertanyaan penuh harap itu masih tersimpan di benak aku dan suami. Selama itu, aku masih memberi Cinta Panadol setiap 6 jam sekali untuk meringankan demamnya. Cinta pun bisa beristirahat disela-sela sakitnya. Semoga dengan ini tubuhnya semakin kuat melawan penyakit.

Hari ke 12

Selama di rumah sakit, aku terus mendampingi Cinta. Kadang aku ikut berbaring saat menyusuinya. Bahkan saat perawat mengganti jarum infus atau memberikan suntikan, aku harus membantu menenangkan Cinta, mengelusnya, memberinya rasa aman. Aku sendiri juga harus berusaha menenangkan diri sendiri. Aku harus kuat, agar ASI tetap lancar, agar aku tidak jatuh sakit, agar tetap bisa menolong Cinta.

Demam belum reda. Cinta masih berjuang, bersama Panadol yang meringankan deritanya. Kata Dokter, begitu demam reda setelah melalui satu kali periode pemberian Panadol, artinya setelah 12 jam tidak naik lagi suhu tubuhnya, berarti harapan sembuh besar.

Hari ke thirteen

Cintaku, Mama rindu bermain bersamamu. Mama ingin mengajakmu berlarian di rumput sambil menangkap gelembung. Mama rindu celotehmu yang baru pandai bicara. Mama rindu mendengar tawamu saat badanmu ku ayun-ayun seperti terbang.

Cintaku, Mama sudah menghapal lagu-lagu baru untukmu. Nanti kita nyanyikan bersama. Mama juga sudah menghapal cerita Franklin kura-kura kesukaanmu. Maafkan Mama, kadangkala Mama salah dalam bercerita. Mama tidak melihat buku, Mama hanya menghapal. Rupanya kamu tahu ada bagian yang terlewat. Mama tahu kamu anak yang cerdas.

Cintaku, sembuhlah Nak. Nanti kita berenang lagi. Nanti kita bermain layang - layang lagi. Bagaimana kalau kita melukis cat dengan tangan? Atau kamu ingin bermain boneka di teras rumah? Mama akan siapkan boneka Barbie baru untukmu. Mama tahu kamu pasti suka.

Hari ke 14

Keajaiban yang kutunggu akhirnya datang. Demam Cinta turun pada hari ke 14. Suhu tubuhnya sekarang 37? C. Dokter meminta kami menunggu hingga 2 hari hingga suhu tubuhnya stabil, baru memperbolehkan Cinta pulang.

14 hari yang menegangkan. 14 hari menanti demam anakku turun. Panadol, telah mendampingiku melalui masa-masa sulit itu. Panadol adalah pilihan tepat, dengan jangka waktu pemberian yang agak lama, sesuai dengan dosisi anjuran, Panadol masih aman digunakan. Panadol tidak menimbulkan efek samping atau alergi pada anakku, juga tidak menyebabkan trombosit turun seperti yang ditemukan terjadi pada penggunaan jenis penurun panas yang lain.

Alhamdulillah, anakku bagaikan terlahir kembali. Kami mengadakan syukuran bubur merah putih menyambut kehadiran Cinta di rumah. Dalam beberapa bulan kemudian, Cinta masih rajin kontrol ke dokter untuk mengoptimalkan penyembuhan, dan mengejar ketinggalan berat badan akibat sakit. Banyak hal yang harus kami perhatikan demi menjaga kesehatan Cinta dikemudian hari.

Peristiwa ini membawa hikmah luar biasa bagi aku dan suami sebagai orangtua. Kami semakin menjaga karunia yang dipercayakan Allah. Karunia tiada tara, kebahagiaan memiliki anak. Mendengar tawa ceria Cinta, membuat dunia kami berwarna kembali.

Suka ke Toko (Buku)

Menurun dari ibunya, Cinta dari umur setahun sudah menunjukkan tanda-tanda suka ke mal. Sebenarnya bukan maksud hati membiasakan jalan-jalan ke mal, tapi bingung mau kemana lagi? Cinta menyebut mal atau plaza dengan istilah umum, yaitu: toko. Saya membiasakan begitu, karena istilah mal sepertinya kok gaya banget.

Kalau dulu sewaktu saya kecil, jalan-jalan ke tegalan masih bisa. Terus petik-petik bunga, daun dan ranting untuk bahan masak-masakan. Bikin bumbu pecel dari batu bata merah yang dihaluskan dan dikasih air. Kalau Cinta? Rumah berada di salah satu gang, kalau tidak pantas disebut jalan kecil. Halaman sudah disemen semuanya untuk garasi mobil. Jangankan untuk menanam tanaman, rumputpun tak dapat tempat. Tak ada lagi bagian yang masih ada tanahnya. Kontrakan yang dulu halamannya ada tanahnya, tapi malah dipakai sebagai WC oleh kucing liar. Haha.

Sebenarnya kami suka jalan-jalan ke Taman Kencana, sebuah taman kecil di Bogor. Tapi karena kecil, atau pengunjungnya yang banyak, taman itu jadi ramai banget. Ditambah lagi sekarang banyak pedagang makanan, baik yang kaki lima, maupun roda empat alias warung mobil. Yang jualan mainan juga banyak. Cinta sukanya beli cairan sabun untuk membuat gelembung. Murah meriah hepi ! Ke taman ini enaknya pagi antara pukul 06.00-09.00. Lewat itu matahari sudah terik. Nggak cocok untuk olahraga.

Alternatif lain adalah ke Kebun Raya. Ada taman anggrek di dalamnya. Tiketnya sekarang sudah 11 ribu in line with orang. Menuju Kebun Raya Bogor, biarpun dekat, tapi pintu masuknya harus mutar dulu. Naik angkot kesana tidak jauh, asalkan bersabar melalui kemacetan yang bisa memakan waktu 1 jam. Beberapa kali niat ke sana gagal, alasannya sama, karena malas membayangkan macet dan toh sampai sana hari sudah siang juga!

Nah, kalau sudah begini, ujung-ujungnya nyari yang adem, sekalian makan siang, sekalian belanja sayur dan lauk ? Jadinya ke mal lagi, ke mal lagi?

Berhubung disinyalir hobi jalan-jalan sudah mulai melekat pada diri Cinta, maka untuk meminimalkan dampak buruk jalan-jalan ke mal, kami belokkan langkah Cinta ke toko buku. Alhamdulillah, Cinta tidak pernah menolak, bahkan akhir-akhir ini ketagihan.

Tidak semua buku dibeli, maklum kalau dituruti lumayan menebalkan isi dompet (maksudnya mengubah uang seratus ribuan menjadi beberapa lembar seribuan sebagai kembalian. Kan dompet jadi lebih tebal). Jadinya Cinta cukup terpuaskan dengan membaca buku ditempat.

Bagi Cinta tak masalah, yang penting semua buku Barbie dan Princess habis dibacakan oleh mamanya. Tapi Cinta nggak mau membaca sambil berdiri. Sementara kursi untuk membaca jumlahnya terbatas, jadi cara paling asyik menurut Cinta adalah meminta saya jongkok dan dengan segera dia duduk di paha saya.

Asyik buat Cinta, belum tentu buat saya. Baru 5 menit kaki saya sudah kesemutan. Yah, walau kaki pegal, tapi demi memberikan kebahagiaan sederhana untuk anak, nggak apa-apa deh. :)

Cerita ini juga tayang di mommiesdaily.Com

Selasa, 28 Juli 2020

Restoran Lumbung Padi (Leisure, Republika)

Bulan Juni 2012 lalu saya menjamu kakak dari Trenggalek dan keluarganya di Restoran De Leuit. Saya tahu, De Leuit salah satu resto besar dan laris di Bogor. Pasti ada alasannya mengapa laris, yaitu rasa dan harga.

Buitenzorg adalah nama kuno kota Bogor, yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram". Buitenzorg terletak fifty four km dari ibu kota. Jumlah penduduknya lebih banyak di malam hari daripada di siang hari. Sebagian mereka adalah para komuter yang bekerja di Batavia dan berumah tinggal di Buitenzorg. Sesuai namanya, Buitenzorg menjadi kota beristirahat. Dikaruniai alam yang sejuk dan banyak pepohonan, Buitenzorg menjadi tujuan wisata terdekat dari Batavia.

Etnis asli Buitenzorg adalah Sunda. Dalam perkembangan current, kini Bogor telah dihuni berbagai etnis, diantaranya Jawa dan China. Padanan berbagai etnis ini memperkaya jenis kuliner yang ada di kota Bogor. Perpaduan rasa dari berbagai etnis kuliner dapat ditemukan di restoran ?De Leuit?. Restoran ini terletak tak jauh dari pintu tol jagorawi, gerbang kota Bogor.

De leuit berarti Lumbung padi. Leuit ada dua macam, yaitu leuit ageung (besar) dan leuit alit (kecil). Di leuit ageung disimpan padi milik masyarakat satu dusun, sedangkan di leuit alit disimpan padi milik keluarga. Konsep leuit sudah menjadi tradisi adat Sunda secara turun menurun. Dilihat dari kacamata modern, leuit lebih mendekati pada koperasi tradisional, semua incu buyut menyimpan padi di leuit.

Menu yang tersedia resto De leuit sangat bervariasi dari masakan Sunda, China dan Eropa. Dengan rasa yang sangat memanjakan lidah dan harga yang cukup rasional menjadikan resto ini selalu ramai pengujung mulai dari tingkat menengah. Meskipun ramai, daya tampung resto sangat besar. Pengunjung dapat memilih lokasi duduk yang sesuai untuk berbagai keperluan, yaitu duduk lesehan atau duduk di kursi. Resto ini dilengkapi taman bermain dan tempat parkir yang luas.

Menu yang khas dari lumbung padi ini adalah Nasi Jambal, berupa nasi putih yang dikukus dengan bumbu, petai dan ikan jambal. Dalam sepiring menu nasi jambal terdapat lauk-pauk seperti bakwan jagung, tahu yang lembut, krecek oncom, lalap sambel dan pilihan lauk berupa ayam, daging atau ikan balita.

Ikan Balita adalah istilah untuk ikan mas yang dipanen saat masih berusia 30 -forty five hari. Normalnya, ikan mas dewasa dipanen pada usia ninety hari atau 3 bulan . Ikan balita yang digoreng garing dan renyah dapat disantap sebagai lauk pauk atau camilan. Di resto ini, ikan balita disajikan bersama nasi, lalapan dan sambal. Sensasi segar khas menu Sunda pun muncul dengan tambahan semangkuk sayur asem .

Resto De leuit memiliki daftar menu yang beragam. Selain nasi jambal, menu andalan lain adalah nasi timbel kasohor, dan nasi rames kahoyong. Jika anda tidak menyukai ikan asin, anda dapat mencoba menu chinese language meals dan seafood. Anda dapat mencoba ayam saus mentega, ayam saus padang, sapi lada hitam dengan irisan paprika yang menggoda, tumisan infant kalian yang segar dan aneka masakan sapo tahu. Menu ikan tersedia dalam masakan gurame unique De leuit, gurame saus Karimata, gurame saus Thailand, atau gurame asam manis yang lezat.

Sepiring udang mayonaise menjadi favorit terutama bagi pengunjung anak-anak karena rasanya yang renyah, empuk , gurih dan manis. Bagi anda pecinta soto, tersedia soto kikil Bogor yang khas. Bumbu soto yang pas dan daging kikil yang bersih dan lembut sangat memanjakan lidah.

Sebagai penutup, anda dapat memilih berbagai minuman unik. Kenapa tidak mencoba es bir kocok? Minuman ini halal karena bebas alkohol, terbuat dari Jahe dan Gula Merah ditambah dengan kayu manis sebagai pewanginya. Atau mencoba es pala yang segar. Konon, minuman es pala ini sudah dinikmati sejak zaman VOC. Bahan dasarnya adalah pala, gula, garam, es batu dan air. Buah pala dipercaya mempunyai khasiat menyegarkan dan menyehatkan badan. Tersedia juga aneka milkshake, juice, dan aneka es seperti es kelapa dan es cendol. Semuanya tersaji dalam komposisi rasa yang pas.

De leuit

(baca : de leyit)

Slogan : Sensasi Nasi Jambal De'Leuit

Jl. Pakuan No.3. Bogor, Jawa Barat 16143

Telp: 0251 - 8390011 Fax: 00251-8390022

Email: de_leuit@yahoo.Com

Restoran ini menyajikan menu Sunda, Jawa, Chinese food dan Seafood. Buka pada hari Senin ? Minggu, jam 09:30 - 21:30. Kisaran harga untuk makanan Rp 10.000 - Rp 70.000 dan minuman Rp. 2.000 ? Rp. 20.000. Kapasitas pengunjung hingga 500 orang. Tersedia dalam 2 lantai dengan model lesehan dan kursi. Fasilitas umum berupa area bermain, meeting room, mushola, parkir, reservasi, saung lesehan, taman dan Wi-Fi

My Happy Pregnancy (theurbanmama.com)

Saya Siap, Maka Saya Hamil

Terus terang, ketika itu saya masih takut menjalani kehamilan yang konon berat, apalagi melahirkan yang rasanya aduhai. Wajar dong, menurut saya hampir semua wanita merasakan hal ini, tentu dengan toleransi yang berbeda. Hanya saja tidak semuanya berani untuk mengungkapkan ketidaksiapan ini, bahkan ada juga yang mengaku-ngaku siap. Salah seorang teman akhirnya mengakui ketidaksiapannya, sementara saat itu dia sudah telanjur hamil 2 bulan. Nah, lho? Dia mengatakan ketakutannya menunda kehamilan, takut menolak karunia Allah dan sulit hamil lagi jika berkontrasepsi.

Kesiapan calon orangtua sangat penting untuk mendapatkan kehamilan yang berkualitas demi ibu dan calon bayi. Tidak terbersit di pikiran kami menolak karunia Allah. Memulai dengan niat dan kesadaran adalah kunci menjalani kehamilan dengan nyaman, tidak dipaksakan. Menurut saya, ini adalah salah satu dari hak reproduksi perempuan. Perempuan berhak memilih kapan waktu yang tepat untuk hamil. Dan kemudian, suami saya berinisiatif menggunakan kontrasepsi kondom, yang secara klinis aman dan mudah apabila ternyata kami menginginkan segera hamil.

Kami meyakini bahwa Allah paling tahu saat yang tepat untuk memberikan karunianya kepada kami, dan kami juga meyakini bahwa kehamilan akan lebih baik apabila kedua calon orangtua siap secara intellectual dan spiritual. Saya bersyukur dengan kehamilan saya yang begitu terencana, dari pemilihan waktu untuk memulai application kehamilan, mempersiapkan masa prakonsepsi dan memperkirakan waktu kelahiran. Saya mendatangi dokter kandungan 3 bulan sebelum hamil untuk memastikan kondisi saya prima, begitu juga rahim sebagai tempat calon buah hati kami. Saya dan suami berusaha menjaga pola hidup sehat demi mendapatkan kualitas sel telur dan sperma yang juga prima.

Memang pada prosesnya terjadi juga beberapa hal diluar rencana, namun semua teratasi dengan baik, salah satunya karena kami dalam keadaan sadar dan siap.

Akhirnya, Saya Berani Hamil dan Ternyata Menakjubkan!

Saya dibuat takjub oleh perasaan saya sendiri. Entah dari mana datangnya, memasuki tahun kedua pernikahan, saya memiliki keberanian untuk hamil dan melahirkan. Secara alami saya ingin mempunyai anak. Mengapa saya mendadak saya menyukai anak-anak? (Padahal sebelumnya sering kesal dan tidak sabar dengan anak tetangga). Mengapa tiba-tiba foto bayi di majalah tampak lucu? Ketakutan pada beratnya hamil dan sakitnya melahirkan menguap entah ke mana. Saya menjadi sangat berani.

Saya memandang setiap kehamilan adalah unik, dari situ saya berpikir bahwa saya belum tentu merasakan sakit seperti yang dialami orang lain. Mungkin saja saya justru merasakan kenikmatan dan kemudahan melahirkan, begitu pikiran saya yang terbukti berpengaruh positif dan menumbuhkan keberanian.

Empat bulan pertama adalah masa-masa khawatir ancaman keguguran. Membawa beban harus hati-hati, setiap gerakan harus dipikirkan dan dilakukan secara saksama, setiap makanan yang masuk harus dipastikan bermanfaat dan bukan membahayakan janin. Ribet? Tidak kok, ternyata jika semua dilandasi pengetahuan dan kesadaran bisa dilalui dengan mudah. Menurut informasi dari Google, sebagian besar keguguran yang terjadi disebabkan oleh kelainan kromosom, infeksi kehamilan, dan gangguan pada leher rahim (inkompetensi serviks), dan hanya sedikit yang dikarenakan kelelahan atau si ibu mengangkat beban yang berat.Rahim memang sudah dikondisikan sebagai tempat yang aman dan terbaik untuk makhluk yang masih rapuh bernama janin.

Sambutan suka cita datang begitu banyaknya dari keluarga dan teman. Sesaat setelah mereka tahu saya hamil, saya mendapatkan perhatian luar biasa. Begitu dimanjakan, dan maaf, kadang saya merasa risih dengan perhatian berlebihan. Please deh, saya hamil, bukan sakit. Lihat, saya masih bisa berangkat ke kantor dengan ransel di pundak (tentu saja beratnya tidak lebih dari three kg, begitu kata dokter), saya bisa menaiki tangga menuju kantor saya di lantai 3 (dengan berat badan bertumpu pada kaki saat memijak, bukan pada perut), bisa makan dengan lahap setelah paginya berhasil mengatasi morning sickness dengan segelas teh hangat dan biskuit.

Semua aktivitas berjalan seperti biasa, bahkan dengan semangat ganda. Bukan saya tidak mengalami ngidam, mual, gusi ngilu, masuk angin, nyeri ulu hati, pegel pinggang, dan ketidaknyamanan lain selama hamil, tapi saya merasa semua begitu ringan dan mudah. Perubahan hormonal memang berbeda-beda di setiap ibu hamil, tapi sepertinya tubuh saya lebih banyak memproduksi hormon ?Enjoy and glad? Sehingga terus terus membangun sugesti positif dalam diri saya: bahwa saya siap untuk hamil, hamil itu indah dan saya akan mengalami petualangan yang membahagiakan.

Sugesti positif ini juga sangat penting untuk mengatasi cerita -cerita kurang menyenangkan yang mungkin secara tidak sengaja atau tidak disadari tersampaikan juga kepada saya. Cerita tentang si A melahirkan dengan komplikasi, si B melahirkan dengan vakum, bayi meninggal atau lahir cacat dan sebagainya. Dengan terus berdoa, saya menanamkan pikiran positif: kehamilan adalah unik, saya yakin kehamilan saya menyenangkan dan mudah! Saya terus menanamkan sugesti bahwa kehamilan saya sehat, calon bayi saya juga sehat.

Saya pernah mengalami sedih saat kehamilan. Ketika tsunami Aceh terjadi pada Desember 2004, janin dalam perut saya berusia 1 bulan. Setiap hari menonton berita tsunami, diperparah dengan emosi ibu hamil yang konon sangat sensitif membuat hari-hari saya penuh dengan air mata. Saya begitu terbawa kesedihan masyarakat Aceh. Tapi kembali saya kuatkan diri dan ingat bahwa saya tidak sendiri, ada seorang makhluk kecil di perut saya yang ikut merasa sedih. Karena itu saya harus menata perasaan dan bangkit kembali.

Sungguh, rahim adalah maha karya Allah yang disematkan dalam tubuh wanita. Rahim mampu menyokong cikal bakal kehidupan baru (janin) dengan segala fasilitas di dalamnya: suplai nutrisi, darah, antibodi dan udara, serta menahan goncangan menjaga janin pada posisi stabil dengan adanya cairan ketuban, sekaligus sebagai perantara suara dunia luar ke ruang rahim. Menyaksikan perkembangan dari bulan ke bulan janin saya sungguh membuat saya takjub, ada makhluk lain dalam tubuh saya, berkembang tak hanya fisiknya, tapi juga mental batinnya. Hari demi hari saya semakin mencintainya, dan perasaan saya berbalas. Tidak melalui kata-kata, entah dengan bahasa apa dia sampaikan, saya meyakini dia juga jatuh cinta pada saya.

Dukungan yang Menguatkan

Zaman saya berbeda dengan zaman ibu saya, karena itu saya memilih dokter, buku, majalah, dan internet sebagai panduan kehamilan yang updated. Nasihat ibu dan kakak-kakak saya adalah pendukung yang menenangkan. Sementara teman-teman adalah tempat saya saling berbagi, membuat saya tidak merasa sendiri dan ini sangat menguatkan saya. Semua informasi saya pilih yang paling masuk akal dan sesuai dengan diri saya, ini lebih menyenangkan daripada saya harus memikirkan mitos yang seringkali terasa memberatkan.

Saya sangat bersyukur dapat meresapi nikmatnya kedua momen menakjubkan dalam hidup saya tersebut. Puncaknya, saya melahirkan lancar dan selamat, keduanya dengan cara induksi spontan (ordinary). Saya tidak akan berbohong dengan mengatakan tidak sakit, tapi saya jujur mengatakan semua terasa begitu indah dan menakjubkan.

Sekarang, anak-anak saya tumbuh sebagai manusia yang ceria, sehat, optimis, dan bahagia. Apakah karena kehamilan saya yang nyaman dan bahagia? Saya rasa iya. Jadi urban Mama, berbahagialah saat hamil?.

(Cerita ini awalnya diikutkan untuk sebuah audisi antologi, tapi gak loloss..Hehe..Soalnya kurang melow kali ya. Trus akhirnya aku posting di sini, seneng banget cepet tayang dan dapat sambutan baik dari para urban mama)

Review buku di Mommiesdaily.com

Review Ketika Buah Hati Sakit, bisa dilihat di http://mommiesdaily.Com/2012/09/07/diary-bunda-ketika-buah-hati-sakit/

Senin, 27 Juli 2020

Resensi Happy Working Mom di Theurbanmama.com

Resensi ini dimuat di theurbanmama.Com

Judul : Happy Working Mom

Penulis : Aprilina Prastari Gaib

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : I, Desember 2011

Tebal : 178 halaman

ISBN : 978-979-22-7711-1

Harga : Rp40.000,-

Sudah tidak asing lagi bahwa pilihan seorang ibu untuk bekerja di luar rumah akan menimbulkan konflik peran, antara menjadi ibu dan istri serta menjadi pekerja. Memang bekerja akan meningkatkan kepercayaan diri dan rasa bangga, tapi perhatian pada anak-anak dan keluarga mungkin akan berkurang.

Sebisa mungkin setiap ibu yang bekerja berusaha agar tidak ada yang dikorbankan. Penulis buku ini, Aprilina Prastari Gaib sering melihat terjadinya dilema semacam ini dalam diri para ibu bekerja. Karena itu, ia menulis sebuah buku panduan agar para ibu bekerja dapat menjalankan peran sebagai ibu dan pekerja dengan baik. Buku ini ditujukan kepada para ibu yang bekerja kantoran, serta para suami yang mendukung istrinya untuk bekerja.

Dalam buku ini dijelaskan semua hal yang terkait pengasuhan anak dari mulai bayi hingga SD. Dengan cover merah muda yang menampilkan ilustrasi ibu bekerja, seorang anak dan mainan yang berserakan, kita sudah bisa menebak apa yang akan dibahas di dalamnya.

Pada bab 1 sampai three, ada persiapan-persiapan yang semestinya dilakukan oleh seorang ibu pra dan pasca persalinan. Bagi yang masih memiliki bayi, Aprilina membuatkan pointers khusus seputar penyimpanan ASI perah sehingga ibu-ibu pekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan kepada bayinya.

Ibu bekerja pasti membutuhkan pengasuh anak sebagai pengganti kehadirannya, maka sangat penting mencari pengasuh yang sesuai, baik dengan ibu maupun dengan anak. Dalam buku ini dibahas cukup panjang dan mendetail tentang bagaimana merekrut pengasuh atau asisten rumah tangga, tentang asal usul, usia, repute pernikahan, dan aturan yang akan diterapkan pada pengasuh/asisten.

Lebih lanjut, juga dibahas tentang bagaimana mendelegasikan pengasuhan anak sebisa mungkin sama seperti yang dilakukan oleh ibu. Mengasuh anak usia bayi hingga SD membutuhkan disiplin yang tinggi, maka diperlukan komunikasi dan kerja sama antara ibu dan pengasuh agar pola pengasuhan buah hati berjalan sesuai harapan. Penulis buku ini membahas setiap kasus secara element, di antaranya bagaimana mendekatkan buah hati dengan pengasuh dan bagaimana jika justru sang anak sangat dekat dengan pengasuhnya.

Setengah akhir bagian buku ini membahas tentang permasalahan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Usia bayi dan batita tidak jauh dari permasalahan sulit makan, sering jajan makanan tak sehat, banyak menonton TV dengan pilihan acara yang kurang sesuai, dan terlalu lengket dengan ibu sehingga adegan pamitan menjadi dramatis setiap hari. Memasuki usia prasekolah, ibu akan menjumpai persoalan anak tak mau ditinggal dan mogok sekolah. Sedangkan pada usia sekolah dasar anak biasanya sudah mulai mandiri, namun tetap perlu mendapatkan perhatian khusus karena ini adalah usia peralihan, banyaknya tugas sekolah, ujian semester, cara mengajar yang berbeda dan bagaimana menjaga peralatan sekolah menjadi hal baru yang dihadapi anak usia sekolah dasar. Partner komunikasi ibu tak hanya dengan suami dan asisten di rumah, tapi juga dengan guru di sekolah.

Sebenarnya, apa yang paling dikhawatirkan para ibu saat meninggalkan anaknya? Terjadinya kecelakaan atau sakit pada anak. Pada Bab nine, pembaca dapat mempelajari solusi terkait pengobatan anak sakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain mengajari pengasuh tentang pengobatan dasar dan menyiapkan obat, ibu harus teliti dan rajin mengecek dari kantor tentang perawatan anak oleh pengasuh.

Menjadi ibu memang tidak mudah. Banyak ibu melupakan kebutuhan dasar dirinya, salah satunya adalah waktu untuk sendiri. Saat lelah dan stres menjalani berbagai peran, tibalah saatnya ibu mengambil waktu sejenak untuk beristirahat. Para ibu bisa menyisihkan waktu ke salon, bertemu teman-teman, melakukan olah tubuh, melakukan hobi, memperkaya diri dan pergi berduaan dengan suami. Sesudahnya, ibu akan segar kembali menemui anak-anak dengan segala masalah yang ada.

Menurut saya, buku ini dapat membantu para ibu bekerja agar dapat sukses mengelola rumah sementara dirinya berada di kantor. Konsentrasi seorang wanita pekerja, tidak akan 100% untuk urusan kantor lagi saat dia sudah memiliki buah hati. Setelah membaca buku ini, diharapkan ibu bekerja dapat menerapkan solusi dan bisa lebih berkonsentrasi dan saat berada di kantor.

Cara Hijau Mengatasi Hama Dapur (Majalah Nirmala)

Anda mungkin akan langsung mengangkat raket elektrik atau mengambil penyemprot serangga begitu melihat seekor kecoa melintas. Tak hanya kecoa, lalat, tikus dan semut memang sedari dulu menjadi ”musuh-musuh” di dapur kita.  Apalagi jika si kecil sering ikut bermain di dapur. Dapur sebagai tempat dengan aktivitas paling tinggi dan lembab menjadi tempat paling sesuai bagi serangga, tikus dan cicak.

Berbagai merk dan jenis pembasmi serangga dan tikus tersedia di pasaran. Tapi jika  anda ingin cara yang lebih ’hijau’ dan aman untuk anak-anak,  kata kuncinya adalah  ”pengendalian”.

Kecoa

Kecoa dapat hidup tanpa makanan hingga 40 hari, tapi hanya bertahan seminggu tanpa air. Karena inilah kecoa menyukai di tempat lembab yaitu di sekitar kamar mandi dan WC. Meskipun bisa terbang, tapi kecoa lebih suka berjalan di lantai atau dinding bagian bawah agar mudah menemukan air.

Tempat tinggalnya yang kotor menjadikan serangga ini sangat menjijikan. Anda tentu jijik membayangkan kalau tungkai-tungkai penuh kuman ini berjalan-jalan di atas makanan. Kecoa lebih suka mencari makan pada malam hari (nokturnal), karena itu jarang terlihat pada siang hari.  Makanan kecoa beragam, mulai dari sampah, lem, kertas, sabun, semir dan tinta.

Tubuh kecoa pipih,  mudah memasuki celah sempit. Cara ini cukup efektif untuk menghindari pukulan sapu lidi kita. Cara lain untuk mempertahankan diri adalah dengan mengeluarkan cairan bau dari dalam tubuhnya sehingga kadang kita memilih menjauh daripada harus mengejarnya.

Kecoa menularkan bibit penyakit berasal  tempat-tempat kotor yang menempel pada tungkainya. Pada anak yang sensitif, kecoa dapat menjadi pencetus alergi dan asma.  Zat penyebab alergi berasal dari sekresi, eksresi, bangkai dan serpihan-serpihan tubuhnya. Di Amerika, 1 dari 4 orang sensitif pada kecoa.

Trik sehat :

·     Tutup makanan dan bahan makanan di dapur.

·     Atur sirkulasi udara dan cahaya agar dapur dan kamar mandi tidak terlalu lembab.

·     Rutin membersihkan dapur dan kamar mandi

·     Menutup celah-celah di dinding

Lalat

Lalat  terbang cepat dan cekatan. Tingkahnya seperti pencuri yang mencicipi semua makanan, tapi sulit untuk ditangkap . Tubuhnya dikelilingi bulu-bulu halus yang peka terhadap desiran angin gerakan tangan kita.

Lalat yang umum di dalam rumah adalah lalat rumah, lalat hijau dan lalat buah. Lalat rumah yang berwarna hitam. Lalat menyukai aroma makanan yang menyengat, seperti buah-buahan yang matang dan makanan yang mulai membusuk. Karena itu, lalat suka hinggap di tempat sampah. Tungkainya dapat membawa kuman penyakit.  Lalat biasanya terbang rendah dan dekat. Suka hinggap di lantai dan dinding yang rendah.

Lalat daging berwarna hijau. Suka makan dan bertelur pada daging.  Dalam 2-3 hari, pada sampah daging atau plastik bekas pembungkus daging yang tidak dibuang akan muncul larva lalat (belatung) dan akan menjadi lalat dewasa.

Jenis lalat yang lain adalah lalat buah.  Ukurannya lebih kecil. Lalat buah mengerumuni buah yang telah matang dan bertelur disana. Tempayak (larva) yang menetas akan memakan bagian dalam buah.  Dengan hinggap dari tempat sampah lalu berpindah ke makanan kita, lalat dapat membawa penyakit diare, typus, disentri, kolera penyakit kulit, E. coli, leprosy, dan polio

Trik sehat :

·         Segera buang sampah terutama jika terdapat makanan yang membusuk. Bersihkan tempat sampah dari sisa sampah yang masih menempel

·         Simpan buah-buahan dalam kulkas atau lemari sehingga tidak tercium baunya. Dengan memutus daur hidup lalat berarti akan mengurangi populasi lalat di dapur.

·         Tutup makanan dan minuman di dapur.

·         Pasang tirai/ kaca pada jendela untuk menghindari masuknya lalat dari luar.

·         Pasang sedotan warna orange yang telah diberi lem dalam gelas dengan posisi tegak. Lalat akan tertarik dan melekat disana.

Semut

Semut menyukai makanan yang manis. Mereka mudah sekali menemukan makanan manis melalui penciumannya. Dalam beberapa menit, remah makanan yang berserak di lantai  akan segera dikerubuti semut. Semut tinggal dan membentuk terowongan di dalam tembok atau tanah. Seringkali terjadi migrasi besar-besaran menjelang musim hujan.

Semut sebenarnya tidak menyebarkan penyakit, namun cukup menganggu apabila anak-anak anda bermain di lantai. Gigitan semut dapat menimbulkan rasa gatal yang cukup lama. Semut yang  mengerubuti makanan mengubah makanan menjadi serbuk dalam ukuran partikel kecil sehingga tidak layak untuk dimakan.

Trik sehat :

·         Letakkan mangkuk berisi air pada kaki meja makan untuk menghalangi semut. Air sebaiknya diganti setiap 2 hari agar tidak menjadi tempat berkembangbiaknya namuk.

·         Sapu lantai secara rutin pagi dan sore, atau sesaat setelah si kecil menumpahkan remah-remah biskuitnya.

·         Pel lantai untuk membersihkan sisa makanan dan minuman yang lengket.

Tikus

Seperti tokoh Jerry dalam kartun “Tom and Jerry”,  tikus memiliki banyak keahlian. Tikus dapat memanjat tembok vertikal dan mengerutkan badan untuk melalui lubang yang lebih kecil dari tubuhnya. Indra penglihatan dan penciuman mereka sangat baik dan berlari cepat untuk menghindari kejaran kucing. Tikus dapat berenang hingga 72 jam, sehingga tidak efektif menjebak tikus dalam air. Tikus selalu menandai lintasannya dengan kencing dan akan selalu melewati rute yang sama.

Kesalnya, tikus yang giginya terus tumbuh ini gemar sekali menggigit benda-benda di rumah kita seperti kabel, perabot plastik, lemari kayu bahkan kursi besi sekalipun. Bukan hanya untuk dimakan, tapi juga untuk mengasah giginya yang terus memanjang.

Seekor  tikus dapat melahirkan anak hingga 12 ekor  tiap 3 minggu. Bayangkan dalam  setahun terlahir 150 bayi tikus!

Tikus sangat berbahaya bagi kesehatan karena menyebarkan berbagai penyakit diantaranya pes,  salmonellosis,  leptospirosis, meningitis oleh  virus lymphocytic coriomengitis, demam lassa, rabies, trikhinosis dan hantavirus (penyebab sakit paru dan gijal). Penyakit ditularkan  melalui kontak langsung dengan urin tikus, ludah dan kotorannya.  Selain itu tikus terus menumpulkan giginya akan merusak perabot rumah dengan gigitannya. Tikus juga sangat pandai mencuri makanan terutama yang beraroma gurih seperti keju dan ikan.

Trik sehat :

·     Memelihara kucing, paling tidak untuk menakuti-nakuti

·     Pasang perangkap tikus ditempat tidak terjangkau anak-anak.

·     Memasang umpan beracun dikuatirkan akan meracuni hewan peliharaan. Selain itu tikus akan mati disembarang tempat yang tidak diketahui bangkainya, namun baunya menyebar kemana-mana.

·     Tutup makanan atau simpan di lemari.

·     Gudang atau tumpukan kardus harus sering diperiksa sehingga tidak dijadikan sarang tikus

·     Ubah posisi interior rumah 2-3 bulan sekali agar  tikus kehilangan orientasi kawasan.

·     Sering mengepel lantai untuk menghapus jejak tikus

·     Buang sampah secara cepat agar tidak jadi makanan tikus.

·     Kurangi rumput dan rimbunan semak di halaman sekitar rumah agar tidak menjadi sarang tikus.

·     Di beberapa toko telah dijual alat penghasil suara ultrasonik dan  gelombang elektromagnetik yang dapat mengusir  tikus.

Cicak

Cicak tinggal dibalik lemari, di celah atap rumah. Cicak mempunyai bantalan pada kakinya yang memungkinkan mereka menempel di dinding. Kehadiran cicak sebenarnya membantu untuk mengurangi jumlah nyamuk di dalam rumah. Tetapi dalam beberapa hal cicak sangat menganggu.

Mungkin anda pernah kejatuhan kotoran cicak dari langit-langit rumah, atau  mengenai perabot rumah atau makanan.   Cicak yang sedang gugup sering terpeleset dan terjebak dalam toples gula yang tidak ditutup, blender,  atau kecebur ke dalam gelas.  Cicak dalam keadaan terdesak memutuskan ekornya. Mungkin diantara anda pernah menemukan ekor cicak dalam masakan. Mereka juga suka menyelinap masuk ke dalam lemari baju dan lemari makan

Trik sehat :

·         Tutup gelas, blender, toples, panci dan piring makanan.

·         Sering-sering membersihkan lemari dan perabot rumah lainnya.

·         Tutup celah yang mungkin terdapat di dinding atau lemari.

Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga ( The Urban Mama)

Resensi buku dimuat di situs  theurbanmama.com

Judul : Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga

Penulis : Ayah Edy

Penerbit : Tangga Pustaka

Tebal : 260 halaman

Cetakan : 1, Agustus 2012

ISBN : 979-083-057-2

Harga : Rp69.000

Iya, bener juga sih..

Ayah Edy (Penggagas Gerakan ?Indonesia Strong From Home?) mengajak kita merenung, sudahkan sebagai guru sudah mengajar dengan cara yang tepat, sebagai orangtua sudah melakukan cara mendidik yang tepat dan sebagai pribadi sudah menjadi manusia yang berkarakter baik? Apakah selama ini kita menjadi ?Sekrup?, walaupun kecil tapi menguatkan negeri besar bernama Indonesia? Atau justru menjadi ?Rayap? Yang menggerogoti dan merapuhkan?

Buku berjudul ?Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga? Karangan Ayah Edy berisi 80 renungan kejadian sehari-hari yang terjadi dalam keluarga. 4 Bab nya bertema tentang bagaimana membesarkan calon manusia hebat, pendidikan, permasalahan candu dunia, kasih sayang orangtua dan kebahagiaan anak, dan bab terakhir adalah tentang interospeksi sebagai orangtua. Ternyata hal-hal kecil yang terjadi di keluarga sangat menentukan bagaimana pembentukan anak-anak kita, yang kelak akan turut andil dalam menentukan ke arah mana Indonesia akan dibawa. Renungan-renungan dalam buku ini sebelumnya telah dipublikasikan pada fb Komunitas Ayah Edy, dan disertakan juga komentar-komentar pembaca. Nggak bosen deh, bacanya?Malah nggak mau berhenti sampai lembar terakhir.

Satu judul tulisan yang mampu mencubit kita sebagai orang tua adalah ?Toko Penjual Anak? (Halaman 181) . Diumpakan ada sebuah toko yang menjual anak, terdiri dari 6 lantai. Setiap pembeli hanya boleh memilih satu anak, dan hanya bisa melalui setiap lantai tanpa kembali.

Sepasang suami istri hendak membeli seorang anak. Maka mereka memasuki toko dan berdiri di lantai pertama. Lantai pertama berisi anak yang sehat, sempurna.

Suami istri itu berharap akan menemukan anak yang lebih baik lagi di lantai kedua. Lantai kedua berisi anak sehat, sempurna, penurut.

Mereka semakin senang, pasti di lantai berikutnya tersedia anak yang lebih baik lagi. Lalu mereka naik ke lantai ketiga yang berisi anak sehat, sempurna, penurut dan cerdas.

Benar kan, semakin ke atas anak yang tersedia lebih baik. Bagaimana jika lanjut ke lantai keempat? Di lantai keempat berisi anak sehat, sempurna, penurut, cerdas dan cakep.

Belum puas, pasangan itu naik ke lantai kelima yang ternyata berisi anak sehat, sempurna, penurut, cerdas, cakep dan perempuan. Wah, perempuan semua? Tak ada laki-laki? Padahal mereka menginginkan anak laki-laki.

Lalu mereka mencoba naik ke lantai keenam, dan mereka mendapati tulisan : maaf, anda pengunjung ke 7.363.713, tidak tersedia satu anakpun baik laki-laki maupun perempuan. Pasangan itu tidak mendapatkan satu anakpun.

Tulisan ini menyadarkan kita bahwa kita harus bersyukur apapun kondisi anak kita dan tidak harus menuntuk yang sempurna, karena anak mampu menghiasi keluarga.

Itu baru satu renungan dari 80 renungan menarik lainnya.

Penasaran? Saya rekomendasikan anda untuk membaca buku ini.

Minggu, 26 Juli 2020

Memahami Berbagai Persoalan Energi Dalam Negeri (Resensi / Perada di Koran Jakarta)

Judul Buku : Energi dalam Perencanaan Pembangunan

Penulis : Hanan Nugroho

Penerbit : IPB Press

Cetakan : Pertama, Juni 2012

Tebal : 352 halaman ISBN : 978-979-493-417-3

Harga : Rp.Sixty nine.000,-

Pemerintah dan masyarakat harus selalu memikirkan energi yang semakin kritis. Sebagai sumber daya kehidupan dan mesin penggerak ekonomi, energi yang tersedia tidak sepadan dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, meski sesungguhnya kekayaan sumber energi melimpah. Indonesia yang luas sering menjadi kendala pemerataan energi. Di sisi lain, ekonomi yang masih terus tumbuh membutuhkan lebih banyak energi.

Buku ini mencoba menggambarkan kompleksitas persoalan energi yang dihadapi Indonesia. Bahasan meliputi persoalan minyak bumi, fuel, batu bara, energi perdesaan, konversi energi, regulasi industri energi, energi dan lingkungan, energi internasional,alternatif dan solusi.

Upaya menginformasikan kepada masyarakat dikemukakan lewat judul "Apakah yang menjadi persoalan pada subsidi BBM?" Warga perlu memperoleh hitung-hitungan dampak bila ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) atau penurunan terutama terkait besaran subsidi.

Saat ini, subsidi BBM telah berkembang melampaui kemampuan dan pendapatan ekspor minyak bumi. Untuk mengantisipasi gejolak harga minyak, pemerintah harus segera banting setir kediversifikasi dengan menggunakan energi nonminyak bumi. Karena pusat konsumsi energi paling banyak di pulau Jawa, sementara sumber energi berada di pulai lain, pembangunan infrastruktur energi harus segera diselesaikan. Tinjauan terhadap masalah subsidi BBM, kebergantungan pada minyak bumi, manajemen energi nasional-pembangunan infrastruktur, kritik terhadap subsidi BBM, solusi keluar dari subsidi BBM, dan manajemen energi nasional yang seharusnya dijalankan, dibahas pada bab 2 (halaman 13-60).

Energi kedua yang digunakan Indonesia adalah fuel. Pada awal 1990-an, konsumsi fuel bumi di Jawa masih kecil yang terpusat di Jawa Barat. Kebutuhan gas meningkat setelah konversi minyak tanah ke fuel Elpiji. Pasar gasoline Indonesia sekarang didominasi PT Pertamina. UU Migas 22 Tahun 2001 dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi gas masyarakat pada 2007 berpotensi mengubah struktur pasar dan pemain dalam industri fuel.

Upaya pemerintah ini diharapkan mendorong munculnya badan usaha baru dan menciptakan persaingan yang lebih baik. Pada Bab three (halaman 63-142) digambarkan mengenai pengembangan industri hilir gas bumi Indonesia. Ini meliputi rantai industri, struktur, infrastruktur, pelaku industri hilir, version pengembangan industri hilir, serta pengembangan industri hilir beberapa negara maju sebagai pembanding.

Indonesia perlu melakukan gerakan konservasi energi agar tidak boros sebagaimana tertera dalam Instruksi Presiden No 10/2005 mengenai Penghematan Energi. Ini langkah untuk gerakan konservasi energi nasional dengan pilar utama membentuk Pusat Konservasi Energi Nasional dan menyiapkan undang-undang konservasi energi (halaman 181-208).

Perubahan iklim melanda international. Dalam UN Framework Convention on Climate Change tahun 1977 telah dihasilkan kesepakatan internasional untuk menata perubahan iklim global lewat Protokol Kyoto. Pada Bab eight (halaman 243-268), dibahas konsekuensi Indonesia setelah meratifikasi Protokol Kyoto, terutama terkait penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gasoline bumi) dan implikasi sektor energi.

Energi sering diasosiasikan dengan pemanfaatan teknologi. Tetapi, agar menarik, di sini sengaja dibahas lebih banyak sisi kebijakan dan perencanaan. Buku ini sarat materi, namun dikemas secara sistematis dan menggunakan bahasa populer sehingga mudah dicerna. Buku Energi dalam Perencanaan Pembangunan diharapkan merangsang generasi muda untuk mengeksplorasi permasalahan energi secara lebih lanjut.

Diresensi oleh Murtiyarini, Staf Kependidikan Institut Pertanian Bogor