Sabtu, 02 Mei 2020

Taman Asa Cinta, Rumah Yang Mengerti Kami

Dalam kurun waktu Mei-Oktober 2019, isi grup WA keluarga saya bombardir dengan foto-foto keramik, pintu, hingga WC duduk. Sampai yang lain pada bosan dan menjawab sekenanya yang penting si Mama tidak nanya-nanya lagi. ??????

Dan saya juga jadi sangat menyukai pergi ke Toko Bangunan daripada Nge -Mall.

Itulah sekelumit kesan dari proses renovasi Taman Asa Cinta.

Di antara kesibukan tahun ini yang pernah saya tuliskan beberapa bulan lalu, https://asacinta.Blogspot.Com/2019/09/tahun-yang-sibuk.Html, yang paling menyita energi, waktu dan tabungan adalah renovasi rumah.

Rumah kami adalah rumah tipe forty five/164, posisi hook, yang dibeli dengan cara KPR tahun 2011. Sejak awal kami maklum kalau membeli rumah KPR itu ibarat membeli lingkungan dan lokasi saja, karena bangunan rumahnya sendiri dibangun dengan kualitas sekedarnya. Memahami itu kami memang mentargetkan pada tahun ke lima sudah harus ancang-ancang renovasi. Tapi apalah daya, price range belum terkumpul dan baru di tahun ke 8 kami memberanikan diri.

Selama eight tahun itu pula kami menahan diri untuk menerima rumah dalam keadaan apa adanya. Kalaupun ada perbaikan sedikit-sedikit itu yang sifatnya darurat dan tidak bisa ditunda, misalnya penambahan dapur tidak permanen, kanopi dari fiber, mengganti pintu dan kusen yang dimakan rayap dan mengecat tembok yang tampak lusuh. Selebihnya kami tabahkan hati dan menikmatinya.

Perubahan Orientasi.

Rumah kami menghadap timur, baik gerbang maupun ruang tamu. Di sisi selatan ada lebihan tanah yang kami sebut halaman samping. Selama ini halaman samping hanya berfungsi untuk menjemur baju. Sesekali saya gunakan untuk vicinity foto-foto saat dulu rajin ikut lomba blog dan kuis. Akses ke taman hanya dari pintu depan atau pintu dapur, dari ruang keluarga tidak bisa memandang bebas ke taman kecuali melalui sebuah jendela kecil.

Ini kondisi taman halaman samping kamihttps://asacinta.Blogspot.Com/2016/07/merawat-taman-keluarga.Html

Kami ingin memaksimalkan menikmati halaman samping ini. Karena itu kami merubah orientasi rumah, dengan meletakkan pintu utama ruang tamu ke arah halaman samping ini. Semula hadap timur, sekarang pintu hadap selatan. Bingung? Biar enggak bingung main aja ke rumah hehe

Mei 2019 , sehari sebelum renovasi.

Oktober 2019

Jasa Arsitek.

Sadar diri tidak bisa menggambar, saya menyerahkan urusan rancangan rumah pada arsitek profesional untuk mengintepretasikan keinginan-keinginan kami. Saya menggunakan jasa PT Arsindo Cipta Karya untuk membuat sketsa denah, tampilan autocad, struktur bangunan dan perhitungan biaya (RAB). Biaya jasanya relatif lebih rendah daripada arsitek lain yang sempat saya telepon.

Walau bisa dibilang cukup besar biayanya, saya  merasa puas telah menggunakan jasa arsitek. Pastinya bedalah gambaran arsitek dengan gambaran tukang biasa.  Kami jadi punya pedoman pegangan untuk bekerja ke tahap selanjutnya. Kalau tidak ada  rancangan arsitek ini, mungkin kita harus bawel ke tukang dan itupun belum tentu sama dengan pikiran kita.

Dengan berbekal gambar dari arsitek ini, saya memulai mencari tukang. Oiya, sebenarnya pihak arsitek menawarkan untuk lanjut ke tahap pembangunan, tapi karena RAB yang disodorin cukup besar di luar jangkauan kami, maka kami beralih pengerjaannya ke tukang yang bisa masuk seusai budget yang ada. Jadi ke arsitek boleh saja kok hanya minta jasa gambar.

Dan sejauh ini saya tidak merasa rugi dengan biaya yang dikeluarkan untuk jasa menggambar karena pada prakteknya, pengerjaan rumah oleh tukang bisa berjalan lebih cepat dan komunikasi saya dengan tukang lebih mudah. Tukang tinggal mengikuti apa yang sudah tergambar saja. Kalaupun ada perubahan ornamen sifatnya perubahan minor saja

Mencari Tukang yang Cocok.

Butuh kemistri yang kuat hingga kami memilih tukang yang cocok. Kalau ditanya kriterianya apa, hmm, agak susah menjelaskan. Kami pilih tukang di mana kami merasa nyaman ngobrolnya dan jujur. Soal kualitas kerja kita kan juga baru pertama kali menggunakan jasa tukang untuk renovasi rumah, jadi ya masih coba-coba juga sih.

Dari obrolan dengan salah satu teman kantor yang baru selesai renovasi rumah, saya diajak main ke rumahnya dan merasa rumahnya kece dengan budget medium. Langsung saya  merasa inilah yang kami cari. Akhirnya saya berkenalan dengan Pak Endang (tukang) dan ngobrol banyak tentang cita-cita kami, serta kapasitas budget kami.

Dari rumah 2 lantai yang telah kami rancangkan ke arsitek, kami berencana hanya membangun setengahnya dulu, yaitu lantai 1. Pak Endang bermula dari menanyakan finances kami. Setelah kami sebutkan nominalnya, beliau berhitung dan memberikan penawaran dengan biaya tersebut bisa mendapatkan bangunan seluas apa dan seperti apa.

Rumah yang Mengerti Kami.

Walaupun sudah ada gambar dari arsitek dengan cukup detil, seiring proses pembangunan berjalan, ada perubahan-perubahan minor yang dilakukan.

Konsep yang kami selalu jaga adalah bahwa rumah ini adalah rumah yang mengerti kami, para penghuninya.

Detil penempatan ruang dan bagian-bagian rumah kami buat berdasar kebutuhan dan pengalaman sehari-hari selama 8 th. Misalnya kebutuhan setiap hari mengejar tukang sayur dan tukang sampah, jadi dapur kami pindahkan ke depan. Lalu kebutuhan leyeh-leyeh sambil melihat taman maka kamar tidur dihadapkan ke arah taman dengan jendela-jendela lebar.

Di setiap ruang rumah ada sumber cahaya dan angin. Saya memilih jendela-jendela besar untuk sekeliling ruangan. Bahkan kamar mandi juga ada jendela keluar.

  • Ini inspirasinya

Sedangkan desain pintu dan cat bisa dilakukan sambil jalan aja, ternyata berubah style dari desain semula. Kebetulan saja pas renovasi pas seleranya seperti itu jadi dipilihlah biru. Bisa jadi selera tahun depan berubah ?????? Begitulah..Kira-kira..

Beruntung Pak Endang menanyakan detil setiap tahapan yang akan dilakukan agar kami sebagai penghuni rumah merasa nyaman saat menempatinya kelak.

Saya yang banyak mengambil peran dalam hal ini. Seperti menentukan tinggi meja dapur lebih pendek dari rata-rata. Tukangnya sempat heran dan memberi saran yang semestinya, tapi saya bilang bahwa saya mau tingginya pas buat mengulek sambel agar tangan tidak pegal.

Sekarang dapurya sudah nyaman. Akhirnya bisa juga mengisi dapur dengan perangkat yang lucu dan ergonomis biar tambah semangat. Pilihan perangkat dapur saya ada di sini https://my-great.Identification/lists/131922

Untuk kamar mandi juga saya pikirkan kebutuhan meletakkan baju kering, meletakkan ponsel agar tidak kena air serta menentukan posisi area basah dan kering.  Tinggi shower juga disesuaikan dengan jangkauan tangan saya yang pendek tapi masih lebih tinggi dari kepala kami semua.

Bahkan hingga lokasi saklar dan colokan listrik Pak Endang meminta kami yang menentukan.

Bisa dibilang, chat saya dengan pak Tukang lebih intensif daripada chat dengan suami. Hihihi..

Dalam renovasi tahap 1 ini kami mengubah five ruang fungsional menjadi 3 ruang saja yaitu ruang tamu yang bergabung dengan dapur, kamar mandi yang lebih luas, dan 1 kamar tidur untuk berempat. Selebihnya adalah calon ruang di lantai atas yang baru disiapkan dak-nya saja.

Sketsa yang saya buat di tablet Asa. Dan dia baru tahu kalau Mamanya pintar menggambar ??

Selamat Pagi Cemara!

Itulah foto pertama saya sebangun tidur di rumah baru pada pertengahan Oktober 2019. Proses pembangunan memakan waktu five bulan. Cukup lama untuk renovasi yang tidak terlalu besar. Alhamdulillah semua lancar.

Hasilnya bagaimana? Ada kekurangan, banyak kelebihan. Tapi tak ada satupun yang kami komplain dari pembangunan ini karena dengam finances terbatas, mimpi kami terwujud.

Masih banyak sekali PR untuk berbenah. Taman masih belum pulih rumputnya. Barang-barang masih dalam box belum semuanya disortir. Tapi kami tak sabar untuk mengundang teman dekat. Alhamdulillah, adaaa saja yang foremost ke taman Asa Cinta. Alhamdulillah..Ya Allah kami menyukai rumah sederhana ini.

Semoga keberkahan selalu menyertai Taman Asa Cinta.

Selamat pagi Cemara!

Suami yang menggantung payung di sini secara iseng, dan Cinta bilang, "Bagus nih buat foto instagram"

Iron, Irocin dan Korik, trio Owl dari Bangkok

Tamu-tamu kecil di pagi hari. Semula cuma 4. Sekarang sudah 30 ekor

Penampakan atap-atap tetangga. Tampak sebagai latar adalah Gunung Salak.

Terimakasih kepada galery foto-foto instagram dengan hestek #rumahidaman #rumahminimalis #dapurmini.Alis #kamarmandiminimalis #bluehouse #bluedoor #doordesign #redbench

Tidak ada komentar:

Posting Komentar