Kali ini aku ngin bercerita tentang Mbak Sri, kakak sulungku. Menjadi kakak dari 6 adik-adiknya membuat mbak Sri tumbuh sebagai sosok pengayom dan teladan. Dialah wanita istimewaku, sebagai ibu kedua bagiku.
Cerita bapak, Sri kecil sudah belajar menjahit sejak kelas 4 SD, mengikuti jejak bapak yang seorang penjahit. Bapak sengaja mengajar mba Sri agar bisa menjahit. Tujuan bapak agar mbak Sri bisa mandiri, mengingat usia tidak ada yang tahu, namun biasanya orangtua terlebih dahulu dipanggil.
Sebagai anak, Mbak Sri sangat berbakti pada kedua orangtua. Mbak Sri juga rajin bekerja dan belajar. Dahulu, saat buku pelajaran sekolah masih langka, Mbak Sri meminjammya dari perpustakaan dan menyalinnya dengan tulisan tangan. Mbak Sri bisa menyapu sambil membaca buku. Tak heran prestasinya di sekolah sangat bagus.
Mbak Sri sosok yang penyabar dan baik ke semua orang. Teman-temannya sering datang ke rumah minta diajari pelajaran di sekolah. Setiap sore rumah kecil kami penuh sesak teman-teman mbak Sri. Bapak menyediakan papan tulis hitam dan bangku panjang sebagai sarana mba Sri menjadi guru les tanpa bayaran.
Dari berbagi ilmu, kian bertambahlah kepandaian mbak Sri. Singkat cerita, mba Sri berhasil menempuh pendidikan sarjana dan pascasarjana. Saat ini Mbak Sri menjadi dosen di Universitas Sriwijaya, Palembang. Sosoknya yang kecil tetap tampil sederhana.
Ada cerita lucu tentang kesederhanaan penampilannya. Dalam sebuah bis kota saat mudik, Mbak Sri disangka bekerja sebagai pekerja rumah tangga oleh orang yang duduk disebelahnya. Orang itu memanggil mbak Sri dengan sebutan "Nduk" layaknya orang jawa memanggil anak perempuan yang masih belia. Mbak Sri tertawa dalam hati, namun tetap dengan sikap sahajanya, mbak Sri memilih diam tersenyum. Mbak Sri tidak menceritakan tentang jabatan ataupun pekerjaannya sebenarnya. Ketika aku bertanya kenapa kok mbak Sri diam saja, dia menjawab "Mbak nggak mau orang itu malu, lagi pula kenapa mesti malu dikira pekerja rumah tangga, pekerjaannya halal dan mulia, menolong orang".
Banyak teladan yang berguna bagi kami adik-adiknya. Yang palig sering kami dengar adalah nasehat untuk selalu rukun dalam bersaudara. Walaupun kami tinggal saling berjauhan, berpencar di berbagai kota, kami 7 bersaudara yang sangat kompak. Sayang, tidak mungkin kuceritakan semua tentang mbak Sri disini. Bisa menjadi satu buku kumpulan kisah inspiratif. Suatu saat aku ingin menulisnya. Mbak Sri sosok yang rajin, berbakti, penyabar, sederhana, namun cerdas dan kuat. Ya, dialah sosok wanita istimewaku, sosok teladanku, Mbak Sri, atau Sriati atau lingkungannya di kampus mengenalnya sebagai Professor Dr. Ir. Sriati.
Senang bisa menulis sedikit tentangmu mbak :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar