Minggu, 09 Agustus 2020

Perhatian Asaku

Saya tidak bermaksud memamerkan ketulusan sebagai mama. Sudah wajar seorang mama memberikan kasih sayang pada anak tanpa berharap balasan. Maka ketika si kecil berbalik memberikan perhatian pada saya, perasaan saya begitu membuncah, bahagia, haru, bangga, dan bersyukur. Pokoknya campur aduk, deh!

Asaku Mulia (sekarang 4 tahun) tumbuh menjadi anak yang penuh perhatian. Sejak kecil ketika dia bisa lancar berbicara, saya terkagum mendengarkan ucapan demi ucapannya yang seringkali mengejutkan untuk anak seusianya.

"Mama sudah makan malam belum?" Tanyanya sepulang saya pulang kerja.

"Ayah sudah kunci pintu rumah belum? sudah malam loh," begitu Asa biasa mengingatkan sang Ayah.

"Mau hujan nih, jemuran sudah diangkat belum?" Kata Asa saat siang hari dilihatnya langit mulai gelap.

"Kakak jangan tidur di lantai, nanti sakit perut," tegurnya pada sang kakak yang sedang asyik membaca sambil tiduran di lantai.

Yang lucu lagi saat dia mengingatkan saya saat kami selesai makan di restoran, "Tidak ada yang ketinggalan kan? HP dan dompet mama sudah dibawa semua?"

Selain ucapan-ucapan itu, Asa menunjukkan perhatian dengan tindakan. Misalnya, dia suka mencium saya, dia selalu menutup pintu yang sedang terbuka, mematikan TV saat selesai menonton, membuang sampah pada tempatnya, sekecil apapun sampahnya. Bahkan Asa pernah memaksa membawakan tas yang lumayan berat seusai belanja dari Alfamidi Ya Ampun, anakku perhatian sekali ya.

Wah, punya anak perhatian berarti rumah rapi dong? Hm, tidak juga. Karena Asaku tetap anak kecil yang suka becanda, suka berlompatan di kasur dan sering meninggalkan mainan berserakan. "Tidak apa Nak, Mama tetap bangga dan sayang padamu. Cara-cara kamu memberikan perhatian menjadi momen indah mama bersamamu."

Tulisan di atas memenangkan hadiah five juta rupiah dalam kontes cerita Momen Indah Bersama Buah Hati di Fanpage Alfamidiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar