Sabtu, 30 Mei 2020

Bermain Aman dan Nyaman Bersama Anak : Membebaskan dengan Kehati-hatian

Orangtua seharusnya tahu, bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Orangtua juga seharusnya sudah tahu, bahwa anak banyak menyerap pengetahuan dan melatih kemampuan kognitifnya dari bermain. Karena itu, pembatasan atau pelarangan bermain dapat mengurangi ruang gerak dan eksplorasi anak, akibatnya dapat menghambat kemampuan anak mengenali lingkungannya, juga memperlambat kemampuan kongnitifnya baik fisik maupun mental. Di sisi lain, lingkungan kita sehari-hari tidak selalu aman, termasuk lingkungan bermain anak, baik tempat maupun sarana bermainnya.

Tantangan orangtua : Bagaimana membebaskan anak bermain dengan tetap memerhatikan faktor kamanan dan kenyamanan.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi. Banyak faktor-faktor keselamatan yang menjadi perhatian saya dan suami (kami satu paham dalam hal kehati-hatian ini), sehingga cukup banyak yang saya inventarisasi sebagai catatan keamanan saat bermain.

Protektif namun jangan terlihat kuatir.

Saya mungkin tergolong orangtua protektif. Ketika menemani anak bermain di tempat umum, seperti taman, lapangan, kolam renang, arena bermain di mal dan di manapun, saya seperti bermata empat (tentu saja sebenarnya mata saya hanya dua). Saya sapukan pandangan ke empat penjuru memerhatikan faktor-faktor keamanan anak. Tujuannya agar anak bebas, aman dan nyaman bermain.

Saya hanya ingin memastikan tidak ada kabel listrik berseliweran, tidak ada batu besar yang mungkin jadi sandungan, tidak ada lubang yang tidak disadari keberadaannya, tidak ada binatang berbahaya di balik rerumputan. Mungkin sebagian orang mengira saya paranoid, saya bahkan memerhatikan atap ruang bermain apakah aman dan tidak ada benda-benda yang rawan jatuh, mengecek perosotan dan memastikan tidak ada benda tajam, mengecek besi ayunan apakah cukup kuat untuk dibebani anak, dan banyaaaak lagi. Apakah Anda melakukan seperti saya ?

Iya, saya takut terjadi hal tak diinginkan pada anak. Saya tidak ingin terjadi penyesalan karena kelalaian saya menjaga anak. Satu detik kelalaian, bisa berakibat fatal. Sedangkan di sisi lain anak harus tetap bebas bermain. Karena itu peran orangtua sebagai penjaga tetap harus menampilkan ekspresi tenang.

Saya melatih diri sendiri dengan menampilkan ekspresi tenang dan tersenyum di balik langkah protektif yang saya lakukan. Hm, yang seperti apa ya? Sulit digambarkan, mungkin seperti ekspresi para pengawal pribadi dalam film-film thriller hihihi..

Ikut bermain adalah cara proteksi tanpa kelihatan kuatir oleh anak. Kita bisa tertawa bersama anak dan berada dalam jarak sangat dekat sambil menyingkirkan faktor-faktor yang berisiko membahayakan, sementara anak tetap cerita dan merasa senang karena orangtuanya ikut bermain.

Anak perlu diberi pengertian.

Kita tidak selalu bisa memerhatikan anak dan melindunginya setiap detik. Perlindungan terbaik adalah pemahaman anak akan lingkungan bermainnya. Terlalu sering berkata ?Jangan? Pada anak hanya akan membuat anak jadi peragu dan penakut.

Lebih baik kita memberi pengertian sebab-akibat saat bermain kepada anak untuk mengenali lingkungan sekitarnya. Anak boleh bebas bermain, namun tetap memerhatikan hal-hal yang mungkin berbahaya. Tentu saja, memberi pengertian tidak dengan menakut-nakuti. Anak-anak itu lebih pintar dari yang kita kira. Bahkan sejak belum bisa bicara sekalipun, kalau diberi pengertian secara lembut dan berulang mereka akan mengerti lho. Jika anak sudah mengenali lingkungan dengan pengertian, mereka akan lebih siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ditemuinya saat bermain.

Berikut ini adalah beberapa faktor keamanan dan kenyamanan yang saya inventarisasi dalam beberapa place bermain yang sering menjadi pilihan anak.

Bermain aman di kolam renang

Berenang merupakan sebuah kegiatan yang disukai anak-anak. Bayi pun menyukainya apabila telah dikenalkan dengan kolam renang sejak dini. Berenang merupakan olahraga yang melatih seluruh otot tubuh dan baik untuk pertumbuhan anak. Berendam didalam air juga membuat badan rileks dan segar. Akan tetapi, selain menyenangkan, berenang sangat butuh kehati-hatian, apalagi jika anak belum bisa berenang.

Yang harus disampaikan ke anak :

  • Tidak berlari-lari di tepi kolam renang karena lantainya licin.
  • Tidak bercanda berlebihan (misalnya dengan saling membenamkan kepala) dengan teman atau saudara saat berada di dalam air.
  • Anak perlu tahu bahwa manusia tidak bisa bernapas dalam air, karena itu harus menahan napas dan segera bangun begitu kepalanya masuk ke air.
  • Jika ingin pipis dan buang air besar harus keluar dari kolam renang.
  • Tidak boleh meludah di dalam kolam.
  • Tidak boleh meminum air kolam.

Yang bisa dilakukan orangtua :

Setelah memberi pengertian ke anak tentang hal-hal yang harus diperhatikan di kolam renang, orangtua bisa membebaskan anak bermain, dengan catatan :

  • Oleskan krim sunblock sebelum berenang.
  • Jaga anak dari jarak dekat yang memungkinkan Anda segera menolongnya saat tenggelam di air.
  • Ikut berenang akan lebih baik daripada hanya menyaksikan di tepi kolam. Sekalian bisa bermain bersama anak.
  • Mandikan dengan sabun dan bilas dengan air bersih setelah berenang.
  • Pilih waktu berenang di pagi hari atau sore hari saat matahari tidak terik.
  • Perhatikan suhu tubuh anak sebelum dan sesudah berenang.

Bermain aman di mal.

Seiring perkembangan jumlah mal yang meningkat pesat di kota-kota besar, mal tak hanya menjadi kebutuhan belanja, melainkan juga untuk hiburan dan bermain. Banyak tempat bermain dan permainan di mal yang disukai anak-anak. Orangtua pun suka karena bisa satu tujuan sambil belanja sambil mengajak anak bermain.

Sayangnya, beberapa permainan di mal menurut saya kurang aman dan tidak selayaknya dilakukan di dalam gedung mal. Seringkali saat kita jalan-jalan di mal, tiba-tiba melintas anak-anak essential mobil-mobilan, sepatu roda, atau otoped. Sering kali tanpa pengawasan orangtua. Bahkan anak di bawah umur (1-2 tahun) juga terlihat naik mobil-mobilan yang dikendalikan dari jauh oleh petugas atau orangtuanya. Anak-anak itu cenderung ingin melaju tanpa memikirkan keramaian di mal. Akibatnya terjadilah serempet sana sini, atau menabrak orang dan benda di sekitarnya.

Saya tidak pernah mengijinkan anak-anak saya untuk menggunakan permainan melaju di mal seperti tersebut tadi. Kalau mau main mobil-mobilan atau sepeda lakukan di lapangan yang luas.  Kami memilih bermain di arena permainan indoor seperti mandi bola, gamezone atau playground yang relatif aman.

Yang harus disampaikan ke anak :

  • Saat bermain di tempat permainan yang ramai, minta anak untuk menjaga sikap dan jarak agar tidak saling berbenturan dengan anak kecil lain terutama saat melompat-lompat atau berlarian.
  • Kenakan kaus kaki pada anak agar kaki tidak terlindungi dari benda-benda tajam yang mungkin ada di arena bermain.
  • Minta anak memperhatikan apakah ada anak lain diujung perosotan sebelum meluncur.
  • Beritahu anak agar segera berdiri begitu tiba diujung perosotan agar tidak terkena teman giliran merosot berikutnya.
  • Beritahu anak untuk antri dan bergantian saat ingin menggunakan permainan yang sama dengan anak lain.
  • Ajak anak mencuci tangan setelah bermain karena benda-benda yang dipegang di arena bermain banyak mengandung kuman.
  • Memberi pengertian pada anak agar menemui petugas di mal yang berseragam resmi saat terpisah dari orangtua dan menyebutkan nama anak dan orangtua saat ditanya petugas.
  • Memberi pengertian pada anak agar tidak berlarian di area parkir.
  • Beritahu anak agar tidak bicara dengan orang asing dan tidak makan/minum dari pemberian orang asing.

Yang harus dilakukan orangtua :

  • Mengawasi dari jarak yang diperbolehkan untuk orang dewasa masuk ke arena permainan.
  • Ingatkan anak jika mulai bersikap berlebihan, tidak mau kan jika anak kita menjadi sumber kekacauan.
  • Ingatkan anak jika terdapat hal-hal yang harus diwaspadai, misalnya saking ramainya arena bermain sehingga anak harus menjaga diri dari benturan-benturan dengan sesama anak.
  • Di mal secara umum banyak faktor-faktor berisiko yang harus diperhatikan oleh orangtua, seperti kabel listrik, lantai yang sedang di pel, menjaga anak saat naik turun eskalator, menjaga anak saat keluar masuk lift, tidak membiarkan anak terpisah dari orangtua.
  • Hindari share secara langsung di media sosial tempat bermain anak karena bisa mengundang para predator anak, terutama di keramaian.

Bermain aman di taman bermain / lapangan.

Anak-anak pasti menyukai ruang terbuka karena di sana mereka bisa berlari-lari sepuasnya. Udara ruang terbuka juga lebih segar dan cerah dengan cahaya matahari yang cukup. Saat ini di beberapa daerah telah dibangun taman kota oleh pemerintah daerahnya. Biasanya di taman bermain tersedia sarana bermain seperti ayunan, perosotan,flying fox, jaring-jaring, kolam pasir dan banyak lagi.

Taman bermain relatif aman. Namun tetap saja orangtua perlu memperhatikan keamanan anak. Banyak hal yang harus di cek seperti apakah ada batu sandungan di lintasan lari, atau adakah lubang di balik rerumputan yang tidak kelihatan.

Yang harus disampaikan ke anak :

  • Beritahu anak untuk memperhatikan jalan ketika berlari agar tidak tersandung batu atau terperosok lubang.
  • Beritahu anak agar tidak menyentuh serangga karena sebagian serangga menyebabkan gatal dan menyengat.
  • Beritahu anak agar tidak melempari sarang tawon di pohon dengan batu.
  • Ajarkan anak bergiliran saat ingin mencoba permainan yang sama dengan anak lain.
  • Tidak boleh melempar pasir atau batu ke arah teman.
  • Tidak boleh memetik bunga atau tanaman.
  • Membuang sampah pada tempatnya.
  • Tidak pipis atau meludah di sembarangan tempat.
  • Beritahu anak agar tidak bicara dengan orang asing dan tidak makan/minum dari pemberian orang asing.

Yang harus dilakukan orangtua :

  • Lakukan scanning singkat sebelum mengijinkan anak bermain. Cek kelayakan sarana bermain, pastikan tidak ada benda berbahaya atau kotoran tertinggal di sana.
  • Biarkan anak bermain bebas, tidak perlu dilarang ini itu. Cukup awasi dari jarak yang memungkinkan Anda segera menolong saat dia teriak memanggil Anda.
  • Kenakan pakaian tertutup pada anak agar tidak terkena angin ataupun gigitan serangga.
  • Olesi anak dengan anti nyamuk sebelum bermain di ruang terbuka, biasanya banyak nyamuk di pepohonan.

Bermain aman di rumah.

Rumah adalah tempat bermain utama bagi anak-anak, karena sebagian besar waktu dihabiskan di rumah. Selayaknya orangtua menyediakan ruang bermain yang menarik namun tetap aman di rumah.

Walaupun rumah relatif aman dan dikenali oleh anak-anak, namun tak ada salahnya orangtua memberitahu poin-poin keamanan yang harus diperhatikan oleh anak seperti mewaspadai colokan listrik. Hati-hati berjalan di kamar mandi, jangan bermain pintu, tidak memakan atau meminum sabun dan lain sebagainya. Tentu saja, orangtua harus menjauhkan faktor-faktor berbahaya tersebut sehingga anak lebih leluasa bermain.

Menjaga kesehatan anak saat bermain.

Di manapun, kesehatan adalah nomor satu. Keceriaan anak saat bermain jangan sampai berakhir dengan sakit. Seringkali anak lupa diri saat bermain sehingga sepulang bermain badannya demam. Selain karena tubuh banyak bergerak dan menghangat, arena bermain yang berhubungan dengan banyak orang sangat rawan penyebaran penyakit dan kuman.

Hal-hal terkait kesehatan saat bermain yang harus diperhatikan adalah :

  • Cuci tangan sesudah bermain.
  • Mandi dan keramas sepulang dari tempat umum.
  • Perbanyak minum satelah bermain untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat.
  • Perbanyak makan buah dan sayur untuk daya tahan tubuh.
  • Periksa suhu tubuh setelah bermain. Periksa dengan termometer agar akurat. Apabila suhu diatas 37,5 derajat celcius pertanda anak demam, beri anak obat penurun demam yang aman.

Semoga tidak sering terjadi, namun jika anak demam seusai bermain, orangtua tidak perlu panik.

  • Beritahu agar anak tidak bermain fisik yang berat dulu sampai demam turun. Gantinya, anak bisa bermain di dalam rumah.
  • Beri anak penurun demam yang aman, yaitu Tempra Syrup yang mengandung parasetamol.
  • Kompres anak dengan air hangat
  • Kenakan baju yang tipis dan nyaman.
  • Jangan pijat anak di saat demam karena dikuatirkan dapat terjadi pecahnya pembuluh darah.
  • Bawa ke dokter jika dalam 2x24 jam demam tidak reda atau suhu tubuh meningkat drastis hingga diatas 39 derajat celcius.

Kini, untuk anak-anak saya yang telah berusia di atas 6 tahun, saya sediakan Tempra Syrup Forte rasa Jeruk. Kandungan parasetamolnya lebih banyak, yaitu 250 mg per 5 ml (satu sendok takar) penurun panas yang diproduksi oleh PT. Thaiso Pharmaceutical Indonesia Tbk ini juga punya kemasan yang sangat aman yaitu menggunakan tutup botol CRC (Child Resistant Cap) sehingga tidak mudah dibuka oleh anak-anak. Pengalaman anak-anak menggunakan Tempra tidak pernah ada masalah dengan lambung, obat ini bekerja langsung di pusat panas. Tak heran jika Tempra sudah dipercaya oleh banyak keluarga Indonesia secara turun temurun.

Anak-anak memerlukan ruang yang aman dan nyaman untuk bermain. Hanya saja, tidak semuanya bisa mengungkapkan. Mari kita ciptakan ruang bermain yang nyaman dan aman bagi anak-anak kita. Orangtua sebagai penjaga dan pemerhati, demi anak-anak bisa bebas bermain dengan ceria.

Anda punya pengalaman tentang bermain aman dengan anak? Yuk berbagi cerita di kolom komentar.

*****

Disclaimer : Artikel ini diikutsertakan dalam lomba weblog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional dan menjadi juara 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar