Rabu, 02 September 2020

Menjangkau Pendidikan Lebih Luas dengan E-Learning

Era net telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Informasi adalah aspek yang paling erat kaitannya dengan net. Informasi terkait dengan pendidikan secara umum. Dengan kata lain, internet pun mempengaruhi pola pendidikan.

Internet menunjang perkembangan dunia pendidikan dengan menyediakan informasi dan ilmu yang sangat luas cakupannya. Materi-materi keilmuan yang dahulu hanya diperoleh pada sekolah-sekolah formal, saat ini telah tersebar luas di internet. Bentuk kegiatan belajar pun mengalami perkembangan. Tak lagi terbatas jarak, proses belajar-mengajar antara siswa dan guru bisa dilakukan melalui internet. Belajar melalui internet ini dikenal dengan sebuate-gaining knowledge of.

Dengan E-Learning, Kehadiran bukan Keharusan

Armand (bukan nama sebenarnya), seorang anak berkebutuhan khusus.  Menurut saran dokternya, Armand sebaiknya melakukan sekolah di rumah (home schooling).  Sayangnya, sang Mama tidak bisa menjadi tutornya. Selain itu sang Mama juga ingin Armand bisa sekolah di sekolah umum yang terakreditasi oleh Kemendiknas.  Solusinya, dicarikan sekolah dengan programe-gaining knowledge of untuk Armand.

Beda lagi dengan Bunga (bukan nama sebenarnya), siswi SMU yang bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko buku.  Bunga bekerja untuk biaya sekolah dan membantu perekonomian keluarga.  Bunga memang bekerja pada sore hingga petang.  Pagi harinya Bunga sekolah.  Pada waktu-waktu tertentu, karena rekan kerjanya libur, Bunga harus bekerja pagi hari.  Akibatnya, Bunga harus absen ke sekolah.  Untuk siswa yang juga bekerja paruh waktu seperti Bunga ini, adanya sisteme-gaining knowledge of akan  membantunya dapat mengikuti pelajaran yang tidak bisa dihadirinya. Bunga bisa mengakses materi yang tertinggal di laboratorium komputer sekolahnya.

Kasus lain seperti yang dialami Cecep (juga bukan nama sebenarnya), seorang anak yang tinggal di Sukabumi.  Cecep ingin bersekolah di sekolah kejuruan di Jakarta. Tetapi karena Cecep harus menjaga adik-adiknya, dia tidak bisa setiap hari ke Jakarta.  Cecep tetap bertempat tinggal di Sukabumi. Solusinya, Cecep mendaftar pada sekolah kejuruan yang menerapkane-gaining knowledge of. Cecep datang pada saat-saat diperlukan tatap muka, misalnya praktikum.

Tidak hanya siswa yang absen, guru pun bisa berhalangan hadir.  Saat guru tidak hadir waktu menjadi terbuang sia-sia.  Para siswa tidak bisa belajar secara maksimal.E-mastering menjadi media penghubung sehingga guru tetap dapat memberikan materi tepat waktu walaupun berhalangan hadir.

E-mastering memberi keleluasaan kepada guru dan siswa sehingga tidak harus bertatap muka.E-mastering merupakan bentuk pendidikan yang terhubung. Ketidakhadiran di kelas tidak menjadi soal karena proses belajar mengajar bisa dilakukan jarak jauh.

E-Learning, apa arti dan batasannya?

E-mastering adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (internet) secara sistematis dan terstruktur dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu dengan kualitas yang terjamin.

Mengacu pada arti di atas, dalam prosese-gaining knowledge ofterdapat guru, siswa, lembaga sekolah, sistem pembelajaran (kurikulum) yang terencana dan terdapat evaluasi untuk penjaminan kualitas pembelajaran.

Masih banyak yang salah kaprah dalam pengartiane-gaining knowledge of. Jadi,e-gaining knowledge oftidak semata-mata belajar yang dilakukan sendiri dari internet seperti halnya kebanyakan orang lakukan dengan mencari informasi melalui google. Juga bukan berbagi ilmu secara terbuka oleh guru kepada siapapun yang bisa mengakses blognya. Unsur sekolah yaitu guru, siswa dan lembaga sekolah itu sendiri tetap ada.

Namun demikian,e-gaining knowledge of tetap bisa dilakukan dari berbagai level, baik tingkat sederhana sekalipun, misalnya sekolah-sekolah dasar dan lanjut, hingga tingkat lanjut seperti pada perguruan tinggi.

Akses Materi

Pada tingkat sederhana,e-gaining knowledge of dilakukan oleh guru dengan menggunggah materi pada blog pribadi kemudian guru memberikan link materi ajarnya kepada siswa.  Apabila materi diunggah pada blog, sifatnya terbuka dan bisa diakses siapa saja.

Pada tingkat lanjut, e-gaining knowledge of dilakukan dibawah koordinasi sekolah.  Guru mengunggah materi pada situs sekolah dan siswa bisa mengakses sesuai petunjuk yang diberikan oleh sang guru.  Sedangkan apabila diungga pada situs, materi bisa dibuat terbuka atau tertutup, misalnya siswa yang ingin mengunduh harus login denganID account danpassword.

Materi Terjadwal

Materie-gaining knowledge of diberikan sesuai jadwal dan kurikulum yang berlaku. Artinya, guru mengunggah pada periode waktu yang ditentukan sesuai kurikulum. Tujuannya agar siswa belajar sesuai waktu yang ditetapkan, tidak mendahului atau ketinggalan dari jadwal yang ditentukan.

Penentuan jadwal materi juga penting untuk mengajarkan secara runut, tidak lompat-lompat, atauoverlapp dari bab ke bab berikutnya. Penjadwalan penting agar siswa juga belajar secara bertahap dan sistematis, memahami terlebih dahulu materi dan mendiskusikannya apabila dirasakan ada kesulitan.

Model Penyelenggaraan

Ada materi-materi yang bisa 100% diberikan secarae-gaining knowledge of, namun ada juga yang memerlukan tatap muka ataupun praktikum. Terutama pada materi-materi sains dan keterampilan. Pembelajaran dengan carae-gaining knowledge of terdapat beberapa kategori, sebagai berikut:

Pertama, 100% tatap muka. Pembelajaran dilakukan secara tatap muka pada setiap minggunya, kemudian materi berupa catatan atau silabus mata ajaran diberikan secaraonline pada waktu yang sama atau berbeda.

Kedua, pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan online. Misalnya dalam satu semester ada 14 minggu, 7 diantaranya tatap muka dan 7 diantaranya dengane-gaining knowledge of. Dalam hal ini, saat memerlukan praktek guru dan siswa melakukan tatap muka, selebihnya bisa dilakukan dengane-gaining knowledge of. Cara ini memudahkan bagi siswa yang tidak bisa 100% hadir di sekolah misalnya karena harus bekerja atau berada di luar daerah.

Ketiga, pembelajaran 100% secaraonline. Berlaku bagi materi-materi non eksakta, misalnya sosial dan ekonomi. Cara ketiga ini juga memungkinkan siswa berasal dari daerah lain.

Pentingnya media diskusi.

Dalam pembelajaran dengan carae-gaining knowledge of, sangat penting diselenggarakan diskusi-diskusi yang intensif. Tujuannya sebagai pengganti diskusi di kelas. Juga agar proses belajar terjadi dua arah secara aktif dan interaktif.  Guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dari diskusi.  Sebaliknya, pada saat diskusi inilah kesempatan siswa untuk bertanya kepada guru.

Media diskusi bisa dilakukan langsung (real time) dengan menggunakanweb cam atauchatting. Atau dilakukan secara tidak langsung (pending) dengan menggunakan email dan media sosial.

Penjaminan Mutu.

E-mastering dengan akses tertutup maupun terbuka, harus tetap memperhatikan syarat standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi dan penilaian siswa, standar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar biaya. Agar dapat memenuhi standar tersebut, perlu diperhatikan prinsip dalam penyelenggaraane-gaining knowledge of, antara lain :

  • Mata ajaran harus tercantum dalam kurikulum
  • Proses pembelajaran harus ditentukan, persentase tatap muka dan persentase online.
  • Mata ajaran memiliki bahan ajar yang memenuhi kriteria minimal yang ditetapkan kurikulum.
  • Proses pembelajaran dan penilaian siswa dalam satu mata ajar harus dapat menjamin pencapaian kompetensi siswa sesuai yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran masing-masing mata ajaran.
  • Pendidik adalah guru tetap atau guru bantu yang tercatat secara resmi pada lembaga sekolah atau lembaga pendidikan.
  • Siswa terdaftar sebagai siswa aktif yang tercatat secara resmi pada lembaga sekolah atau lembaga pendidikan.
  • Tersedia sarana dan prasarana pendukung baik perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software).

Perlindungan Hak Cipta dan Kode Etik

Padae-gaining knowledge of dengan sistem tertutup yang berarti akses terhadap materi hanya dapat dilakukan oleh siswa yang terdaftar dan disetujui oleh guru. Penggunaan materi oleh pihak lain boleh dilakukan hanya atas seiijin guru pengampu. Dengan demikian, hak cipta guru dalam mengembangkan E-mastering dapat terlindungi. Seluruh bahan ajar yang dikembangkan dan digunakan dalam e-learning (modul dan multimedia) harus dilindungi dari plagiasi dan pelanggaran hak cipta. Sedangkan bahan ajar yang dirujuk dari sumber lain harus mencantumkan dengan jelas sumber pustakanya.

Contoh-contoh sekolah yang menerapkan E-studying

Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan sistem E-mastering. Kemampuan sekolah melaksanakane-gaining knowledge of ditunjang oleh faktor ketersediaan sarana dan prasarana.  Sekolah pada kota-kota besar lebih memungkinkan daripada sekolah pada daerah-daerah.  Sekolah dengan jenjang lebih tinggi juga lebih memungkinkan daripada sekolah dasar atau lanjutan karena terkait kemampuan siswa dalam menjalankane-gaining knowledge of.

SMA 1 Kudus, situs http://elearning.Sma1kudus.Sch.Identification

SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta http://e-gaining knowledge of.smuha-yog.sch.id

Atasi permasalahan yang sering ditemui.

Dengan kondisi geografis di Indonesia, kendala pelaksanaane-gaining knowledge of yang utama adalah ketersediaan konektivitas internet.E-mastering sangat tergantung dengan sinyal internet, baik pada lokasi pengirim (guru) maupun lokasi penerima (siswa). Apalagi untuk mengunggah dan mengunduh materi dengan multimedia berupa gambar, animasi dan video diperlukan kuota besar dan jaringan internet yang memadai. Dalam hal ini , sekolah hendaknya memilih operator yang handal untukserver internet di lingkungan sekolah. Begitupun dengan siswa di rumah ataumobile, penting untuk memilih operator yang terbukti bisa menjangkau berabagai pelosok daerah.

Selain ketersediaan sinyal internet, sekolah juga harus menyediakan perangkathardware (komputer) dansoftware(program) yang akan digunakan oleh guru dan siswa.

Kendala berikutnya adalah kemampuan sumber daya manusia baik siswa maupun guru. Karena itu siswa harus dibekali dengan kemampuan mengoperasikan komputer dan berselancar dengan internet serta program-programsoftware lain yang sering digunakan seperti Pdf Reader, Microsoft power point, Win zipp dan lain sebagainya. Sedangkan dari pihak guru selain harus mengembangkan kemampuannya dalam hal teknologi informasi dan komputer, guru juga harus bisa mengemas materi ajar dengan lebih menarik dan interaktif.

Bagi siswa yang kurang mampu, tidak memiliki komputer menjadi pembatas pembelajaran dengan carae-gaining knowledge of. Solusinya, siswa tersebut perlu dibantu mendapatkan komputer, bisa dengan cara dipinjamkan atau hibah. Sumber dananya bisa dari dana sosial sekolah atausponsorship.

Belajar efektif dan efisien, serta Manfaat Maksimal.

E-mastering membantu guru dan siswa dapat melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien dengan manfaat maksimal. Dikatakan demikian karena,

  • Siswa dan guru tidak harus hadir 100%, merupakan cara efisien karena belajar-mengajar tidak harus hadir di ruang kelas. Belajar tidak selalu memerlukan ruang. Cara ini juga bisa menjadi solusi kurangnya ruang kelas.
  • Siswa dan guru mengenal internet lebih intensif dan menambah wawasan tentang perkembangan teknologi.
  • Siswa terlatih untuk aktif belajar. Siswa bukan hanya obyek penerima ilmu, namun juga aktif mencari dan belajar. Sedangkan guru terlatih untuk kreatif membuat bahan ajar.
  • Siswa terlatih manajemen waktu. Belajar secara mandiri menyebabkan waktu dan lama belajar fleksibel dan bisa ditentukan oleh siswa.Jika tidak disiplin akan terjadi oeumpukan bahan ajar. Jadi diperlukan disiplin oleh diri sendiri.
  • Siswa belajar sendiri dengan cara yang disukainya. Belajar dengan gembira memudahkan pemahaman siswa.
E-mastering memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.E-mastering membuat pendidikan lebih terjangkau bagi siapapun. Keterbatasan ruang, keterbatasan waktu dan keterbatasan jarak bukan lagi hambatan apabilae-gaining knowledge of diterapkan.

Di Indonesia saat inie-gaining knowledge of masih dalam proses rintisan pada persentase kecil sekolah-sekolah di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dengan kemampuan SDM yang memadai, diharapkane-gaining knowledge of ikut berkembang dan membuat pendidikan lebih terjangkau.

Sumber rujukan:

Buku Pedoman Penyelenggaraan e-gaining knowledge of Institut Pertanian Bogor

www.guru.or.id/e-gaining knowledge of-menciptakan-pembelajaran-efektif.html‎

http://e-gaining knowledge of.smuha-yog.sch.id

http://elearning.Sma1kudus.Sch.Identification

Tidak ada komentar:

Posting Komentar