Sabtu, 23 Mei 2020

Akademi Menulis [Danone Blogger Academy]

Di sela keriuhan grup chat Whatsapp, ada satu pesan yang menarik dari Evrina, berisi sebuah hyperlink pendaftaran Danone Blogger Academy.

Wah, apa ini?

Adalah semacam workshop selama kurang lebih satu bulan yang terdiri dari akademi menulis on-line dan offline, go to lapang dan pengerjaan proyek tugas akhir. Materi yang akan diberikan dalam Danone Blogger Academy adalah tentang menulis kesehatan, membedakan fakta atau hoax, cara menulis kreatif dengan tale telling, belajar membuat vlog dan fotografi. Timelinenya telah tertera jelas kapan peserta harus hadir di Jakarta dan Klaten. Hm, kira-kira saya bisa nggak ya? Akhirnya saya putuskan mendaftar sambil memikirkan bagaimana menjelaskan ke pimpinan saat meminta ijin cuti kerja pada 2x hari Jumat.

Singkat cerita, saya terpilih sebagai 1 dari 20 peserta Danone Blogger Academy. Acara ini adalah kerjasama Danone Indonesia dengan menggandeng Kompasiana. Danone Blogger Academy ini adalah perpaduan antara upgrade kemampuan running a blog dan pengetahuan kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta meningkatkan kemampuan jurnalistik agar para blogger dapat menuliskan informasi mengenai kesehatan dengan mendalam.

Pas banget dengan apa yang menjadi ganjalan saya. Hiruk pikuk dunia online yang semakin rancu mana fakta mana hoax, dan berujung pada debat berkepanjangan. Juga karena saat ini blogging lebih dari sekedar menulis. Blogging butuh foto dengan kualitas baik, video kreatif, hingga desain blog yang kian profesional. Saya tahu, sulit untuk belajar hal teknis, maka saya ingin belajar strategi mengembangkan weblog dengan ?Sedikit? Upgrade dari aset yang telah saya miliki. Aset terbesar saya adalah menulis konten, pada titik itulah saya harus memperkuatnya. Selain itu, saya merasa tidak harus ikut-ikutan menjadi weblog dengan visible graphis, karena pada dasarnya saya lebih menyukai blog dengan visible foto/video herbal.

Akademi Menulis.

November tanggal 3, four dan eleven tahun 2017 saya hadir dalam kelas akademi menulis yang diselenggarakan di Danone Academy, Cyber 2 Tower di kawasan Kuningan Jakarta.

Saya serius mengikuti akademi menulis ini. Rugi dong kalau sudah bela-belain cuti dan datang ke Jakarta hanya untuk foremost-important. Walaupun sebenarnya, pada prakteknya akademi menulis dikemas dalam suasana serius tapi santai.

Saya berangkat dengan Evrina naik Commuter line ke stasiun Tebet, kemudian disambung dengan bajaj ke gedung Cyber 2. Danone Academy ada di lantai nine. Bagian ini memang khusus dibuat Danone untuk menyelenggarakan berbagai pelatihan atau workshop.

Acara dimulai dari pukul 09.00 pagi tepat dan berakhir pukul 17.00. Tidak ada yang telat. Dalam sehari ada three pembicara, diselingi video games interaktif yang dipandu oleh kakak-kakak dari Kompasiana. Soal konsumsi sudah pasti dijamin tidak kelaparan dan kehausan deh. Iya kan ini gudangnya nutrisi dan hidrasi. Cieee... Hahaha, iya serius, ada satu buah kulkas yang memang diperuntukkan bagi para akademia agar bisa minum sepuasnya. Ada Aqua, Mizone, Vit, dan Levit.. Silakan mondar-mandir ke kulkas. Hehehe.

Keingintahuan yang terjawab.

Saya itu aslinya pendiam, nggak banyak tanya. Kadang saya merasa sudah cukup puas dengan membaca. Tapi kali ini lain, selama pelatihan Danone Blogger Academy banyak sekali pertanyaan-pertanyaan spontan yang saya sampaikan.

Ada dua kelompok besar, yaitu ilmu kesehatan dan ilmu running a blog. Kesemua materi disampaikan oleh narasumber yang memang kompeten di bidangnya. Saya salut pada pemilihan narasumber ini. Selain kompeten, beliau-beliau mau menjawab dengan tuntas setiap keingintahuan peserta. Ini yang membuat saya terkesan. Cara penyampainnya juga sangat mudah dicerna. Pemilihan topik yang fokus dan mengena sehingga kami bisa mendalaminya lebih baik. Selama 3 hari pertemuan ini saya merasa menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tersimpan di kepala.

Untuk materi kesehatan meliputi :

  1. Lanskap Kesehatan di Indonesia, disampaikan oleh Bapak Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph.D. Beliau adalah Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Pemaparan beliau membuka wawasan betapa pentingnya ilmu kesehatan disebarkan kepada masyarakat. Dan di sini blogger adalah salah satu yang bertanggung jawab menyampaikan ilmu kesehatan secara benar. Nggak asal tulis.
  2. Kebutuhan Nutrisi selama Periode Emas, disampaikan oleh Dr.dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A (K) dari Ikatan Dokter Spesialis Anak Indonesia. Dokter senior ini menunjukkan beberapa kesalahan dalam pemberian makanan pada bayi dan anak yang selama ini kami belum tahu.
  3. Jangan Cuek terhadap Kebutuhan Cairan Tubuhmu, disampaikan oleh Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik. Dokter cantik ini berhasil membuat para peserta memahami arti hidrasi dengan lebih baik dan bagaimana memilih air minum yang baik untuk tubuh.
  4. Ketahanan Pangan & Keamanan Pangan, disampaikan oleh Prof. Dr. Rindit Pambayun, Guru Besar Ilmu Pangan UNSRI. Beliau sangat lucu dan menarik dalam menyampaikan materinya. Dari Profesor Rindit kami jadi tahu kesalahan-kesalahan dalam mengolah pangan dan bagaimana memilih pangan yang baik. Prof. Rindit ini ternyata adalah sohib Mbak Sri dan Mas Gatot (kakak dan ipar saya) di Fakultas Teknik Pertanian, Universitas Sriwijaya.
  5. Hidup Bersih dan Sehat di Kota Besar? Bisa! Disampaikan oleh Syir Asih Amanati dari Komunitas Greeneration. Dengan gaya ceria, mbak cantik ini berhasil mengingatkan kita betapa sampah sekecil apapun yang kita hasilkan dari pola konsumsi, akan menyebabkan penumpukan sampah dunia.

Adapun materi yang menunjang kemampuan blogging meliputi :

  1. Mengenali HOAX dan Cara Menyikapinya, disampaikan oleh Bapak Septiaji Eko Nugroho selaku Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Peserta dilatih cara membedakan fakta dan hoax terhadap sebuah statement contoh yang diberikan oleh narasumber.
  2. Menulis Kisah Kesehatan dengan Gaya Bertutur (Story Telling), disampaikan oleh Mas Iskandar Zulkarnaen, COO Kompasiana. Materi ini adalah yang saya tunggu-tunggu karena sesuai dengan gaya blogging yang selama ini saya lakukan. Dari sini saya belajar lebih baik lagi bagaimana membuat story telling. Pak Iskandar Zulkarnaen berhasil mengembalikan percaya diri saya untuk kembali menulis di blog walaupun tidak memiliki kemampuan desain dan graphis yang memadai. Tetap ya Pak, content is the king.
  3. Photo Blogging “Menangkap Fenomena Kesehatan di Sekitar Kita”, disampaikan oleh mas Yunaidi Joepoet, Photo Editor at Agency Fish and Colours, dan fotografer Majalah National Geography. Sosoknya masih muda, tetapi ilmunya membuat saya menjura. Pertanyaan saya simpel dan aplikatif, soal bagaimana cara selfie yang baik serta bagaimana mengambil foto dalam ruangan terbatas. Mas Yunaidi menjelaskan dengan sangat baik.

Baca : Tutur Visual ala Yunaidi Joepoet

  • Cara-cara Menggali Ide Penulisan, disampaikan oleh Kang Pepih Nugraha, Founder & CEO PepNews.com. Kang Pepih ini adalah sosok yang saya penasaran ingin bertemu. Saya tahu beliau sering menjadi juri lomba, sebagian adalah lomba yang saya ikuti. Dari 3 hari bertemu beliau, saya jadi tahu bagaimana sih ‘selera’ kang Pepih terhadap sebuah tulisan. Di sini, Kang Pepih juga berlaku sebagai mentor para peserta dalam membuat tugas akhir Danone Blogger Academy.
  • Membuat Video untuk Blog, disampaikan oleh Mas Fikri Hidayat, kameramen Kompas.com. Beliau menunjukkan beberapa khas vlogger, namun dengan kualitas yang baik dan menarik. Saya banyak bertanya di sini, antara lain tentang bagaimana mewawancarai narasumber atau koresponden, bagaimana mengambil video secara kontinue dan banyak lagi.
  • Baca : Video yang bercerita ala Fikri Hidayat

    3 hari akademi menulis telah berakhir. Aneh, saya tidak mengantuk sepanjang mengikuti pelatihan yang padat ini. Saya yakin, itu dikarenakan keakaraban dengan peserta lain, kebaikan para panitia dari Kompasiana dan Danone, serta keramahan narasumber yang mampu menghadirkan tawa dan obrolan yang segar dan mengalir.

    Can’t wait for Danone site visit! Let’s go to Klaten.

    Sepanjang akademi menulis, kunjungan ke Klaten adalah saat yang ditunggu-tunggu. Entah siapa yang memulai, sepertinya mba Widha dari Kompasiana yang memulai menyebut Klaten dengan logat keminggris (dibaca : kleten, cara baca a = e, seperti a dalam Bahasa Inggris). Cata penyebutan ini pun menular ke seluruh peserta dan pembicara.

    Baca : DBAVisited Klaten

    Catatan buat pembaca : sebagian foto ini diambil oleh kameramen Kompasiana secara candid sehingga tercyduklah ekspresi saya yang sebenar-benarnya hahaha

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar