Senin, 31 Agustus 2020

Pilih, Pikir, Publish !

[Catatan Contestmania]

Lomba-lomba weblog kian marak. Apalagi kuis di sosial media.

Hadiahnya menggiurkan, pesertanya bejibun, tantangannya beraneka.

Menang-kalah, senang-kecewa menjadi kalimat-kalimat yang berseliweran di facebook para pemburu lomba.

Anda suka mengikuti kuis dan lomba?

Saya sampaikan "SELAMAT ! "

Baru menjadi peserta saja, berarti anda sudah tergolong orang yang percaya diri dan mempunyai kreativitas. Keren kan? Apalagi kalau bisa menang, wuih...Bukan hanya dielu-elukan oleh pesaing maupun penggemar, anda juga akan mendapatkan hadiah. (Hm, masih jujur kan bahwa motivasi utama mengikuti lomba adalah mengharapkan hadiah? Kenapa tidak? Sah kok!)

Jadi, jangan surut oleh apapun komentar orang tentang pemburu lomba.

Orang mengira, saya nggak bakal membagi tips atau apapun terkait gaya berlomba karena takut saingan saya tambah banyak.  Tidak seperti itu.  Bagi saya lomba hanyalah hobi, bukan profesi.  Ketagihan iya, tapi sadar suatu saat akan tiba masa harus pensiun.  Jadi, buat apa menyimpan ilmu. Saya meyakini, berbagi ilmu itu seperti berbagi rejeki. Semakin dibagikan semakin banyak kita mendapatkan "kembalian" nya.

Setiap orang mempunyai style lomba yang belum tentu sama.  Sebagai pemula, saya dulu banyak belajar dari lingkungan dan sahabat.  Sekarang, setelah merasakan beberapa kali menang, saya sudah dianggap ratu kontes oleh teman-teman dekat. Alamaak...sebenarnya merasa belum pantas. Tapi ya sudahlah, daripada jadi Ratu sejagad, tambah nggak pantas kan?

Baiklah, berikut sedikit cerita tentang karakter saya dalam berlomba.  Bukan tips memenangkan lomba loh ya. Saya belum dapat merumuskan tips memenangkan lomba, kalau sudah dapat tentunya saya bakal menang terus. Nyatanya tidak. Saya pernah kalah, sering malah.

(1). PERHATIKAN TEMA

Pertama kali membaca informasi lomba, mata saya akan tertumpu pada 3 hal penting: Tema, Deadline dan Hadiahnya. Mengapa tema penting? Buat saya, tidak akan mengikuti lomba yang tema nya tidak sesuai dengan karakter saya.

Soal tema ini lebih saya pertimbangkan daripada besaran hadiah.  Hadiah kecilpun, asalkan visi misi sponsor masih bisa saya terima dan tema lomba saya sukai dan kuasai, ayo saja digarap.

Hadiah besar, kalau yang mengadakan produsen rokok, atau produsen minuman keras, jelas saya tidak akan mengikutinya.

Bagaimana dengan susu formula? Saya mau mengikuti lomba yang disponsori susu components asalkan tema tidak bertentangan dengan kampanye ASI, bahwa susu system untuk konsumsi anak setelah periode ASI ekslusif.

(2). PERHATIKAN SYARAT DAN KETENTUAN

Ada loh lomba yang hadiahnya tidak seberapa, tapi syaratnya banyak. Harus comply with twitter beberapa akun, registrasi berulang kali, beli produk ini itu, pakai struk pembelian dengan periode tertentu dan syarat lain yang aduhai.

Nah, kalau saya lebih memilih lomba yang syaratnya tidak ribet, syukur-syukur kalau hadiahnya besar :)

Intinya: dalam memilih lomba saya pikir ulang, ini lomba memberatkan tidak? Merugikan tidak? Peluang menang seberapa? Seberapa banyak tenaga harus dikeluarkan? Dan seberapa tebal muka harus disiapkan? Hihihi

(three). CARI IDE UNIK.

Dari tema,kemudian saya mencari ide yg unik. Cerita satu hal, cakupan sempit tapi dalam ulasannya. Tapi kadang-kadang saya tergoda menulis juga secara komperhensif, panjang dan lebar, saya tandai justru sering kalah.

(4) MATANGKAN KONSEP

Karena kesempatan menulis saya sangat terbatas, saya tidak menulis setiap hari atau terus-terusan. Proses menulisnya begini, sejak tahu soal tema dan merencanakan  mengikuti sebuah lomba, maka sepanjang ada kesempatan saya berpikir dan berpikir. Yaitu memikirkan konsep atau rancangan seperti apa tulisan nanti saya sajikan. Ide yang unik tertuang dalam pembukaan yang menarik, alur yang unik, sudut pandang yang unik,  dan penyajian yang menarik. Karena proses berpikir sudah lama, konsep semakin matang, pas ada kesempatan menulis biasanya hanya butuh waktu 1-2 jam mengetik. Bahkan bisa sambil bepergian saat weekend bersama keluarga, anak-anak bermain sementara saya nge-blog.  Jadi lebih panjang waktu yang dibutuhkan untuk memikirkan konsep daripada menulisnya.

(five). LENGKAPI INFO DAN FOTO

Oiya, sambil memikirkan konsep, saya juga menyiapkan foto-foto yang menunjang. Saya berusaha mengurangi pinjam foto dari internet.  Bagusnya, setiap ada kesempatan berfoto karena tidak mudah mendapatkan foto yang bagus secara mendadak. Misalnya, saat jalan-jalan secara tidak sengaja menemukan obyek bagus untuk difoto. Foto pun butuh konsep juga loh agar pesan yang disampaikan efektif.

Saat saya mngikuti lomba weblog jamu (lihat di sini) saya sengaja membuat listnya, yaitu foto jamu, foto mba jamu, foto toko cutting-edge, foto jamu di acara resmi, foto jamu di mal dll. Atau untuk lomba Acer, walaupun ingin tampil lucu, tapi foto-fotonya saya konsep juga. Blog Acer bisa dilihat di sini. Semua masuk dalam proses berpikir tadi.

(6) BACA ULANG DAN EDITING.

Begitu sudah selesai menulis, saya membaca ulang tulisan saya berkali-kali. Sambil mengedit EYD yang masih ada saja salahnya (maklum, ngetik dengan touchscreen sering salah pencet huruf).  Saya juga merasa-rasakan tulisan sendiri, kita-kira terkesan lebay nggak? Sok tau nggak? Sok idealis nggak? Masuk akal nggak? Dan sebagainya.

Editing EYD seperlunya dan sebisanya. Hehe.. Dan yg penting editing konten, artinya materi yang kita ragu bisa mempertanggungjawabkan sebaiknya dihilangkan saja.  Saya juga menghindari kalimat curhat berkepanjangan. Jadi to the point biar juri tidak capek bacanya.

Setiap juri beda selera.  Kadang keputusan juri belum mutlak, masih ada juri dari pihak sponsor yang sangat menentukan. Seleranya mungkin beda dengan selera kita-kita.  Nah, tentang tips memikat juri kompasiana pernah saya ulas di sini.

Demikian, sekian dulu. Saya mau menulis untuk lomba-lomba berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar