Minggu, 21 Juni 2020

Mass Market dalam Geliat Kampus

Halo teman-teman,

Tahukah anda, di belakang megahnya gedung Institut Pertanian Bogor, ada "mereka" yang sangat berjasa dalam menyokong geliat aktivitas kampus IPB. Mereka adalah pelaku mass marketplace, atau lebih gampangnya dikenal sebagai pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), yaitu para pedagang dan penyedia jasa aneka kebutuhan civitas akademika IPB.

Sambil menikmati gerimis, ikut yuk sejenak jalan-jalan ke Kawasan Kampus Dalam. Adalah sebutan untuk sebuah kawasan yang mengitari di sisi timur kampus IPB. Di sepanjang jalan itulah terdapat nafas perekonomian di lingkungan kampus IPB.

Di Kampus Dalam berderet pertokoan usaha kecil menengah, warung dan pedagang kaki lima. Yang dijual segala rupa kebutuhan harian mahasiswa, dan kebutuhan perkantoran di IPB hingga kebutuhan rumah tangga. Pantas disebut sebagai kawasan serba ada.

Mass Market membantu Kebutuhan Kantor

Saya bekerja di unit Departemen Proteksi Tanaman IPB. Dalam pekerjaan saya sebagai urusan administrasi umum, saya bertanggung jawab pada ketersediaan kebutuhan harian untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, rapat pendidikan, seminar, pelatihan, kebutuhan kantor. Dengan dasar belanja hemat dan efisien, salah satu cara adalah membeli kebutuhan barang dan jasa pada toko terdekat di sekitar kampus. Maka saya pun memilih pertokoan di kawasan Kampus Dalam. Sebagian di antaranya sudah menjadi langganan, saya menyimpan nomor kontaknya sehingga sewaktu-waktu mudah dihubungi. Bahkan, ada yang bersedia mengantar barang-barang pesanan ke kantor di IPB sebagai bentuk peningkatan pelayanan

Ijinkan saya blak-blakan isi telephone e book saya, akan terlihat nomor hp warung nasi ayam bakar, warung masakaan padang, toko snack, toko buah, toko ATK, toko peralatan komputer, toko fotocopy, toko air mineral dan gas, dan banyak lagi. Berikut sebagian mass market yang paling sering saya sambangi :

Souvenir IPB
Toko Buah 'Al Amin Fresh'
Toko kelontong bersebelahan dengan Toko ATK

  • Toko ATK (Alat Tulis Kantor). Kebutuhan wajib perkantoran tentunya alat tulis kantor. Walaupun dari IPB kami menerima pasokan ATK dalam partai besar, tetap saja ada komponen-komponen yang belum tercukupi. Misalnya kertas ukuran tertentu habis, pulpen habis, butuh spidol untuk whiteboard karena proses perkuliahan dimulai, butuh map dan clear holder untuk berkas arsip dan banyak lagi. Toko ATK di Kampus Dalam rata-rata ukuran kecil - menengah. Ada yang telah memiliki NPWP sehingga memudahkan urusan administrasi apabila pembelian di atas Rp. 1.000.000. Dan biasanya kami akan melanjutkan langganan beli pada toko-toko yang telah ber-NPWP tersebut. Tapi banyak juga belanja dibawah satu juta sehingga kita fleksible belanja pada toko-toko kecil lainnya.
  • Toko Fotocopy. Urusan perkantoran dan pendidikan tidak lepas dari kebutuhan penggandaan berkas alias fotocopy. Setiap hari selalu ada berkas yang perlu difotocopy. Biasanya, asisten saya yang bertugas mengantarkan tumpukan berkas untuk difotocopy dan diambil pada waktu yang dijanjikan. Ada banyak toko fotocopy di Kampus Dalam. Tercatat 3 diantaranya menjadi langganan kami karena kualitas hasil fotocopy dan kepuasan kami atas ketepatan layanannya.
  • Toko Alat Komputer. Lagi-lagi urusan perkantoran tak jauh dari penggunaan komputer. Untuk pembelian komputer kami memilih ke toko besar di Bogor atau Jakarta. Tapi untuk pembelian suku cadang atau servis cukup beli di toko alat komputer di Kampus Dalam. Kalau alat-alat seperti mouse, keypad, eksternal hardisk, usb, toner, cartridge dan lain-lain sudah tersedia lengkap di sana.
  • Toko Buah, Snack dan Warung Makan. Nah, ini kebutuhan harian kantor kami. Bukan berarti makan-makan terus ya. Untuk kegiatan sidang tugas akhir, seminar dan rapat biasanya selalu disediakan konsumsi bagi dosen pembimbing dan dosen penguji. Jadi sudah pasti saya menyimpan nomor kontak beberapa penjual nasi dan snack untuk memesan konsumsi setiap harinya. Agar tidak bosan, saya sengaja bergiliran memesan pada toko yang berbeda setiap harinya. Biasanya ada petugas kantor yang menjemput ke warung. Malah seringkali petugas warung yang mengantar ke kantor. Jadi saya tinggal terima dan bayar. warung makanan berusaha menjaga kualitas makanan, memantaskan penyajian. Oiya, untuk kebutuhan rapat atau seminar yang jumlah pesertanya lebih besar, saya telah punya langganan catering sederhana yang enak. Tinggal sms, sebutkan tanggal acara, jumlah pesanan dan pilihan menu, maka catering akan tersedia sesuai pesanan. Walaupun sederhana, mereka sudah sangat profesional kok.
  • Toko Kelontong. Kantor juga butuh peralatan seperti rumah tangga pada umumnya. Untuk kebersihan butuh sapu, kain pel, ember sabun cuci tangan, cairan pembersih lantai, tissue, plastik sampah dan lain-lain. Kebutuhan tersebut tidak belanja dalam jumlah besar, disesuaikan saja bahan /alat mana yang habis,/rusak, baru kemudian belanja. Biasanya setiap bulan ada jatah belanja alat kebersihan ini.
  • Toko cendera mata. Kebutuhan cendera mata ini relatif jarang, tetapi penting juga. Jika ada tamu dari sekolah atau instansi lain, atau tamu petani, kami biasanya memberikan cendera mata berupa souvenir IPB seperti kaos, jam dinding, boneka, mug, payung, tas, stiker dan gantungan kunci. Ada 2 toko penyedia souvenir IPB yang menjadi langganan saya di Kampus Dalam. Salah satunya di kelola oleh koperasi mahasiswa.

Namanya kampus, pastilah di sekitarnya terdapat pemukiman mahasiswa. Sebagian mahasiswa tinggal di asrama di dalam IPB, sebagian lagi kos di sekitaran Kampus Dalam. Dan di mana ada kepadatan penduduk, di situ berkembang mass market (pasar massa) secara subur.

Kampus Dalam sudah seperti lingkungan pasar yang membaur dengan penduduk. Barang kebutuhan yang dijual mempunyai kekhasan, yaitu kebutuhan sehari-hari mahasiswa. Dari makanan dari jajanan hingga nasi, perabot rumah tangga, buku, alat tulis kantor, fotocopy, gadget, elektronik, sepatu, baju, buku dan majalah, kerudung hingga pernak-pernik kado.

Saya pun merasakan manfaat dari mass market di Kampus Dalam. Sebagai ibu bekerja, saya dimudahkan belanja di sekitaran Kampus Dalam. Saya sempatkan mencuri waktu di sela jam makan siang atau sore sebelum pulang. Untuk kebutuhan rumah tangga pun saya tinggal menyusuri Kampus Dalam dan membeli segala rupa lauk pauk untuk kebutuhan makan sore, sayur mayur, buah, alat sekolah anak dan banyak lagi.

Toko kerudung langganan saya. Murah dan keren-keren
Kios majalah dan buku

Bagaimana mereka bisa berkembang?

Kenyataannya kalau boleh saya jujur, mass market di Kampus Dalam  masih terdapat kios yang berantakan, bangunan semi permanen, lingkungan kurang rapi dan higienis, serta kualitas barang dari nilai estetika masih kurang. Mencela saja tidak membuat mereka lebih baik. Mencela bukan wujud berterima kasih. Kami butuh mass market di Kampus Dalam, karena itu seharusnya kami berterima kasih.

Benarkah mass marketplace adalah pelaku pasar yang terlupakan? Mass marketplace justru masih menjadi "darah" perekonomian masyarakat. Walaupun ukurannya kecil, tapi menyebar dan menjadi sumber penghidupan.

Tahu lirik akhir lagu"Butiran Debu" dari Rumor? "Aku tanpamu, butiran debu..."

Menggambarkan betapa tak berdayanya saya tanpa kehadiran mass market di lingkungan kampus. Sebagai penanggung jawab belanja keperluan kantor dan kegiatan pendidikan, saya terbantu oleh mereka-mereka pengusaha mass market Untuk kesemuanya itu saya sampaikan terimakasih. "Aku tanpamu butiran debu.."

Satu harapan saya yang paling besar, tentang sanitasi di pertokoan di Kampus Dalam semoga lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar