Kamis, 06 Agustus 2020

[Sharing] Tips Menulis ala Blog Asacinta

Pertama-tama, saya sampaikan terimakasih kepada Citizen Jurnalism Indonesia dan Dompet Dhuafa atas kepercayaannya kepada saya untuk berbagi guidelines menulis dalam Workshop Jurnalistik.

Hm, kedengarannya seperti orasi? Memang :)

Bapak Dian Mulyadi, Head of Digital Strategist-nya Citizen Journalism Indonesia menghubungi saya untuk mengisi workshop jurnalistik di kampus IPB Cilibende, 11 Mei 2015. Pesertanya terdiri dari mahasiswa, blogger dan umum. Total sekitar 70 orang.

Saya diminta membawakan tema "pointers menulis konten blog yang menarik".

TULISAN YANG MENARIK.

Yang dimaksud menarik ini sifatnya relatif, sangat tergantung bidang minat dan karakter pembacanya.

Banyak yang bilang konten weblog saya menarik. Tidak sedikit mungkin yang bilang biasa saja. Ada juga yang bosan karena "gitu-gitu" saja yang ditulis. Saya sendiri seringkali galau kalau membaca-baca tulisan sendiri. Menurut saya, pilihan diksi tulisan saya terlalu sederhana.

Kenyataannya, tulisan saya banyak menarik "hati" juri lomba. Hehehe... Setidaknya ada yang mengakui tulisan saya menarik. Dari situ saya buang jauh-jauh rasa tidak percaya diri akan kelemahan saya tadi :  tentang pilihan kata yang sederhana.

Karena sifat relatif tadi, maka dalam kesempatan ini saya tidak akan memberikam teori-teori kepenulisan. Sekedar berbagi saja bagaimana poses menulis ala Blog Asacinta.

1. Memilih ide dan sudut pandang

Ide bisa muncul spontan, bisa juga karena dipancing.  Ide spontan jika kita melihat dan memikirkan sesuatu lalu muncul keinginan menuliskannya.

Ide yang dipancing misalnya jika kita mengikutiblomba menulis yang tema besarnya sudah ditentukan.

Mengikuti banyak lomba menulis membuat kemampuan saya menggali ide terasah seiring waktu. Biasanya kita dihadapkan pada tantangan tema tertentu. Kemudian saya mencari ide tulisan yang lebih spesifik.  Saya juga belajar menebak kira-kira tulisan kompetitor ke arah mana. Dari situ saya mencoba mencari sudut pandang yang berbeda terhadap satu tema yang sama. Di sinilah orisinalitas dan keunikan ide akan dihasilkan.

Contoh tulisan saya tentang disabilitas berhasil menjadi juara karena berbeda sudut cerita. Ketika peserta banyak menceritakan tentang kehebatan penyandang disable, saya memilih menceritakan keseharian interaksi dengan penyandang disable. Link disini.

Sebuah ide tidak harus spektakuler atau bombastis. Tidak juga harus kontroversi untuk membuktikan kepintaran penulis. Mulailah dari ide "biasa"di sekitar kita. Kemudian olah dengan sudut cerita tak biasa.

Baik untuk weblog, media maupun lomba, ide kita akan semakin berkualitas jika kita peka pada apa yang ada dan terjadi di sekitar kita.

2. Menguasai materi.

Kita tidak bisa menulis jika tidak memahami apa yang hendak kita tulis. Bisa saja memaksakan diri dengan mengutip informasi dari berbagai sumber, tetapi tetap harus menguasai materi. Karena pembaca penuh keingintahuan. Jangan kaget jika sewaktu-waktu akan mendapatkan pertanyaan tentang apa yang anda tulis.

Karena itu pula, saya memilih banyak menulis tentang dunia keluarga dan parenting, ya karena itulah yang paling saya kuasai. Sesekali saya menulis tentang pertanian, sejauh yang saya ingat dari ilmu kuliah dulu. Tapi saya merasa percaya diri dengan menulis apa yang saya kuasai.

Jangan coba-coba copas tanpa menyebutkan sumbernya.

Read & re write = diperbolehkan dengan mencantumkan sumbernya.

Copas + mencantumkan sumber = robot penulis

Copas tanpa mencantumkan sumber = mencuri

3. Memberi "nyawa" pada tulisan.

Ketika menulis, saya membayangkan seperti sedang berbicara pada pembaca. Pada draft awal akan dihasilkan tulisan spontan dengan kalimat yang mungkin masih berantakan. Tapi ini tidak apa-apa, tulisan spontan seperti itu biasanya lebih bernyawa.  Baru setelah selesai, edit dan rapikan.

Jika diawal menulis sudah ketakutan ini itu, tulisan tidak akan all out. Itulah kenapa saya baru menemukan minat menulis justru setelah saya lulus kuliah. Ketika kuliah dulu menulis itu takut salah. Karena masih terbayang-bayangi dengan teknik penulisan ilmiah. Ada yang merasakan hal yang sama?

Tapi anda teman-teman mahasiswa bisa menyiasatinya kok. Bedakan dunia anda dalam dua ruang. Pertama ruang kampus dimana anda tunduk pada aturan menulis di kampus. Kedua, jelajahi dunia menulis yang luas di digital. Temukan keasyikan berinteraksi dengan para netizen disana.

4. Menata alur.

Usai menilis spontan, biasanya pas dibaca lagi alurnya masih maju mundur. Untuk itu perlu ditata alurnya dengan cara memindah-mindahkan urutan paragrap sesuai kebutuhan.

5. Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami.

Saya meminimalkan bahasa asing atau kiasan.

Pilihan kalimat pendek. Satu aktivitas dalam satu kalimat, Subyek-Predikat-Obyek-Keterangan. Bolehlah sedikit ditabrak, tapi tetap jangan panjang-panjang.  Bagaimana pembaca mau tertarik kalau memahami tulisannya saja susah?

6. Menulis to the poin.

Tidak semua pembaca ingin tahu rincian kegiatan anda. Cukup ceritakan garis besar dan inti permasalahan. Informasi waktu dan tempat cukup disebut sekali dan ringkas.

7. Memberikan prolog di awal tulisan.

Paragrap pertama sangat menetukan apakah pembaca mau melanjutkan membaca tulisan kita atau tidak. Membaca media online tidak senyaman membaca buku. Pembaca akan mudah lelah.

Prolog akan memberikan bocoran ke pembaca kemana sih arah isi tulisannya. Dilemanya, pembaca bisa jadi lanjut atau justru berhenti di paragrap pertama. Tapi saya mengambil resiko ini. Sekali lagi agar pembaca tidak kecele sekaligus menjaring pembaca yang tepat, yaitu mereka yang benar-benar tertarik dengan topik yang akan saya sampaikan.

8. Memilih judul yang menarik.

Ada penulis yang memulai tulisan setelah membuat  judul. Atau sebaliknya, menyelesaikan tulisan baru menentukan judul.

Nah, kira-kira anda termasuk yang mana?

Tidak mudah bagi saya memilih judul yang benar-benar baru karena memang sudah jutaan judul tulisan bertebaran di dunia ini. Walau begitu saya selalu mencoba cek ricek di google apakah judul yang akan saya gunakan sudah ada sebelumnya. Kalau ternyata calon judul tadi menyerupai kalimat dalam bagian sebuah tulisan, saya masih mau menggunakannya

Tapi jika sudah ada judul yang sama persis, ya terpaksa cari judul lain. Jika dirasa sudah tidak ada judul lain yang sesuai, saya tambahkan 1-2 kata untuk pembeda.

Walaupun ingin mendatangkan banyak pageviews, saya tidak berniat membuat judul yang menjebak pembaca.

Misalnya :

-Judul bombastis ternyata isinya dangkal dan pendek.

-Judulnya A isinya Z, tidak nyambung sama sekali.

-Menggunakan kata-kata porno, padahal isinya biasa saja.

-Mengunakan kata berkonotasi negatif, misal : (a) Keindahan Bogor yang Memikat (b) Keindahan Bogor yang Memabukkan.

Penting buat saya menjaga kepercayaan pembaca. Jangan sampai pembaca kapok. Iya kita bisa menarik banyak page view dari judul yang bombastis. Tapi setelah itu pembaca kapok dan tidak akan mau membaca lagi tulisan anda. Selain itu, saya ingin pembaca adalah dari kalangan yang memang sesuai dengan tulisan saya. Kalau saya pasang judul porno, siap kira-kira kebanyakan yang penasaran melihat tulisan saya?

Agar pembaca tidak merasa tertipu, judul sebaiknya berhubungan dengan isi. Saya lebih suka judul pendek. Kesulitan yang sering saya alami adalah terlalu lama memikirkan judul jadi tidak memulai menulis. Tidak mudah mencari 1-3 kata yang mewakili keseluruhan isi tulisan.

9. Lengkapi dengan foto hasil bidikan sendiri. Hari gini foto masih pinjam? oh tidaak. Manfaatkan kamera ponsel untuk foto spontan di manapun anda menemui obyek menarik.

Jika memungkinkan, lakukan foto selfie berlatar obyek tersebut. Bukan untuk selalu diunggah di sosisal media ya. Bukaaan. Foto selfie untuk kita simpan sebagai bukti bahwa kita melihat sendiri obyek/peristiwanya. Tapi lihat-lihat situasi juga ya. Jangan selfie berlama2 di tengah huru hara atau kepanikan. Lebih baik segera menolong jika ada yang perlu ditolong.

10. Bagikan tulisan anda.

Sayang sekali jika tulisan yang kita buat hanya dibaca sendiri.  Misalnya dengan share di media sosial atau grup facebook Citizen Jurnalism Indonesia. Berbagi tulisan ini akan meningkatkan rasa percaya diri sekaligus sebagai media belajar memperbaiki kualitas tulisan.

Jangan merasa tulisan saya tidak penting. Kita ini adalah keping2 puzle informasi global. Setiap informasi akan melengkapi puzle tadi.

Selamat menulis.

Hasil foto-foto pas acara *narsumnarsis* :)

foto dari www.emakriweuh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar