Menurut saya, net dan kaitannya dengan humanisme lebih tepat disebut sebagai dunia virtual, ketimbang dunia maya. Pasalnya, pemanfaatan, interaksi dan dampak dari internet nyata adanya bagi kehidupan manusia saat ini.
Saya intensif menggunakan internet dalam 5 tahun terakhir seiring kemudahan jaringan dan gadget yang mendukung. Mengenal net satu paket dengan dampak yang ditimbulkannya. Tidak semua hal bisa dipandang dalam kacamata hitam atau putih. Karena hidup ini penuh warna, tergantung kacamata mana yang kita gunakan. Saya memilih kacamata pelangi, berharap bisa memandang suatu hal dari sudut pandang yang indah.
Internet lebih dari sekedar alat bekerja, pencari tahu, penyebar informasi, bisnis, hiburan dan bersosial. Internet bagi saya sangat berperan dalam proses pendewasaan.
Kita bukan lagi individu-individu yang terpisah jarak. Interaksi semakin luas. Dari keluarga dekat, sahabat, hingga kenalan baru. Bahkan kita bisa berinteraksi dengan tokoh-tokoh masyarakat ataupun selebriti dengan media net. Sebut saja media interaksi yang sekarang ini banyak dipakai orang yang sifatnya terbuka: fb, twitter, google , media online, dan blog.
Internet bagaikan ruang terbuka dimana siapapun bisa berpendapat tentang apapun. Menghargai perbedaan dan bertolerasi tidak selalu mudah . Banyak kita lihat adanya perang status facebook, nyindir melalui twitter, nyinyir di blog atau surat terbuka di media online. Tak sedikit yang kemudian menimbulkan pro-kontra. Ada pro-kontra Jokowi, pro-kontra poligami, pro-kontra imunisasi, pro-kontra pemimpin perempuan, pro-kontra perempuan bekerja, dan banyak-banyak-banyak lagi.
Lantas terbentuk kelompok-kelompok. Padahal dalam dunia digital yang luas ini, interaksi kita dengan seseorang tidak terbatasi oleh satu kepentingan saja. Misalnya, kita bertentangan dengan seseorang dalam satu urusan, sementara dalam urusan lain kita justru perlu berkolaborasi dengannya. Demikianlah, sehingga saya belajar bagaimana tetap menghargai mereka yang memiliki sudut pandang berbeda.
Blog sebagai media terbuka yang kian dipercaya oleh pengguna internet, juga mengambil peran sangat besar dalam proses pendewasaan saya. Dalam wadah Kumpulan Emak Blogger saya banyak belajar dan berinteraksi dengan blogger lain.
Blog lebih dari sekedar rumah bagi blogger, blog tak lain adalah diri blogger itu sendiri.
- Menulis di blog berarti berbicara.
- Menulis untuk diri sendiri berarti berbicara pada diri sendiri.
- Menulis dan berbagi hyperlink berarti bicara untuk umum.
- Blogwalking berarti bertetangga.
- Dan berkomentar berarti bertegur sapa.
Seperti itulah saya menggambarkan arti sebuah blog.
Banyak pilihan, sifat dan kepentingan yang menentukan karakter blog. Saat ada pendapat berbeda, sebisa mungkin saya menahan emosi dan berpikir matang.
Apakah perlu menuliskan klarifikasi atau pendapat balasan? Efektifkah?
Ataukah hanya perlu diam dan melupakan, kemudian menjalankan pilihan masing-masing?
Di sinilah proses pendewasaan terjadi.
Apapun langkah yang akan saya ambil, sopan adalah identitas penting.
Pemilihan kata yang pedas, nyinyir, nyindir atau arogan, justru akan menjatuhkan harga diri sendiri. Saya harus ingat, bahwa pembaca weblog saya sangat luas, bukan hanya satu orang atau kelompok yang saya tuju.
Terus terang, saya bukan jago debat dan merasa kurang berilmu, sehingga saya enggan menulis sesuatu yang sifatnya kontroversial. Namun begitu saya malah mengagumi teman-teman yang berpendapat tentang sesuatu. Di sinilah perlunya kacamata pelangi. Mencoba menghargai perbedaan. Satu dalam karya, satu dalam cinta. Blog adalah karya, dan saling menghargai adalah wujud dari cinta.
Follow @Emak2Blogger yuuuk ! |
Like juga Fanpage Kumpulan Emak2 Blogger |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar