Jumat, 22 Mei 2020

Kantor Peduli Hidrasi, Karyawan Sehat dan Produktif

Jika Anda seorang bos atau pimpinan, tentu kesal menemukan kejadian-kejadian berikut ini di kantor.

Si A, bekerja di bagian administrasi, baru saja melakukan kesalahan fatal, yaitu salah mengetikkan alamat email. Akibatnya, suatu urusan rahasia terkirim kepada orang yang bukan seharusnya menerima.

Sementara itu Si B, akhir-akhir ini sering menghilang dari ruangan pada jam kerja. Usut punya usut Si B ditemukan tidur di Mushola karena ngantuk dan lelah.

Lebih parah lagi, Si C, belum masuk kerja karena baru opname di rumah sakit akibat konstipasi berat.

Bagaimana roda kegiatan kantor berjalan baik jika produktifitas karyawan menurun?

Dalam sebuah rapat kantor, keadaan ini menjadi bahasan, lebih tepatnya obrolan, karena fokusnya ngalor ngidul dan cenderung ngerumpi. Mereka membicarakan rekan kerjanya sambil menikmati kopi atau teh, dan snack. Giliran rapat serius dimulai, hanya selang 20 menit kemudian satu per satu mulai menguap. Ketika salah seorang menanyakan hal yang kurang dipahami, seseorang lain menjawab dengan nada sedikit tinggi. “Anda tidak fokus sehingga tidak mengikuti topik bahasan!” Mood rusak, suasana memanas. Peserta rapat tidak menyadari bahwa mereka bisa jadi serupa dengan rekan kerja yang baru obrolinnya, sama-sama tidak produktif.

Adakah yang menyadari, gejala-gejala bisa disebabkan oleh dehidrasi? Seringkali dehidrasi disadari ketika terjadi tanda klinis yang parah. Jarang yang menyadari gejala dehidrasi pada tingkat ringan.

Bos boleh kesal. Sebaliknya, karyawan sering menjadikan kesibukan di kantor sering menjadi ‘kambing hitam’ masalah dehidrasi. Jadi dimana ujung dan pangkalnya?

Kenapa karyawan sering dehidrasi?

Kantor saya, Departemen Proteksi Tanaman IPB, berada di lantai 1-3. Untuk naik ke lantai atas hanya bisa ditempuh dengan tangga. Hampir semua ruangan telah ber-AC. Pekerjaan karyawan terbagi atas 3 golongan besar, yaitu bagian administrasi kantor, petugas kebersihan dan pelayanan, teknisi di laboratorium.

Saya menanyakan kepada beberapa rekan kerja di kantor tentang kebiasannya minum dan keluhan dehidrasi.

Salmah, bertugas di bagian dapur. Pekerjaan rutinnya menyiapkan konsumsi pada kegiatan-kegiatan kantor. Dalam sehari, Salmah mondar mandir antara dapur, ruang rapat, ke toko atau warung untuk belanja, ke pantri untuk mencuci perlengkapan masak. Aktifitasnya banyak dan berkeringat. Tak heran jika Salmah sering merasa kehausan. Salmah mengaku minum segelas air setiap kali usai melakukan satu pekerjaan.

Anna, bertugas di layanan administrasi pendidikan. Anna bekerja dalam ruangan ber-AC. Anna tidak berpindah posisi selama bekerja. Dia hanya duduk mengetik dengan komputer, atau berdiri melongok ke loket ketika datang mahasiswa bertanya. Walaupun tidak banyak aktifitas fisik, tetapi Anna mengaku sering kehausan dan lelah, sayangnya Anna tidak cukup waktu untuk minum. Dalam kondisi tersebut, beberapa kali kesalahan dilakukan akibat kurang teliti.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan dehidrasi di tempat kerja antara lain kondisi cuaca, jumlah aktivitas fisik, kurang minum, ruangan ber AC, tengah banyak berpikir dan kondisi kesehatan.

Kurang air 1% saja, tubuh mengalami dehidrasi.

Definisi dehidrasi adalah kurangnya air dalam tubuh akibat asupan cairan yang kurang atau kehilangan cairan yang berlebihan melalui keringat, muntah, atau diare. Dehidrasi diklasifikasikan sebagai ringan, sedang atau berat. Hal ini disampaikan oleh Dr.dr. Inge Permadhi, MS SpGK (K) dalam kelas Danone Blogger Academy, 4 November 2017 di Jakarta.

Dua per tiga bagian tubuh adalah air, atau sekitar 65-70%. Sedangkan kebutuhan harian air normal sekitar 4% dari total berat badan pada orang dewasa dan 15% dari total berat badan pada bayi. Contohnya, pada orang dewasa 70kg kebutuhan airnya setara dengan 2,0-3,0 liter / hari, sedangkan pada bayi 7kg, kebutuhan airnya setara dengan 1,0 liter / hari. Air tubuh berkurang 1% saja sudah bisa dikatakan dehidrasi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan air seseorang, seperti usia , jenis kelamin, berat badan, tingkat aktivitas fisik dan iklim.

Masuk akal, kurang minum = kurang produktif

Air mencukupi kebutuhan organ-organ tubuh untuk menjaga tubuh tetap berfungsi dengan baik dan mengatur suhu tubuh. Air juga untuk medium membuang limbah dan racun, membantu pencernaan, melumasi sendi dan mata, dan menjaga kesehatan kulit.

Sebuah iklan air mineral menggambarkan kejadian kurang fokus dan gagal paham sebagai akibat kurang minum air. Iklan tersebut bukan tanpa dasar. Ketika kadar air dalam tubuh menurun, organ mengalami penurunan fungsinya. Tubuh akan mengirimkan stock air ke organ-organ. Sementara itu bagian tubuh yang pertama kali menderita kekurangan air adalah ginjal. Karena itu, ginjal sering menjadi korban ketika dehidrasi terjadi berkepanjangan. Air yang dibutuhkan tubuh adalah air yang mengandung mineral, disebut dengan air mineral. Fungsinya untuk menggantikan mineral tubuh yang hilang.

Dr.dr. Inge Permadhi, MS SpGK (K) menyebutkan 85 persen bagian otak adalah air. Air mendukung fungsi otak vital dengan menyediakan energi listrik sehingga seseorang bisa berpikir lebih cepat dan lebih jelas. Dehidrasi dapat mempengaruhi kerja otak sehingga kemampuan kognitif terganggu. Gejala dehidrasi yang sering muncul adalah kurang fokus, berkurangnya memori jangka pendek, kepala pusing, tenggorokan kering, cepat lelah dan mengantuk. Hal ini tentu saja berpengaruh pada produktivitas, keamanan kerja, dan biaya perawatan kesehatan. Mood kerja pun terpengaruh oleh kondisi hidrasi tubuh. Jadi jika ada yang mudah marah atau malas kerja, bisa jadi dikarenakan kurang minum. Lebih lanjut dehidrasi dapat menyebabkan sembelit dan penyakit degeneratif seperti diabetes dan gagal ginjal.

Jangan tunggu haus untuk minum.

Haus adalah alarm tubuh memerlukan air. Namun ternyata, ketika seseorang merasa haus, artinya sudah masuk dehidrasi sedang. Karena itu, disarankan minum air justru sebelum merasa haus. Minum saat haus adalah pendekatan reaktif saat tubuh mengalami dehidrasi. Padahal tingkat maksimum penyerapan cairan tubuh manusia adalah 1.5 liter / jam. Jika kita minum sekaligus saat haus, tubuh tidak mampu menyerap semua air dan membuangnya melalui urin.

Sebagai pendekatan pro aktif, disarankan minum air sedikit-demi sedikit dalam interval pendek, justru sebelum haus tiba. Jumlah yang lebih kecil ini lebih mudah diserap, menggantikan cairan saat hilang.

Indikator lain seseorang terhidrasi dengan baik adalah air kencingnya berwarna putih hingga kuning jernih. Air kencing semakin gelap apabila tubuh mengalami dehidrasi. Urin yang berwarna coklat tua bisa mengindikasikan dehidrasi berat.

Urin digunakan sebagai indeks keseimbangan cairan tubuh. Dr. Lawerence Armstrong menerbitkan skala warna urin pada tahun 1994. Skala ini terdiri dari 8 warna dari kuning pucat (nomor 1), warna sedotan, sampai warna hijau kecoklatan (nomor 8). Skala tersebut memudahkan kita memantau status hidrasi. Jika warna urin sesuai dengan angka 1-3 pada grafik, artinya tubuh terhidrasi dengan baik. Jika warna urin sesuai dengan nomor 7 atau lebih gelap, artinya tubuh butuh cairan.

Ganti Coffee Break dengan Water Break

Lagi-lagi saya menyontohkan suasana kantor saya. Pagi hari, jam 8, para karyawan memulai pekerjaan mereka masing-masing. Tidak ada yang membahas soal minum. Sekitar pukul 10, ketika mereka sudah mulai jenuh, biasanya dispenser air minum dikerubuti. Sebagian minum air, sebagian lagi langsung menyeduh teh atau kopi. Biar melek lagi, katanya. Waktu rehat sekitar 15 menit ini digunakan untuk mengobrol sambil makan snack yang dibawanya masing-masing. Pada saat rapat, snack disiapkan oleh kantor. Kemudian semua kembali ke meja masing-masing. Ada yang membawa cangkir kopinya untuk dilanjutkan minum sambil kerja. Rehat kopi (demikian kami menyebutnya) diulang lagi sore hari sekitar pukul 15.00.

Minum 2 liter sehari perlu pembiasaanagar kegiatan minum ini menarik dan diingat. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain :

  1. Mengatur waktu minum. Tidak disarankan minum 2 liter air sekaligus, karena membuat lambung penuh dan sulit bernapas. Bagi waktu terjaga kita, katakanlah 18 jam terjaga dalam sehari digunakan untuk minum 8 gelas, artinya sekitar setiap 2 jam sekali kita harus minum 1 gelas air.
  2. Diperkenankan memberi rasa pada air mineral, misalnya tambahkan sirup rendah kalori, perasan jeruk, atau lemon. Cara ini untuk mengusir kebosanan minum pada air putih.
  3. Sertakan air dalam makanan. Sekitar 20-30% asupan air berasal dari makanan. Buah memberi asupan air yang besar, misalnya kandungan air pada semangka ( air 92%), jeruk ( air 91%), ketimun (air 96%) dan pisang (air 74%).
  4. Gunakan tempat air minum yang menarik dan terbuat dari bahan yang aman. Tempat air minum ini bisa diletakkan di atas meja kerja agar kita terus mengingatnya.
  5. Lakukan pemeriksaan hidrasi tengah hari. Caranya dengan melihat warna urin dan membandingkan dengan skala warna urin yang ditempel di toilet. Jadikan target harian untuk memiliki urin yang jernih sampai pukul 3 sore.
  6. Ganti Coffee Break dengan Water Break. Artinya, jika selama ini rehat diisi dengan minum kopi, teh atau soda, sebaiknya diganti dengan minum air mineral. Soda, kopi dan teh bersifat diuretik. Alih-alih terhidrasi, tubuh justru akan dehidrasi.
  7. Minum segelas air setelah beraktifitas berat misalnya seusai naik turun tangga.
  8. Minum sebelum makan agar air mendapatkan tempat di lambung. Minum hanya sesudah makan membuat kemampuan minum hanya sedikit.
  9. Ketika lapar datang, cobalah minum dulu. Seringkali sinyal haus disalah artikan sebagai lapar. Jika dengan minum lapar hilang, berarti sebenarnya Anda hanya haus. Tapi jika masih lapar, silakan makan.

Kantor Peduli Hidrasi : Fasilitasi dan Edukasi.

Kebiasaan minum di kantor tidak menjadi perhatian utama. Kegiatan minum dianggap sebagai tanggung jawab pribadi dan seharusnya telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masing-masing orang. Padahal kesibukan kantor juga mempunyai andil dalam masalah dehidrasi karyawan. Karena itu kantor pun seharusnya memperhatikan dan mendukung aktifitas minum karyawan.

Instansi atau perusahaan berkewajiban menciptakan lingkungan kerja yang sehat termasuk soal kecukupan hidrasi. Karyawan harus didorong untuk minum air secara teratur sepanjang hari dengan penyediaan fasilitas minum, waktu untuk minum serta edukasi tentang gejala dehidrasi dan pencegahannya.

Pesan-pesan ini bisa diperkuat dengan pengingat visual, seperti poster tentang pentingnya hidrasi dan stiker warna urin di toilet-toilet agar karyawan selalu diingatkan status hidrasinya.

Dalam kegiatan-kegiatan rapat atau seminar, MC atau moderator secara berkala bisa mengingatkan audiens untuk minum air mineral yang telah disediakan di meja atau dispenser. Konsumsi rapat atau seminar pun bisa ditambah dengan makanan yang mengandung air, seperti sup, sayur berkuah, dan buah-buahan.

Kantor juga berkewajiban menyediakan stock air mineral berkualitas yang mudah diakses di tempat yang nyaman dan dekat dengan area kerja. Sebagian orang suka minum air dingin, karena itu setidaknya ada satu pendingin air di kantor.

Sebagai bos atau pimpinan, mendukung gerakan minum air di kantor ini adalah investasi. Karyawan cukup hidrasi akan meningkat kualitas kerjanya, juga kualitas hidup mereka secara umum.

Memilih Air Minum yang baik.

Air minum di kantor umumnya adalah air mineral dalam kemasan, baik gelas, botol maupun galon. Sebaiknya dilakukan rapat dalam memilih air minum yang baik ini.

Di kantor saya, pemilihan air minum diputuskan oleh tim manajemen dengan melihat dari mana sumber air mineral, produsen pengemasan air mineral yang terpercaya dan telah terstandar. Air kemasan diklasifikasikan sebagai produk makanan sehingga harus diuji pada aspek bahan (sumber), pengemasan hingga pendistribusian pada konsumen.

Bapak Eriek Kusdiana, STP, Quality Manager Aqua Danone, menyampaikan ciri air yang layak diminum adalah yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Untuk kecukupan nutrisi diperlukan air yang mengandung mineral alami. Sumber mata air mineral yang baik diambil dari kedalaman 30-50 meter di dalam tanah. Air mineral ini disalurkan langsung dari sumur ke pabrik pengemasan. Semua alat yang digunakan di pabrik harus berkualitas dan higienis sehingga tidak mengubah karakteristik asli dari air agar semua kebaikan alam yang terdapat dalam air bisa dinikmati oleh konsumen. Aqua Danone selain menerapkan standar SNI, juga mengikuti standar international yang ditetapkan Danone.

Untuk memastikan tidak ada kontaminasi, sumber mata air harus dijaga kemurniannya dengan membuat zona perlindungan di sekitar daerah tangkapan air. Hal ini dilakukan oleh Pabrik Aqua Danone di Klaten. Dalam kunjungan Danone Blogger Academy ke Klaten (17-19 November 2017), kami melihat sumur Aqua Danone berada dalam sebuah kawasan bernama Taman Kehati (Keragaman hayati). Taman Kehati ini berisi aneka tumbuhan yang berfungsi untuk menjaga kondisi lingkungan di sekitar sumur agar terjaga.

Di tangan konsumen, air mineral kemasan harus disimpan di tempat yang sejuk dan bersih. Produsen memberikan tanggal kadaluwarsa pada botol. Setelah dibuka disarankan air kemasan segera dikonsumsi, apalagi jika botolnya sudah diminum secara langsung dengan mulut. Air liur dapat memindahkan mikroorganisme ke dalam air yang dapat merusak kualitas air.

Menteri Kesehatan telah mencanakan Gerakan Ayo Minum Air pada tanggal 2 Maret 2017, di Jakarta. Kini saatnya gerakan minum air ini diadopsi di kantor-kantor sebagai bentuk tanggung jawab pada kesehatan karyawan sekaligus investasi jangka panjang.

Ayo perbanyak minum air di kantor !

***

Narasumber ahli: Dr.dr. Inge Permadhi, MS SpGK (K)

Narasumber praktisi : Bapak Eriek Kusdiana, STP, Quality Manager Aqua Danone

Tulisan ini adalah tugas akhir Danone Blogger Academy dan menjadi Best Story Telling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar