Jumat, 19 Juni 2020

Morinaga Chil-Go! Sharing Project

Jika ingin merasakan kebahagiaan sejati, maka berbagilah.

Pengalaman saya ketika sesekali berbagi sedikit hal, sensasi tersendiri ketika melihat ekspresi kebahagiaan si penerima, menerima ucapan terima kasih (walau seringkali merasa jengah, hanya berbagi sedikit saja lantas mendapatkan terimakasih berulang kali), disusul rasa haru dan hangat dalam diri. Seringkali saya merasa tidak percaya, ternyata diri saya bisa jadi orang baik dan membawa orang lain bahagia. Kemudian air mata menetes. Buru-buru saya kabur meninggalkan si penerima. Bukan sombong, tapi untuk menyembunyikan air mata. Semoga riya ini diampuni, saya di sini ingin mempertegas bahwa berbagi itu membahagiakan. Sungguh !

Pada anak kecil, tidak mudah mengajarkan untuk berbagi

Orangtua seringkali bertindak terlalu cepat meminta anak untuk mau meminjamkan mainannya, atau membagikan kuenya pada saudara dan teman bermainnya. Tidak semua anak suka berbagi. Tergantung usia dan bagaimana cara kita melatihnya berbagi.

Perlu disadari, bahwa anak usia 0-2 tahun sangat kental sikap egosentris dan posesif. "Aku" adalah pusat dunia. Dunia harus mengerti dirinya. Ini mainanku. Ini makananku. Ini bundaku. "Ini milikku" adalah kalimat pertama yang paling dipahami balita. Tidak mau meminjamkan, apalagi berbagi dan tak kembali. Kesadaran untuk memiliki ini adalah pondasi jiwa anak. Meminta anak secara paksa untuk berbagi justru akan menimbulkan rasa tak aman dan membuat anak semakin pelit dan posesif.

Seiring usia, anak akan mau berbagi dan senang berbagi.

Memasuki usia pra sekolah 3-5 tahun, anak mulai mau berbagi. Dengan catatan harus disuruh oleh orang terdekatnya. Artinya tidak selalu atas inisiatifnya sendiri. Biasanya dimulai dengan mau berbagi pada orang-orang yang paling disayanginya, yaitu keluarga dekat.

Perkembangan Asa (5 tahun) juga demikian. Dia memprioritaskan berbagi pada mama, ayah, baru kemudian kakaknya. Si kakak dapat urutan terakhir karena mereka sering berantem, perdebatan kakak-adik yang biasa terjadi. Awalnya Asa hanya mau berbagi benda yang sudah tidak disukainya. Tapi lama-kelamaan, mau berbagi benda yang disukainya. Ini setelah perlahan dan sering dinasehati.

Lain cerita kalau teman Asa ada yang ulang tahun. Asa mau memberi kado untuk temannya asalkan dia juga dibelikan. Misal temannya dibelikan mainan robot, Asa juga minta. Jika temannya perempuan, Asa minta jenis mainan yang berbeda. Pokoknya harus beli dua, satu untuk temannya, satu untuk Asa.

Anak akan memberi ketika ia diberi. Anak-anak yang terbiasa melihat orangtuanya memberi akan menjadikannya role model. Anak yang merasa aman, juga akan lebih mudah berbagi. Sampai kapan anak mau berbagi dengan sendirinya? Tergantung perkembangan kedewasaannya dan seberapa banyak keluarga memberikan contoh.

Ringkasnya, cara mengajarkan anak berbagi adalah :

  • Tidak memaksa, ciptakan rasa aman.
  • Sesuai perkembangan usianya.
  • Hargai hak miliknya, minta ijin sebelum meminjam.
  • Biarkan anak memutuskan sendiri apa yang mau dibaginya.
  • Beri contoh.
  • Puji anak jika telah mau berbagi.

Morinaga Chil-Go! Sharing Project

Ide awalnya karena Asa mulai ingin dirayakan ulangtahunnya karena ingin bagi-bagi kue pada teman-temannya. (Sekaligus pengen dikasih kado juga, hahaha, dasar pikiran anak-anak) Ya minimal ada kemauannya berbagi. Tapi hari ulang tahun Asa masih 4 bulan lagi. Masa harus menunggu 4 bulan?

Akhirnya saya usulkan pada Asa, gimana kalau bagi-bagi makanan kesukaannya pada teman-teman sekolah? Eh, Asa protes, aku sukanya Morinaga Chil-Go! Sip, ide bagus nak! Jadi berlanjut ke "proyek" Asa berbagi Morinaga Chil-Go!

Saya ingin kegiatan berbagi berkesan, membuat Asa ketagihan. Saya siapkan langkah-langkah ini :

(1) Koordinasi dengan Guru untuk menentukan waktu dan acara yang tepat. Saya menanyakan kepada Bu Ucha (guru kelas Asa) apakah dalam waktu dekat ada acara outing  sekolah? Kebetulan banget pas tanggal 19 Februari 2016 ada acara outing. Acaranya apa? Rahasia dulu dong..tunggu postingan berikutnya. Oiya, jumlah anak yang akan ikut serta juga harus didata, agar bisa ditentukan satu orang anak akan mendapatkan berapa botol susu, sesuai budget yang saya anggarkan.

(2) Menyusun Acara. Karena acara berbagi ini dibarengkan dengan kegiatan sekolah, saya meminta waktu khusus di sela istirahat saat anak-anak sekolah outing nanti. Waktu khusus untuk Asa membagikan susu Morinaga Chil-Go! dan sekaligus minum susu bersama. Agar tambah berkesan buat Asa dan teman-temannya.

(3) Mempersiapkan Mental Asa. Jangan sampai saat acara malah Asa mogok. Asa perlu diingatkan dan dipuji niatnya berbagi dan memberitahukan hal menyenangkan yang akan dia rasakan saat berbagi nanti. Asa juga saya diberitahu apa yang harus dilakukan pada Hari H dengan simulasi singkat kegiatan outing. Gampangnya, saya memintanya mengikuti arahan dari Bu Guru.

(4) Belanja Morinaga Chil-Go! Persiapan ini saya lakukan seminggu sebelum acara berlangsung, dibarengkan saat belanja kebutuhan sehari-hari. Asa semangat sekali mencari rak susu Morinaga Chil-Go! Pas udah ketemu, ternyata yang di rak tersedia dalam bentuk satuan. Setelah tanya-tanya ke pramuniaga, kami ditunjukkan tempat tumpukan kardus Morinaga Chil-Go! Akhirnya kami membeli beberapa kardus terdiri dari 3 rasa, coklat, vanila dan strawberry.

(5) Menghias kantong dan mengemas.

Agar gampang membaginya saat outing sekolah, Morinaga Chil-Go! kami masukkan dalam kantong-kantong plastik berwarna putih. Awalnya saya mau menggunakan plastik bergambar untuk pesta ulang tahun, tapi Asa ingin gambarnya adalah Chila dan Chilo, seperti gambar pada botol susu Morinaga Chil-Go! Maka saya siasati dengan mencetak gambar Chila dan Chilo pada kertas stiker, lalu saya minta Asa menggunting dan menempelkan pada kantong plastik.

Dengan menempelkan gambar Chila dan Chilo diharapkan anak-anak suka dan mau menggunakan kantong plastik berulang kali. Jadi hemat kantong plastik.

Kesibukan ini membuat Asa semangat. Kakaknya juga semangat dan ikut membantu. Terakhir, ke dalam kantong plastik bergambar Chila dan Chilo itu kami isi masing-masing 3 botol Morinaga Chil-Go! dengan 3 varian rasa. Tujuannya agar masing-masing anak mencoba satu persatu dan memilih rasa favoritnya.

Nah, semakin penasaran kan acara Morinaga Chil-Go! Sharing Project ala Asa?

Nggak sabaaaar, untuk menceritakan keseruan Morinaga Chil-Go! Sharing Project ala Asa.

Baca lanjutannya cerita Asa berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar